Menumbuhkan kumis dan jenggot serta membentuknya menjadi tampilan yang unik sudah menjadi tren para kaum Adam. Kesan macho dan berwibawa sekejap tumbuh seiring tumbuhnya bulu-bulu halus di sekitar wajah seorang pria dewasa. Tak heran, para wanita semakin tertarik dan menyukai pria berkumis atau berjenggot. meskipun ada juga yang berpendapat bahwa ada kesan "urakan" untuk pria yang tidak pernah bercukur. Setiap bulan November ada sebuah kampanye sosial yang unik bertajuk “No Shave November”.
Apa itu No Shave November?
No Shave November sendiri adalah gerakan menumbuhkan kumis dan jenggot selama sebulan penuh sebagai bentuk kesadaran akan bahaya kanker. Tujuan dari gerakan No Shave November ini adalah untuk “menumbuhkan” kesadaran akan bahaya penyakit kanker dengan merawat rambut kita. Karena banyak penderita kanker yang harus mencukur habis rambutnya untuk keperluan Kemoterapi demi kesembuhannya.
Dengan membiarkan kumis dan jenggot tumbuh hingga lebat, kita berarti menghemat biaya dan bisa mendonasikan uang kita yang seharusnya dialokasikan untuk biaya cukur di sebuah salon ataupun biaya perawatan brewok secara berkala. Gerakan sosial ini juga bertujuan mengedukasi semua orang untuk hidup sehat dan membantu memberikan dukungan moril kepada penderita kanker untuk tetap semangat melawan penyakit.
Sejak dahulu, tren berkumis dan berjenggot sudah dilakukan banyak orang. Para Cendekiawan, Pemusik, bahkan pesepakbola juga banyak yang tambil dengan kumis dan jenggot lebatnya. Gaya berkumis dan berjenggot juga digandrungi para public figure di seluruh dunia sampai saat ini, termasuk Indonesia.
Kakak tertua dari delapan bersaudara keluarga Hill di pinggiran Kota Chicago mendirikan yayasan No Shave November. Mereka kehilangan ayah tercintanya di tahun 2007 setelah berjuang melawan kanker usus selama 18 bulan. Rebecca Hill sebagai kakak tertua mencoba mencari dana untuk penelitian tentang kanker, dan mencoba mengajukan gerakan No Shave November sebagai makna melawan penyakit kanker.
Ingin Berpartisipasi?
Peraturan berpartisipasi dalam kampanye sosial ini sangatlah mudah. Bagi kalian pria dewasa, taruhlah pisau cukur dan jangan menggunakannya selama 30 hari, jangan pula mampir ke kios tukang cukur bahkan hanya untuk menipiskan merapihkan bulu-bulu di sekitar wajah yang mulai tumbuh lebat. Lalu donasikan uang yang seharusnya dibelikan pisau cukur atau biaya perawatan rambut lainnya.
Biasanya setelah bulan November berakhir, para pria yang sudah membiarkan kumis dan jenggotnya selama sebulan akan meramaikan jagad media sosial dengan mengunggah fotonya yang tampil berkuis dan berjanggut panjang. Pastinya, penampilan baru pun terlihat berbeda dari sebulan yang lalu. Perlu diingat bahwa No Shave November bukanlah seperti kontes menghias kumis dan jenggot.
Bagi kalian yang belum bisa berkumis dan berjenggot, silahkan berusaha menumbuhkannya. Jika perlu, kalian bisa membeli obat penumbuh bulu-bulu halus yang terpercaya. Untuk kalian yang tidak bisa tampil berkumis dan berjenggot panjang karena peraturan perusahaan tempat kalian bekerja, janganlah khawatir. Cukup dengan mendonasikan sedikit rejeki kalian untuk kegiatan sosial ini tentu diperbolehkan. Namun nampaknya kampanye sosial ini masih urang populer di Indonesia. meskipun begitu, apakah anda tertarik untuk mencoba?
Bulan November akan tiba. Siapkah kalian tampil beda dengan kumis dan jenggot panjang di musim penghujan ini? Silahkan menumbuhkan kumis dan jenggot kalian yang asli, jangan memakai jenggot palsu ya!
Referensi:
Sejarah Singkat No Shave November
Artikel Terkait:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H