Bisakah Anda memberikan alasan pribadi mengapa mempelajari bahasa asing, misalnya Bahasa Inggris? Selain memang kurikulum pendidikan di Indonesia mewajibkan Bahasa Inggris dipelajari dari tingkat Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi, tentu ada alasan logis dan ilmiah yang bisa menjelaskannya.
Bahasa Inggris sudah menjadi bahasa yang global; dipelajari dan digunakan hampir di seluruh dunia. Meskipun perbedaan struktur kata D-M (Diterangkan-Mererangkan) dan M-D (Menerangkan-Diterangkan) serta Tenses yang tidak dimiliki gramatikal Bahasa Indonesia adalah hambatan utama, secara garis besar belajar sebuah bahasa asing itu tidaklah sulit, yang penting butuh waktu dan konsistensi. Faktor lingkungan juga bisa mempengaruhi tingkat kesuksesan mempelajari bahasa asing.
John McWhrother, seorang Linguis asal Amerika Serikat memberikan setidaknya empat alasan untuk mempelajari bahasa asing dalam presentasinya di TED. Selain itu, Saya juga menambahkan alasan pribadi mengapa kita harus belajar bahasa asing.
Belajar bahasa = Menghargai budaya
Untuk bisa bergabung dan berinteraksi dengan komunitas atau budaya luar, tentu bahasa menjadi medium untuk dapat menyampaikan pesan dan berinteraksi satu sama lain. Selain itu, jika kita bisa menguasai bahasa asing, bangsa lain akan lebih menghargai kita karena kita juga menghargai budayanya.
Belajar bahasa menjadikan kita seorang Multitasker
Menjadi orang yang Bilingual itu keren! Kita bisa mengekspresikan sesuatu dari atau dalam bahasa lainnya, tentunya lewat proses penerjemahan. Sebagai contoh, ketika kita mencoba memahami makna dari sebuah ujaran, tentu kita akan men-transfer-nya ke dalam bahasa ibu terlebih dahulu. Otak kita akan terlatih untuk melakukan beberapa hal sekaligus alias Multitasking.
"Bilingualism is healthy"Â (John McWorther)
Belajar bahasa itu seru dan menyenangkan
Mempelajari bahasa asing itu seperti belajar menyetir di berbagai negara berbeda; ada yang di sebelah kiri dan ada juga yang di sebelah kanan. Belajar bahasa tentu menyangkut urutan kata (Word Order) yang mungkin berbeda antara satu bahasa dengan yang lainnya. Sebagai contoh, kita harus terbiasa membaca dari sebelah kanan jika mempelajari Bahasa Arab, begitu juga Bahasa Jepang. Ditambah lagi alfabetnya yang berbeda dengan Bahasa Indonesia. Janganlah khawatir, hal ini bisa jadi seru dan menyenangkan. Jika dipelajari dengan rutin, pasti lama-lama kita akan terbiasa menggunakannya.
Tidak ada alasan untuk kesulitan belajar bahasa
Dahulu kala (meskipun masih ada hingga kini), belajar bahasa asing itu susah dan mahal. Kita harus pergi ke sebuah lembaga bimbingan bahasa yang jauh dari rumah, diajar oleh tutor atau guru yang "killer", serta biayanya yang mahal. Tapi seiring berkembangnya teknologi dan internet, belajar bahasa dengan cara yang mudah dan murah juga bisa lewat media belajar bahasa inggris berbasis web, aplikasi smartphone, video tutorial, dan lain-lain. Bukan tidak mungkin cara ini lebih efisien selain belajar secara formal di dalam kelas bahasa. Masih bilang belajar bahasa asing itu sulit?
Belajar satu bahasa asing tidak akan pernah cukup
Jika kita bisa menguasai satu bahasa asing, biasanya kita penasaran ingin juga mempelajari bahasa lainnya. Kemiripan kosakata dan struktur kalimat bisa jadi faktor utama orang ingin sekali menjadi Polyglot (orang yang menguasai banyak bahasa) karena terasa lebih mudah. Tentunya sangat bermanfaat jika kita berkesempatan mengunjungi negara dimana bahasanya kita kuasai agar dapat berinteraksi langsung dengan penutur aslinya. Belum lagi tawaran menggiurkan untuk menjadi penerjemah atau interpreter profesional.
**
Bahasa apa sih yang paling sulit untuk dipelajari? Jawabannya adalah bahasa asing yang pertama Anda pelajari. Tetaplah semangat belajar bahasa asing, apapun dan sesulit apapun bahasanya, dan rasakan manfaatnya di kemudian hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H