Storytelling ini dikemas menjadi sebuah pembelajaran berbasis proyek. Yang menarik dari eksperimen ini adalah siswalah yang membuat cerita. Siswa kelas 10 membuat buku cerita untuk dibacakan kepada siswa kelas 2. Proyek ini dirancang tidak hanya untuk mengajarkan materi kimia, tetapi juga melatih keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, dan kreativitas.
Proses dimulai dengan pembelajaran "konvensional", yaitu mengenal nama dan karakteristik senyawa kimia. Namun proses ini tidak lama. Siswa kemudian dibagi menjadi kelompok kecil untuk menyusun cerita. Mereka diminta memasukkan senyawa kimia ke dalam plot yang relevan dan menarik.
Siswa menggunakan AI seperti Chat GPT dan Gemini untuk membantu mereka mencari ide cerita. Namun, mereka segera menyadari bahwa hasil AI tidak selalu sesuai dengan kebutuhan mereka. Kalimat yang dihasilkan terlalu rumit untuk siswa kelas 2. Keadaan ini memaksa mereka untuk memparafrase dan menyederhanakan bahasa sesuai audiens.
Untuk ilustrasi, siswa mencoba menggunakan alat AI seperti Canva AI, tetapi seringkali gambar yang dihasilkan tidak konsisten dengan alur cerita dan karakter. Akhirnya, mereka harus melengkapi ilustrasi secara manual untuk memastikan keselarasan dengan alur cerita. Beberapa siswa merasa kesulitan, tetapi kolaborasi kelompok membantu mereka mengatasi tantangan ini.
Setelah cerita dan ilustrasi selesai, siswa mempresentasikan buku mereka kepada siswa kelas 2. Mereka tidak hanya membaca cerita, tetapi juga melibatkan audiens dalam diskusi dan kegiatan sederhana seperti kuis interaktif.
Proyek ini membuktikan bahwa pembelajaran kimia bisa lebih menyenangkan dan bermakna. Dalam proses pembuatan buku cerita, siswa menemukan bagaimana senyawa-senyawa kimia digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa juga belajar menggunakan AI secara bijak. Mereka memahami bahwa AI hanyalah alat bantu yang memerlukan kreativitas manusia untuk menghasilkan karya yang bermakna.
Seorang siswa mengatakan, "Ternyata mereka (siswa kelas 2) paham, Miss. Jadinya saya malah menjelaskan lebih banyak." Guru pendamping kelas 2 pun merasa puas dengan aktivitas ini.
Jika Anda seorang guru, mengapa tidak mencoba storytelling di kelas Anda? Dengan bantuan AI, pembelajaran bisa menjadi lebih inovatif dan menyenangkan. Anda bisa mereplikasi metode ini untuk kelas Anda. Dokumentasi proses pembelajaran ini telah diterbitkan dalam artikel "Chemistry Storytelling with AI: A Descriptive Research of Ebook Creation for Grade 10 Students" di JKTP: Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H