Hindari Pertemanan yang Toxic
Sering kali kita mendengar kata Toxic. Toxic Relationship adalah bentuk hubungan yang tidak saling mendukung, terdapat konflik di mana salah satu di antaranya berusaha merusak yang lain, terdapat kompetisi, dan tidak ada rasa hormat maupun kekompakan (Lilian Glass,1995)
Jadi, pertemanan atau hubungan yang Toxic itu cukup berbahaya bagi kepercayaan diri kita, bahkan mental. Jika lingkungan kita disekelilingi oleh teman-teman yang Toxic, saling mengejek dan merendahkan baik fisik, status sosial, maupun kepintaran adalah hal yang biasa, mereka sering berlindung dari kata “Ah, yang penting tidak munafik,”
Namun hal tersebut justru membuat kita minder, rendah diri, bahkan merasa tidak berguna. Karena omongan orang terkadang membuat hati kita sakit dan pasti kita akan kepikiran terus-menerus, so, hindari pertemanan yang Toxic, ya! carilah lingkungan yang bisa menghargai satu sama lain.
Fokus pada Kelebihan Diri
Rasa Insecure itu datang karena kita merasa diri kita ini selalu kurang, sehingga kita sering kali membanding-bandingkan kekurangan kita dengan kelebihan orang lain. Cotohnya teman mu pintar matematika, dan kamu kerap kali membandingkan dirimu yang kurang dalam hal perhitungan, tidak adil, bukan? Kamu harus fokus pada kelebihanmu juga, karena kelebihan orang berbeda-beda, mungkin saja tidak jago matematika tapi kamu jago berbicara dengan bahasa asing. Jadi, apa yang perlu kita Insecure kan? Setiap orang punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Seseorang yang selalu kamu lihat sempurna, pasti ada kekurangannya, karena sejatinya, manusia tidak ada yang sempurna.
Tanamkan Mindset dan Percaya pada Dirimu, bahwa kamu Berharga!
Percayalah, bahwa Tuhan telah menciptakan semua insan di dunia ini ada tujuan, kamu tidak mungkin menjadi salah satu dari miliyaran manusia di dunia jika kamu tidak berguna, Tuhan telah menciptakan kamu dengan bentuk sebaik-baiknya, kamu diizinkan Tuhan untuk menghirup udara segarnya dan merasakan segala anugerahnya, so, kamu hebat dan berharga sudah terlahir di dunia. Jadi, jangan Insecure, ya!
Nah, setelah kamu sudah tahu beberapa tips yang diatas untuk mengurangi Insecurity mu, yang harus kamu lakukan adalah aksi. Kamu harus secara perlahan untuk melawan rasa Insecure, jangan terus membanding-bandingkan dirimu dengan orang lain, fokus pada tujuan hidupmu, dan jangan menyerah!
DAFTAR PUSTAKA :
Syahrin, Alvi. (2021). Insecurity is My Middle Name. Jakarta Selatan: Kawah Media