Mohon tunggu...
Ardiningtiyas Pitaloka
Ardiningtiyas Pitaloka Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan SDM

Penulis buku bertema karier dan profesional asesor dalam proses pemetaan potensi, promosi dan rekrutmen SDM.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Mengembangkan Karier Melalui Sense of Business

24 November 2021   19:09 Diperbarui: 3 Desember 2021   05:34 2119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi membangun sense of bussiness | Sumber: Pexels/Andrea Piacquadio

Kompetensi sense of business bisa memiliki banyak redaksional, seperti insting bisnis, pemahaman bisnis, commercial acumen, dan lainnya. 

Kompetensi ini terkesan menjadi ‘milik’ orang-orang yang bekerja di bidang marketing atau strategi bisnis, sehingga mereka yang berada di bagian operasional/non bisnis kadang merasa tidak terlalu penting.

Milik Semua 

Kenyataannya, semua bagian setiap harinya berjalan untuk menciptakan dan mendukung sasaran bisnis organisasi. 

Lebih spesifik lagi, semua bergerak untuk membuat organisasi memenangkan persaingan bisnis dengan kompetitor. 

Anda sebagai IT analyst, tenaga medis rumah sakit/klinik kesehatan, customer service, akuntan, termasuk HR, semuanya merupakan komponen organisasi yang menggerakkan roda bisnis. Untuk itu, pemahaman terkait bisnis dan kompetitor bukan hanya kewajiban pasukan bisnis di garda depan.

Setiap bagian memang memiliki fokus tersendiri dan menuntut penguasaan yang tajam. Dalam sesi interview, banyak kandidat yang penuh semangat menceritakan dan menegaskan selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi konsumen/klien. 

Sebagai konsumen, terlebih di era informasi super terbuka, tentu memiliki keleluasaan untuk menyatakan layanan maupun produk satu perusahaan adalah yang terbaik.

Kita sebagai konsumen, biasanya akan membandingkan dengan layanan atau produk sejenis. Sayangnya, cukup banyak orang yang semangat memberikan layanan terbaik, namun tidak mengetahui kompetitor. Pertanyaannya, bagaimana bisa yakin bahwa layanan tersebut terbaik?

Perusahaan memiliki parameter terkait layanan atau produk terbaik. Tim khusus juga tersedia untuk melakukan studi kepuasan dan sebagainya. 

Usaha terbaik kita tentunya mengacu pada KPI (Key Performance Indicator) atau target manajemen pada tahun berjalan. Akan tetapi, perlu kita ingat lagi, bahwa semua proses kerja kita juga untuk membuat perusahaan memenangkan persaingan. Walaupun, misalnya kita bekerja di perusahaan yang berturut-turut nomor 1 di Indonesia selama 3 tahun, atau Asia Tenggara. 

Perusahaan kita tetap memiliki kompetitor, perusahaan di rangking 2 dan 3, kemungkinan lawan terberat saat ini. Mungkin perusahaan sejenis, atau sedikit berbeda namun masih satu lingkup industry.

Memantik Pengembangan Diri

Memiliki pemahaman bisnis dan kompetitor bisa menjadi pendorong kuat dalam melakukan hal terbaik bagi perusahaan. 

Kita juga memahami peran langsung dalam rantai bisnis perusahaan dan konsekuensinya ke konsumen. Manfaat lainnya, mendorong semangat belajar bidang sendiri untuk bisa memenangkan persaingan.

Sebagai IT satu klinik kesehatan misalnya, tidak bisa mengatakan hanya di belakang layar, tidak tahu menahu tentang kompetitor. Tugas utama memantau sistem internal klinik berjalan minim eror, bukan untuk sistem layanan konsumen. 

Jika sistem internal tidak lancar, bukankah berdampak pada, misalnya data pasien, sehingga layanan bisa terganggu, ujungnya pasien kurang percaya, tidak akan kembali lagi, tidak akan merekomendasikan ke keluarga? 

Posisi non bisnis, terkadang merasa kurang semangat berbicara tentang kompetitor. Padahal, pengamatan kompetitor turut ‘membakar’ semangat kerja juga.  

Langkah Sederhana 

Memiliki pemahaman bisnis, termasuk kompetitor, bukan berarti kita menjadi marketing atau tim bisnis. Tidak perlu khawatir membayangkan target pencapaian bisnis dan hal detil lainnya. Langkah utama yang sederhana adalah mulai mengkonsumsi informasi bisnis internal dan eksternal.

Informasi bisnis internal bisa kita dapatkan dari membaca website perusahaan. Biasanya kita akan mendapatkan informasi klien dan kegiatan terkait bisnis perusahaan. Tujuannya untuk mendapatkan gambaran besar usaha, konsumen utama dan kompetitor utama. 

Informasi kompetitor biasanya tidak ada dalam company profile atau website perusahaan, namun kita bisa mendapatkan ‘clue’ untuk mengetahui kompetitor utamanya.

Informasi eksternal berasal dari sumber yang luas, seperti media massa. Kita kemungkinan besar sudah mengetahui perusahaan sejenis, produk sejenis atau lembaga sejenis yang menjadi pesaing. Terlebih bila produk perusahaan banyak beredar di masyarakat, sehingga mudah dikenali. Berbeda dengan perusahaan yang banyak bergerak pada B2B/ business to business. Inilah fungsinya memahami informasi internal.

Wawasan kompetitor bisa menggelitik kita untuk meningkatkan ekspertise bidang sendiri. Kita juga akan terdorong mencari informasi lebih banyak terkait bidang profesi sendiri. Dalam hal ini, maka kita pun mendorong pengembangan karier sendiri.

Terima kasih. Semoga membantu pengembangan karier Anda 😊 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun