Mohon tunggu...
Ardiningsih
Ardiningsih Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mengalir

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Perawat dalam Kesehatan Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19

21 Januari 2021   23:41 Diperbarui: 21 Januari 2021   23:41 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peran Perawat dalam Kesehatan Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19

 

Covid-19 saat ini menjadi permasalahan dunia yang serius dengan jumlah kasusnya yang selalu mengalami peningkatan setiap harinya. Menyerang setiap manusia tanpa memandang usia maupun jenis kelamin dan sudah dikategorikan sebagai pandemi global (WHO, 2020). Para perawat menjadi salah satu tenaga kesehatan yang sangat memegang peranan penting dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat mulai dari yang sakit sampai kesehatan membaik. Perawat merupakan menjadi sarana pelayanan karena jumlahnya yang lebih banyak dibandingkan tenaga kesehatan lain. Pelayanan yang diberikan oleh perawat dapat digolongkan  dengan waktu 24 jam terhadap pasien atau salah satu yang berada di garda terdepan dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat dimasa pandemi ini.

Tantangan terbesar dari tenaga kesehatan yaitu perawat yang selalu berada digarda terdepan dalam memberikan pelayanan kesehatan selama masa Pandemi Covid-19. Kita semua mengetahui bahwa pandemi Covid-19 ini telah menyebar di berbagai area sampai ke seluruh negara dan telah memakan banyak korban jiwa mulai dari anak dibawah umur bahkan sampai kepada orang tua, dapat dikatakan dari masyarakat yang terkena virus sampai ke tenaga kesehatan.

Banyaknya korban jiwa yang mengena ke para tenaga kesehatan, contohnya para perawat yang mulai mengkhawatirkan akan profesinya, yang selalu berada di garda terdepan pelayanan kesahatan saat menjalankan tugasnya. Selain itu ada tanggapan dari masyarakat yang berpendapat negatif atas perawatan pasien Covid-19, yang menimbulkan beban psikologis bagi para perawat.

Adanya Pemikiran masyarakat atas penolakan hingga membeda-bedakan saat pasien yang sembuh itu kembali ke tempat tinggalnya, merupakan salah satu peran perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat atau pasien yang terinfeksi Covid-19. Jadi dengan kondisi ini perlu adanya edukasi pada masyarakat.

Berman et all tahun 2016 menyebutkan bahwa peran perawat yaitu sebagai pemberi asuhan keperawatan, komunikator, pendidik, advokat pasien, konsultan, pembaharu, pemimpin dan manager. Peran-peran tersebut sangat penting dan dibutuhkan terutama di saat pandemi Covid-19 saat ini. Dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar mulai dari yang kecil sampai yang lebih besar menjadikan peran pemberi asuhan keperawatan bagi perawat.

Meskipun sudah memenuhi standart pelayanan perawatan khusus pasien Covid-19, tetap saja adanya resiko besar yang akan dihadapi oleh para perawat saat melakukan perawatan terhadap pasien yang terdampak. Dengan komunikasi yang lebih baik dari biasanya sangat diperlukan  peran perawat sebagai komunikator, di masa pandemi ini,  supaya pesan yang akan disampaikan lebih tepat dan benar, sehingga dapat di komunikasikan kepada pasien, keluarga pasien dan masyarakat sampai ke pembelajarannyai. Karena, pembelajaran yang baik dan tepat atas komunikasi penanganan kesehatan dalam masa pandemic ini, dapat meyakinkan masyarakat untuk lebih berhati-hati atas  berita palsu atau hal yang menyimpang, atau yang tidak sesuai.

Dengan menjelaskan kepada masyarakat tentang peran perawat, masyarakat bisa mengetahui bahwa peran perawat itu bukanlah hal yang mudah, atau di masa pandemi ini. Dukungan dari masyarakat, dapat membantu peran perawat untuk lebih optimal melaksanakan tugasnya, bahkan sampai melewati masa pandemi.

  • Pengetahuan tentang cara perawatan pasien Covid-19
  • Pengetahuan perawat akan perawatan bermacam-macam cara. Ada yang menempatkan pasien di ruang isolasi dan diperiksa darahnya, sebagian lainnya mencari informasi sendiri dengan pengalaman pribadi teman sejawat, lalu mendapat pengetahuan yang diadakan secara online. Beberapa kendala waktu merawat pasien yaitu kacamata yang berembun, pakaian APD (Alat Pelindung Diri) yang tebal, panas, dan sesak. Tingkat pengetahuan dan pendidikan sesorang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam berperilaku, pengetahuan merupakan salah satu faktor yang paling menentukan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, sehingga pelaksanaan asuhan keperawatan dapat terlaksana dengan baik.
  • Motivasi merawat pasien
  • Dalam merawat pasien Covid-19 merupakan alasan dalam diri seseorang, dapat juga dari dukungan dari lingkungan. Melaksanakan kewajiban merawat pasein Covid-19 karena sudah menjadi kewajiban bagi setiap perawat dengan melakukannya dengan ikhlas, karena tugas perawat sebagai panggilan jiwa. Dukungan dari keluarga (pasangan, saudara) juga merupakan faktor lain yang dapat memotivasi seorang perawat untuk tetap merawat pasein.

  • Kondisi psikologis perawat selama merawat pasien Covid-19
  • Kecemasan dan takut akan tertular penyakit di awal kontak dengan pasien Covid-19 untuk merawat pasein Covid-19. Dengan dukungan keluarga atau saudara bahwa kamu bisa melewati ini dan menjaga rasa cemas tetapi karena sudah tanggung jawab sebagai seorang perawat dalam menjalankan tugas, perasaan takut tertular timbul karena ada teman sejawat yang tertular Covid-19 dengan sangat cepat. Ada pula perawat yang merasa stress sehingga di karantina. Ada juga yang merasa sedih dengan teman yang sakit dan empati pada pasien yang meninggal. Terkadangan muncul emosional seperti ingin menangis sedih kalau ada teman sejawat yang sakit. Kalau positif bertambah banyak dan terkadang susah tidur saat istirahat. Gangguan tidur atau insomnia dan gangguan mental lain dapat dialami oleh perawat akibat dari seringnya berhubungan langsung dengan pasien Covid-19. Dalam hal lain perawat  yang bertugas selama 24 jam dapat menimbulkan kelelahan atau meningkatkan risiko tertular, para perawat juga bekerja dengan menggunakan alat pelindung diri dapat mengakibatkan sakit kepala, sesak napas, bahkan kesusahan buang air.
  • Upaya mengurangi resiko tertular penyakit Covid-19
  • Melakukan kewaspadaan diri dalam menggunakan APD dan mengetahui bahwa pasien adalah sumber infeksi sehingga tetap menerapkan kewaspadaan selama kontak dengan pasien. Ada juga yang merasa aman dan terlindungi setelah memakai pakaian APD lengkap. Mungkin rasa takut juga di awal-awal ada  tapi dengan APD lengkap, merawat dengan tulus dan ikhlas Yang Maha Kuasa juga memahami tetapi dengan mengetahui proses penularannya, yang penting APD lengkap dan bisa beradaptasi merawat pasien. Alat pelindung mata, sarung tangan, dan gaun alat pelindung diri yang digunakan. 
  • Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang dilakukan perawat ke keluarga pasien Covid-19
  • Pemeberian asuhan keperawatan kepada pasien dengan mengikuti protokol kesehatan seperti menggunakan masker saat dirumah dan diluar rumah, namun dalam melaksanakan edukasi sanagat terbatas untuk berada dekat dengan pasien, untuk itu keluarga sudah mengetahui hal apa saja yang harus dilakukan dalam pencegahan penularan saat pasien dinyatakan sudah sembuh dan sudah boleh pulang.

  • Tugas dari perawat yaitu mulai dari strategi, sampai dengan tindakan gawat darurat, perawatan isolasi, penanganan kasus kritis yang dilaksanakan secara berkolaborasi oleh tim kesehatan. Tidak hanya kebutuhan fisik yang harus dibantu, pun dengan kebutuhan pemenuhan dalam psikologi, spiritual, kepedulian untuk mendengarkan dan mengerti dalam cara perawatan pasien. Melibatkan keluarga dalam asuhan keperawatan terdiri dari tanggung jawab, rasa hormat, dan kepedulian terhadap pasien yang terdampak. Sebelum masa pandemic keluarga yang dirawat, dapat melibatkan beberapa keluarga untuk merawatnya yang dimana sudah menjadi budaya di Indonesia, namun dimasa pandemi Covid-19 budaya ini tidak dapat dilakukan di setiap Rumah Sakit atau tempat perawata inap pasien, dikarenakan adanya pembatasan untuk mencegah penularan dan pasien harus diisolasi sehingga tidak boleh ditungggu oleh keluarga atau kerabat dekat. Dampak perawatan isolasi ini menyebabkan perubahan yang sangat besar dan mendorong seluruh perawat untuk lebih melakukan asuhan secara menyeluruh dari seluruh komponen bio, psiko, sosial, spiritual, dan budaya. Hal ini diperkuat oleh Undang-undang Keperawatan No 38/2014 disampaikan bahwa asuhan keperawatan adalah rangkaian interaksi perawat dengan klien (pasien dan keluarga) dan lingkungannya untuk memenuhi pemenuhan kebutuhan dan kemandirian klien dalam merawat dirinya.

  • DAFTAR PUSTAKA
  • Watson, 2012. Assessing And Measuring Caring In Nursing And Health Science 2nd Edition. New York : Springer Publishing Company Inc.
  • Zhang X, Jiang Z, Yuan X, Wang Y, Huang D, Hu R, et al. Nurses reports of actual work hours and preferred work hours per shift among frontline nurses during coronavirus disease 2019 (COVID-19) epidemic: A cross-sectional survey. Int J Nurs Stud. 2020;2019(xxxx).
  • Pusparini, P. (2020). Tes serologi dan polimerase chain reaction (PCR) untuk deteksi SARS-CoV-2/COVID-19. Jurnal Biomedika dan Kesehatan, 3(2), 46-48.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun