Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan diri melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, serta cara atau perbuatan yang mendidik. Di era yang serba modern ini, ternyata masih ada segelintir masyarakat yang belum mengerti betapa pentingnya pendidikan itu.Â
Terutama bagi kaum perempuan, yang di mana mereka kelak akan menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya. Masih ada sebagian masyarakat yang beranggapan bahwa, untuk apa perempuan menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi namun tetap saja ujung-ujungnya akan tetap berada di dapur atau hanya sekadar menjadi ibu rumah tangga.
Maka dari itu, di era ini masih ada anak perempuan yang putus sekolah, dengan alasan orang tua mereka merasa bahwa pendidikan bukanlah sebuah prioritas. Hingga terjadi adanya pernikahan dini, orang tua mereka beranggapan bahwa pernikahan itu ialah jalan keluar dari permasalahan ekonomi, mereka berpikir bahwa dengan cara menikahkan anaknya yang sudah beranjak dewasa (sudah mengalami menstruasi) maka kondisi ekonomi keluarga mereka akan membaik, padahal belum tentu.Â
Belum lagi, ada juga sebagian laki-laki yang beranggapan bahwa perempuan itu tidak perlu menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari laki-laki, seperti contohnya perempuan yang mempunyai gelar sarjana namun si laki-laki hanya tamatan SMA. Lantas, seberapa pentingkah pendidikan bagi perempuan? Mengapa perempuan harus berpendidikan tinggi?
Dikutip dari Universal Declaration Of Human Rights yang diproklamirkan PBB tahun 1948, "Pendidikan adalah salah satu hak asasi manusia bukan hak istimewa. Setiap orang dan apapun gendernya berhak mendapatkan pendidikan".Â
Namun kenyataannya tidak demikian, di dunia dari 758 juta orang yang tidak bisa membaca dan menulis, 2/3nya itu adalah perempuan. Di Indonesia, rata-rata pendidikan perempuan hanya 8,1 tahun diakibatkan oleh banyak faktor, yaitu stereotip, patriarki, kemiskinan, dan kekerasan terhadap perempuan.
Menurut data dari BPS dan KEMENDIKBUD, pada tahun 2018 ada sebesar 2,2 juta jiwa penyandang buta aksara, diantaranya adalah perempuan yang mayoritas ibu rumah tangga. Hal ini lebih banyak jika dibandingkan dengan laki-laki yakni sebesar 1,1 juta jiwa.
Pendidikan merupakan hal yang penting bagi perempuan, mengapa?
1. Perempuan adalah sekolah pertama bagi anak-anak dan menanamkan akhlak yang baik bagi anak-anaknya.
2. Pendidikan adalah modal utama. Perempuan harus memiliki keterampilan yang mumpuni dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dalam bermasyarakat.
3. Mendukung kehidupannya sendiri dan orang lain. Keterampilan yang dimiliki perempuan akan mendukung kehidupannya dan orang lain.
4. Dapat mengikuti zaman dan teknologi. Dibutuhkan ibu yang melek teknologi agar bisa menjaga anak dari penyalahgunaan internet.
5. Mencegah pernikahan dini. Di Indonesia, anak diwajibkan untuk bersekolah selama 12 tahun. Setidaknya jika perempuan dinikahkan setelah lulus SMA maka
usianya sudah lebih dari 17 tahun.
6. Mandiri dan percaya diri. Dengan keahlian yang dimiliki, perempuan tidak akan bergantung terhadap laki-laki setelah menikah dan juga perempuan akan percaya
diri karena memiliki status dan kemampuannya yang sama dengan suaminya.
7. Mencegah perdagangan manusia. United Nation menyebutkan bahwa "Perempuan miskin dan kurang pendidikan rentan dalam perdagangan manusia".
Dengan pendidikan, perdagangan manusia terutama perdagangan perempuan masih memiliki kesempatan untuk dicegah.
Mengejar pendidikan tinggi bukan hanya perihal gelar, status, dan gengsi. Melainkan untuk menambah wawasan, membuka pikiran, dan tentunya memperluas jaringan. Berikut beberapa alasan mengapa perempuan harus berpendidikan tinggi.
1. Cantik VS Ilmu
Cantik akan termakan oleh waktu dan ilmu akan kekal abadi. Butuh ilmu untuk mendidik dan mengajar anak-anak, karena banyak anak-anak yang terjerumus ke dalam pergaulan yang salah. Pepatah mengatakan "Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya".Â
Mendidik anak bukan suatu pekerjaan yang mudah untuk dilakukan, namun butuh ilmu untuk memahami cara mendidik anak dengan baik apalagi di zaman yang sudah canggih ini. Para ibu dituntut untuk menguasai teknologi untuk apa?Â
Untuk bisa mengawasi anak-anaknya agar mereka tidak salah dalam menggunakan internet. Bisa bekerja membantu suami dari segi finansial. Mereka bisa bekerja di kantor, membuka usaha, dan lainnya. Perempuan yang memiliki banyak ilmu pasti akan menyerap dan mengembangkan ilmunya dalam hal apapun.
2. Karier VS Keluarga
Banyak yang bilang kalau perempuan yang memiliki penddikan tinggi dan bekerja, mereka akan melupakan kodrat serta keluarganya.Â
Perempuan yang menyerap ilmunya dengan baik pasti akan membagi waktunya dan tahu kapan dia harus menjadi istri dan ibu yang baik. Dapat mandiri dan bertahan, perempuan yang berilmu akan tetap bisa membiayai anak-anaknya dengan ilmu yang dia miliki.
Oleh karena itu, pendidikan bisa membantu perempuan untuk mengangkat derajat mereka, mengeluarkan mereka dari kemiskinan, membantu mereka untuk mengambil keputusan sendiri, serta mengedukasi mereka tentang kesehatan seksual dan reproduksi.Â
Dan dalam tatanan rumah tangga, partisipasi perempuan itu bisa meningkatkan ekonomi keluarga bahkan juga bisa meningkatkan ekonomi global. Jadi, sebenarnya perempuan itu adalah solusi dari banyaknya permasalahan yang kita alami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H