Mohon tunggu...
Ardi Syam
Ardi Syam Mohon Tunggu... -

Hobby adalah menulis di blog.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perubahan Bentuk Bulan Sebagai Sarana Penentuan Penanggalan Islam

28 Juni 2013   06:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:19 977
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


Kalau Allah sendiri telah mengunakan kata-kata 'precise calculation' dan 'detail', lalu kenapa masih terjadi kekacauan dalam penentuan awal bulan Ramadhan dan Syawal? Mau tahu alasannya?

Alasan utamanya adalah karena adanya perintah untuk melihat 'Ahillah' di Qur'an 2:189.

Menurut Sahih International:

They ask you, [O Muhammad], about the new moons. Say, "They are measurements of time for the people and for Hajj." And it is not righteousness to enter houses from the back, but righteousness is [in] one who fears Allah. And enter houses from their doors. And fear Allah that you may succeed.


Terjemahan Ahillah sebagai 'new moons' juga bisa dijumpai di terjemahan al-Qur'an oleh Muhsin Khan, Pickthall, Yusuf Ali, Shakir dan Dr. Ghali. Bahkan terjemahan Dr. Ghali menambahkan kata-kata berikut ini: 'They ask you concerning the new moons (Literally: crescents)'. Bukan hanya dalam bahasa Inggris, bahkan dalam bahasa-bahasa lain, Ahillah ini diterjemahkan sebagai 'crescent' (bulan sabit) atau 'new moons'.

Sebenarnya arti Ahillah bukanlah 'New Moons' ataupun bulan sabit, walaupun bentuk  jamak dari kata 'Hilaal'. Kalau tidka percaya, bisa baca penerangan dalam tafsir Tabari, Ibn Kathir, Kurtubi dan sebagainya.

They will ask you, O Muhammad (s), about the new moons (ahilla, plural of hilÄl): `Why do they seem very thin, and then wax until they are full of light, and then wane again as at the first, and are not always the same, in the way that the sun is?' Say, to them: `They are appointed times (mawÄqÄ«t is the plural of mÄ«qÄt) for the people, for them to know the times for sowing the land, for business, for their women's waiting periods, their fast and their breaking it, and the Pilgrimage' (wa'l-hajji and the Pilgrimage', is a supplement to li'l-nÄsi, `for the people'), that is to say, [appointed times] by which its season is known, for if they [the new moons] always looked the same, none of these things could be known.


Tafsir di atas menjelaskan kenapa ayat itu turun yaitu karena para sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW perihal bentuk bulan yang berubah-ubah. Jelas sekali yang mereka tanyakan bukanlah Hilaal atau bulan sabit yang muncul di awal bulan. Allah SWT kemudian memberikan jawaban kepada Rasulullah SAW yaitu 'sebagai penanggalan bagi orang-orang dan juga ibadah haji'.

Selain alasan di atas, sebuah kata dalam al-Qur'an sepatutnya dicarikan penjelasannya terlebih dahulu di dalam al-Qur'an juga, dimana sebuah ayat bisa menjelaskan ayat-ayat yang lain.

Orang-orang berkata bahwa Ahillah merupakan bentuk jamak dari Hilaal. Kata Ahillah hanya digunakan sekali saja dalam al-Qur'an yaitu 2:189. Masalahnya kata Hilaal ini tidak ada sama sekali dalam al-Qur'an. Lalu bagaimana cara kita mengetahui arti dari kata tersebut?

Kalau kita kembali pada surat 36: 39 yang telah disebutkan sebelumnya, jelas disebutkan bagaimana bentuk bulan di akhir bulan yaitu seperti 'old urjoon (date stalk)'.  Ini merupakan salah satu bentuk bulan selain bentuk Hilaal yang terlihat di awal bulan. Jadi jelaslah bahwa  Ahillah berarti bentuk-bentuk bulan atau phasa-phasa bulan dalam sebulan.

Mari kita ambil contoh kata lain yang memiliki bentuk jamak dan tidak, dalam al-Qur'an yaitu `Mawaakeeth'. Kata ini adalah bentuk jamak dari kata `meekath' yang banyak dijumpai dalam al-Qur'an yang berarti 'tanggal'. "Inna youmal fasli kaana meekathan" yang berarti "the day of harvesting is a fixed date". Sedangkan bentuk jamaknya adalah seperti "they are dates for people and Hajj".

Dengan fakta-fakta di atas, maka kata "Ahillah" (yang sering diartikan sebagai "New Moons" ataupun "Crescent") dalam surat Al-Baqarah ayat 189 (2: 189) lebih cocok diartikan sebagai "phasa-phasa bulan".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun