Perusahaan kita tetap memiliki kompetitor, perusahaan di rangking 2 dan 3, kemungkinan lawan terberat saat ini. Mungkin perusahaan sejenis, atau sedikit berbeda namun masih satu lingkup industry.
Memantik Pengembangan Diri
Memiliki pemahaman bisnis dan kompetitor bisa menjadi pendorong kuat dalam melakukan hal terbaik bagi perusahaan.Â
Kita juga memahami peran langsung dalam rantai bisnis perusahaan dan konsekuensinya ke konsumen. Manfaat lainnya, mendorong semangat belajar bidang sendiri untuk bisa memenangkan persaingan.
Sebagai IT satu klinik kesehatan misalnya, tidak bisa mengatakan hanya di belakang layar, tidak tahu menahu tentang kompetitor. Tugas utama memantau sistem internal klinik berjalan minim eror, bukan untuk sistem layanan konsumen.Â
Jika sistem internal tidak lancar, bukankah berdampak pada, misalnya data pasien, sehingga layanan bisa terganggu, ujungnya pasien kurang percaya, tidak akan kembali lagi, tidak akan merekomendasikan ke keluarga?Â
Posisi non bisnis, terkadang merasa kurang semangat berbicara tentang kompetitor. Padahal, pengamatan kompetitor turut ‘membakar’ semangat kerja juga. Â
Langkah SederhanaÂ
Memiliki pemahaman bisnis, termasuk kompetitor, bukan berarti kita menjadi marketing atau tim bisnis. Tidak perlu khawatir membayangkan target pencapaian bisnis dan hal detil lainnya. Langkah utama yang sederhana adalah mulai mengkonsumsi informasi bisnis internal dan eksternal.
Informasi bisnis internal bisa kita dapatkan dari membaca website perusahaan. Biasanya kita akan mendapatkan informasi klien dan kegiatan terkait bisnis perusahaan. Tujuannya untuk mendapatkan gambaran besar usaha, konsumen utama dan kompetitor utama.Â
Informasi kompetitor biasanya tidak ada dalam company profile atau website perusahaan, namun kita bisa mendapatkan ‘clue’ untuk mengetahui kompetitor utamanya.