Mohon tunggu...
Ardi lutfi
Ardi lutfi Mohon Tunggu... Guru - pelajar

12 MIPA 1 SMAN 1 Padalarang

Selanjutnya

Tutup

Film

Mengulas "I Want to Eat Your Pancreas"

27 Februari 2020   06:13 Diperbarui: 27 Februari 2020   06:49 837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

I Want To Eat Your Pancreas atau yang dalam bahasa Jepangnya Kimi No Suizo O Tabetai ialah sebuah movie yang diadaptasi dari seri novel dengan judul serupa. Novel ini ditulis oleh Yoru Sumino pada tahun 2014 yang kemudian diangkan menjadi movie pada tahun 2018. Pada awal penayangannya, movie ini mampu menduduki peringkat 10 dengan pendapatan mencapai 106.990.080 Yen atau bila dikonversikan ke dalam rupiah manjadi Rp. 13,9 milyar rupiah.

Movie ini meceritan kisah dua orang remaja yang bernama Yamauchi Sakura dan Shiga Haruki. Keduanya bertemu di rumah sakit. Saat itu Haruki secara tidak sengaja menemukan sebuah buku diary yang berisi catatan harian dari Sakura. Dia pun lantas membacanya. 

Didalam bukunya tersebut Sakura menceritakan segala aktivinya dan diketahui pula bahwa Sakura mengidap kanker hati yang mambuat dirinya tak bisa hidup lebih lama. Tetapi sebelum sempat membacanya sampai tuntas, Sakura sudah terlebih dahulu memergokinya sedang membaca buku tersebut. 

Dari sinilah awal mula kisah dua orang remaja ini. Mereka berdua menghabiskan waktu bersama menuntaskan hal-hal yang ingin dilakukan Sakura. Melakukan hah-hal yang menyenagkan bersama.

Pembawaan karakter Sakura yang ceriria sangat cocok bila disandingkan dengan lawan mainya yang memiliki kepribandian pendiam. Tingkah lakunya pun sesuai dengan penggambaran sisiwa SMA masa kini.

Dari segi alur cerita penulis dapat membawa para penikmat film terbawa oleh suasana yang dihadirkan. Dengan di bumbui unsur romance membuat movie ini semakin menarik. Perkembangan alur cerita pun dapat dikatakan bagus mengingat perubahan kepribadian yang dialami oleh sang tokoh pria akibat dari datangnya Sakura ke kehidupanya.

Bukan hanya itu, drama yang yang ada dalam movie ini cukup terasa. Penonton disa saja dibuat menangis dengan drama yang ada. Melihat sang tokoh utama perempuan berjuang melawan penyakitnya. Menahan rasa sedih dengan menampilkan senyuman diwajahnya.

Movie ini juga memiliki kualitas gambar yang tak kalah bagus dari movie-movie terkenal lainya. Penggambaran latar tempat yang bagus yang disertai dengan penambahan beberapa evek suara dapat membuat suaana yang sedang ditampil kan lebih terasa. Selain itu, penambaha efek-efek cahaya juga menambah kesan estetik dari movie ini.

Tapi ada satu hal yang menurut saya dirasa tidak mungkin. Ada satu adegan dimana kereka berdua menginap bersama dalam sebuah hotel di kamar yang sama. Mengingat mereka berdua masih duduk di bangku SMA, tentu saja hal ini menjadi keanehan. Suatu hotel tidak mungkin mengizinkan seseorang menginap bersama tanpa status yang jelas.

Selain itu penonton juga dapat dengan mudah menebak ending dari movie ini mengingat sang tokoh utama perempuan memiliki penyakit kanker.
Terlepas dari segala kelebihan dan kekurang yang dimiliki movie ini, movie ini cocok di tonton bagi mereka yang menyukai kisah romantis yang dibumbui dengan drama. Movie ini akan membawa anda tenggelam dalam alur yang disajikan oleh sang penulis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun