Kalau kita ringkas, pola STAR sebenarnya mencakup masalah dan solusi. Situation-Task bisa masuk dalam Masalah, sementara Action-Result merupakan Solusi.
Ingatlah untuk menjelaskan situasi saat itu, mungkin Anda masuk di tengah project, menggantikan PIC sebelumnya yang mendadak resign.Â
Bagaimana kondisinya, berapa persen target telah tercapai dan kendala terbesar yang langsung harus Anda tangani. Jangan berlama-lama pada bagian ini, ceritakan tindakan yang Anda lakukan.Â
Mungkin menghubungi PIC sebelumnya, kontak dengan bagian terkait/vendor, prioritas tindakan saat itu, hingga pencapaiannya.Â
Pencapaian ini bisa berarti final project, fokuskan pada pencapaian bagian Anda, karena bisa saja final project di bagian lain. Bila project masih berjalan, mengaculah pada tahun berjalan.Â
Misalnya akhir tahun ini project masuk dalam pengujian user, dan saat ini (November) masih pada tahap pengembangan karena ada kendala X, dsb.
Tidak sedikit individu yang berkutat pada masalah dan semakin melebar, tanpa ada solusi. Saya termasuk pewawancara yang 'memotong' dengan menanyakan solusi saat kejadian tersebut.Â
Akan tetapi ada juga pewawancara yang membiarkan mengalir yang kadang tidak berujung solusi. Semua ini menjadi penilaian ke individu dalam bekerja sehari-hari.Â
Saran saya, ingatkan diri sendiri untuk selalu mengiringi masalah dengan solusi. Saran lebih realistis: mulailah menggunakan pola ini dalam keseharian, sehingga nantinya Anda bukan hanya menjawab, tetapi menjelaskan pengalaman lebih kaya.
Solusi tidak selalu bermakna keputusan atau kewenangan. Bisa saja alternatif solusi yang Anda ajukan saat itu ditolak tim atau atasan.Â
Tidak perlu ragu menceritakannya, namun bukan dalam konteks mengeluh. Pengajuan solusi itu sendiri sudah merupakan solusi, bukan pasif atau hanya menunggu instruksi selanjutnya.Â