Mohon tunggu...
Ardiansyah Taher
Ardiansyah Taher Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sociolinguist

Music, Sports, Languages

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jangan Salah Kaprah tentang Linguistik

6 Oktober 2016   04:23 Diperbarui: 6 Oktober 2016   16:53 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih banyak orang yang belum tahu apa itu linguistik, bahkan mahasiswa sastra tingkat akhir juga ada yang masih tidak bisa menjelaskan 'apa itu linguistik?' meskipun sudah bertahun-tahun mempelajarinya. Seorang teman kuliah bahkan punya alasan sendiri kenapa mengambil jurusan Sastra Inggris. Simpel saja, karena ingin bisa berbahasa Inggris. Padahal belajar Bahasa tidak harus mengemban ilmu di perguruan tinggi. Cukup lewat kursus bahasa secara intensif bahkan dengan cara sendiri/otodidak secara konsisten, kita bisa mahir berbahasa asing.

Bagi kalian mahasiswa lulusan sastra asing harus bersyukur, kita bisa disebut ahli bahasa (linguis) sesuai sastra asing yang dipelajari. Kita mendapatkan sesuatu yang kita tidak bisa dapatkan di sebuah kursus bahasa yang paling mahal dan berkualitas sekalipun yaitu linguistik (theoretical). Inilah yang menjadi modal berharga yang harus dikuasai dan diterapkan untuk mahasiswa sastra selain mempelajari hal-hal lain seperti bahasa, sejarah dan budayanya.

Inilah beberapa anggapan yang keliru tentang Linguistik yang disematkan kepada seorang linguis. Andakah salah satu yang beranggapan demikian?

Linguis Menyukai Gramatikal yang Baku
Belajar linguistik tentu belajar bagaimana menggunakan bahasa dengan baik dan benar. Tapi karena sejatinya bahasa itu bersifat manasuka/arbitrer, linguis perlu tahu bagaimana bahasa itu digunakan oleh penutur asli di dalam kehidupan sehari-hari. Sebuah bahasa memiliki gaya dan penggunaan yang berbeda-beda meskipun terkadang melanggar kaidah bahasa itu sendiri. Penelitian bahasa akan terus dilakukan karena bahasa yang terus berkembang di setiap waktu.

Linguis Tahu Segalanya tentang Bahasa
Linguis belajar seluk beluk tentang linguistik (fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dll.) namun tidak berarti menguasai semuanya. Cabang linguistik ada banyak dan bisa diterapkan dengan cabang ilmu lainnya, seperti psikolinguistik, sosiolinguistik, linguistik forensik, leksikografi, linguistik korpus, dll. Seperti dokter spesialis, linguis akan memilih untuk melanjutkan studi dan mempelajari spesialisasi ilmu bahasa sesuai yang diminatinya agar menjadi seorang pakar di bidangnya.

Linguis adalah Penerjemah atau Interpreter
Menerjemahkan merupakan salah satu keahlian dari mempelajari bahasa. Berbeda dengan linguis, untuk menjadi penerjemah tidak perlu mempelajari linguistik secara menyeluruh. Para penerjemah ataupun interpreter memiliki kemampuan dalam menguasai kosa kata sebuah bahasa asing untuk ditransfer ke dalam bahasa lainnya dan bekerja secara profesional berdasarkan teori-teori penerjemahan yang dipelajari.

Linguis adalah Akademisi yang Harus Bekerja di Universitas
Setelah lulus kuliah, banyak juga mahasiswa lulusan sastra yang bekerja dan mengabdikan dirinya di dunia pendidikan dengan menjadi seorang guru atau dosen. Tapi ini bukan menjadi sebuah kewajiban seorang lulusan sastra yang notabene belajar linguistik untuk bekerja di sekolah/universitas setelah lulus kuliah. Dengan modal bisa berbahasa asing (meskipun pasif), linguis tentu bisa meniti karirnya di bidang lain seperti kementerian, industri media, bahkan dunia perbankan.

Linguis Pasti Menguasai Banyak Bahasa
Belajar linguistik kurang lengkap tanpa mempelajari bahasa-bahasa asing lainnya. Hal ini bukan semata-mata untuk mengasah dan menambah keahlian berbahasa, ini juga bermanfaat sebagai perbandingan dalam menjalankan sebuah penelitian. Untuk menjadi seorang linguis tidak harus belajar bahasa asing atau banyak bahasa, berbeda dengan seorang polyglot yang bisa bicara banyak bahasa. Siapapun dari kita bisa menjadi linguis untuk mempelajari dan meneliti bahasa kita sendiri.

**

Mempelajari linguistik bukan hanya soal paham mengucapkan dan mengartikan sebuah bahasa asing, tapi bagaimana mengetahui bahasa itu digunakan, berkembang, serta mempengaruhi perilaku sosial. Jadi, Ketika masih ada orang bertanya atau bahkan beranggapan yang salah tentang linguistik dan linguis, beberapa hal tersebut bisa menjelaskan segalanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun