Kebutuhan akan bahan pangan semakin hari semakin meningkat. Dimana hal tersebut ini menjadi suatu tantangan dan masalah bagi ketersediaan bahan pangan khususnya  Padi/ beras. Salah satu solusi untuk menjawab dan mengatasi permasalahan tersebut, yaitu dengan cara penggunaan umbi-umbian non-beras sebagai pengganti beras dalam sistem pangan. Pemanfaatan umbi porang menjadi solusi alternatif yang menarik sebagai pengganti beras dengan berbagai manfaatnya.
Selain itu pemanfaatan akan umbi porang belum maksimal dimana banyaknya ekspor umbi porang yang meningkat setiap tahunya. Presiden jokowi widodo bahkan melarang ekspor porang dalam bentuk umbi atau  mentahan harus setengah jadi Syukur bisa menjadi barang atau produk jadi sehingga menambah nilai tambah untuk negeri. Bapak jokowi juga mengatakan bahwa porang merupakan makanan sehat di masa depan. hal ini menjadikan porang sebagai potensi untuk sumber pangan yang berkelanjutan dan inovatif.
Umbi Porang (Amorphophallus muelleri) sendiri merupakan tanaman umbi-umbian jenis herbal yang dapat tumbuh di hutan tropis, Porang tumbuh dengan baik di berbagai kondisi iklim, dan dapat tumbuh pada ketinggian 0-700 mdpl. Porang Memiliki umbi berwarna putih yang besar dan Memiliki daun lebar berujung runcing dan berwarna hijau muda, memiliki kulit batang yang halus berwarna kekuningan, dan di setiap pertemuan cabang terdapat bubil atau katak dengan Panjang yang bisa mencapai 1,5 meter.Â
Porang juga dapat tumbuh di berbagai kondisi iklim yang ekstrem, termasuk tanah yang kering dan berawa-rawa. Hal ini menjadikan porang lebih tahan terhadap perubahan iklim dari pada tanaman pangan lainnya seperti  padi. selain itu porang mampu menjadi solusi mengatasi permasalahan kelangkaan lahan akibat pertumbuhan penduduk dan mencukupi kebutuhan pangan.
Porang memiliki potensi sebagai alternatif pengganti beras di masa depan. Hal ini cukup menarik bagi beberapa orang yang mencari variasi dalam mengonsumsi karbohidrat yang sehat. Beras porang  juga bisa digunakan untuk menggantikan peran beras nasi sebagai makanan utama guna mengurangi ketergantungan pada beras di masa depan. Beras porang memiliki tekstur yang kenyal dan rasa yang lebih tawar dari pada beras padi pada umumnya. Beras porang memiliki serat kasar yang lebih tinggi daripada beras padi dan juga mengandung glukoman tinggi yang merupakan serat turunan karbohidrat berbentuk polisakarida yang dapat larut dalam air. Hal Ini sangat cocok bagi orang yang sedang mengontrol gula darah, mengatasi diabetes dan diet.Â
Namun, masih ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi dalam pengembangan porang sebagai pengganti beras di masa depan diantaranya, yaitu perlunya penyesuaian lidah masyarakat dengan beras porang karena memiliki rasa yang agak berbeda dibanding beras pada umumnya dan mahalnya harga beras porang di pasaran karena disebabkan biaya produksi yang lebih mahal dan sulitnya proses pengolahan porang menjadi beras serta kurangnya kesadaran Masyarakat tentang manfaat porang. dengan hal itu perlu dilakukan sosialisasi dan perlunya promosi untuk meningkatkan potensi porang sebagai alternatif pengganti beras di masa depan dengan nilai ekonomis yang tinggi di pasaran.
(penutup)
Porang memiliki potensi besar sebagai alternatif pengganti beras di masa depan. Potensi porang sebagai sumber karbohidrat yang sehat, produktivitas yang tinggi, dan keberlanjutan produksinya menjadikannya solusi yang menarik dalam memenuhi kebutuhan pangan global. Namun, disisi lain perlu adanya upaya yang lebih besar dalam mengedukasi masyarakat serta dukungan dari pemerintah dan lembaga terkait agar porang dapat menjadi pilihan yang lebih populer di masa depan. Dengan adanya alternatif seperti ini, kita dapat memastikan keberlanjutan pangan di masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H