Upaya adalah tindakan ideal di antara diam dan memaksakan. Upaya sama halnya dengan berjalan, bukan diam, bukan pula berlari kencang tanpa berpikir panjang. Upaya yang ideal menghasilkan output seperti potensi hasil pemaksaan, namun diperoleh dengan cara yg seolah diam. Mengapa demikian? Serta bagaimana jika tidak demikian?
Sebagai upaya untuk memperoleh jawaban, coba kita ilustrasikan. Suatu ketika, Rudi, seorang manajer paruh baya, diperintahkan oleh Bonar, bossnya, untuk membeli sebuah aksesoris sepeda yang cenderung langka. Ditambah lagi, seminggu kemudian sepeda itu akan digunakan untuk touring bersama klubnya. Sedangkan, di sisi lain, Rudi memiliki pekerjaan yang tak bisa ditinggalkan. Jadi, Rudi cenderung terdesak oleh keadaan.
Sebenarnya, Rudi bisa saja menolak. Namun, inti permasalahan dari tulisan ini tidak akan terjawab. Jadi, diasumsikan sebaliknya.
Jika Rudi sudah mengiyakan tapi diam saja, maka tentu ia tidak akan mendapatkan aksesoris sepeda pesanan bossnya. Potensi dampaknya beragam, mulai dari mendapat teguran karena mengecewakan, hingga dianggap tidak berkomitmen dan membangkang. Sebaliknya, jika memaksakan, maka mungkin Rudi pergi ke toko-toko sepeda di seluruh penjuru kota atau bahkan mungkin sampai ke luar kota agar segera mendapatkannya. Dampaknya pun tak kalah beragam, mulai dari pemborosan, pekerjaan utamanya justru berantakan, hingga bisa saja malah diberhentikan. Serba salah, bukan? Sebab, diam dan memaksakan memang sama-sama sulit dibenarkan.
Media pengupaya pertama yang perlu dijalankan ialah pikiran. Dengan berpikir, Rudi berpotensi mendapatkan apa yang dibutuhkan meskipun seolah diam dan segala risiko dapat dihindarkan. Ting! Rudi mendapat ide. Ia mencari aksesoris sepeda di toko maya lewat layar gawainya. Produk yang dicari pun ditemukannya. Pasca pembayaran via transfer bank, kurang dari seminggu aksesoris sepeda itu datang. Bossnya pun senang.
Begitulah gambaran dari proses mengupayakan. Bukan diam, bukan pula berlari kencang tanpa berpikir panjang, apalagi bertindak sembarangan. Dengan mengupayakan, potensi hasilnya sama dengan memaksakan, tapi diperoleh dengan cara yang seolah diam. Sekian, semoga dapat menjadi pencerahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H