Mohon tunggu...
Christophorus Ardi Nugraha
Christophorus Ardi Nugraha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Teknolog Pendidikan

Selalu berusaha membantu seseorang menjadi lebih baik. Menikmati hidup dan mensyukuri keindahan alam.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Membangun Kultur Transformatif

28 Desember 2022   13:07 Diperbarui: 28 Desember 2022   13:19 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kartu Apresiasi (Dokumentasi Pribadi)

Minggu lalu, kantor saya mengadakan gathering akhir tahun. Di gathering akhir tahun ini, kami merancang OKR untuk tahun depan, mengikuti serangkaian aktivitas, dan tentunya bersenang-senang bersama. Ada setidaknya tiga aktivitas yang sangat berkesan buat saya, yaitu sesi apresiasi, peer feedback, dan percakapan personal dengan direktur. 

Tiga aktivitas ini sangat berkesan buat saya karena buat saya, tiga aktivitas ini adalah aktivitas transformatif. Secara personal saya mengalami, dengan tiga aktivitas ini, dan tentunya dengan lingkungan yang suportif, saya bisa bertumbuh dari Ardi yang sekeras batu menjadi Ardi yang teachable.

Aktivitas pertama adalah sesi apresiasi. Dalam sesi ini, dalam sebuah kartu, kami menuliskan apresiasi untuk anggota tim yang paling berjasa selama setahun ini. Kami mengapresiasi minimal 2 orang. Setelah itu, kami membacakan kartu apresiasi tersebut dan memberikan schwag atau hadiah kecil yang sudah disediakan oleh kantor.

Dari sesi apresiasi ini, saya jadi tahu, apa saja yang dilalui keseluruhan anggota tim saya setahun ini. Saya jadi tahu perjuangan mereka. Saya jadi tahu jatuh bangun mereka. Dan yang paling penting, saya juga jadi tahu betapa tulusnya mereka dalam mengusahakan yang terbaik buat kami semua.

Pengetahuan ini sangat penting buat saya. Sebab, dari sini saya jadi bisa mengukur apakah saya berada di tim yang tepat dan bekerja bersama orang yang tepat. Dengan demikian, saya bisa memposisikan diri dengan lebih baik supaya bisa bekerja sama lebih optimal dengan tim. Tanpa sesi ini, saya harus meraba, apakah tim nyaman dengan keberadaan saya? Apakah kontribusi saya sesuai? Segala informasi yang biasanya harus saya raba, bisa saya dapatkan langsung dengan lebih jelas.

Aktivitas kedua adalah peer feedback. Direktur kami mengedarkan sebuah form. Kami harus memberikan feedback untuk seluruh anggota tim. Ini adalah panduan yang diberikan untuk pengisian peer feedback. 

  1. Tulis dalam bentuk poin

  2. Dalam setiap pernyataan feedback, harus ada bukti (peristiwa konkrit yang terjadi, yang menunjukkan baik atau buruk perilaku yang dinyatakan)

  3. Tulis secara konstruktif bagaimana rekan Anda bisa menjadi lebih baik di masa depan.

Aktivitas ini memperkuat kesan yang sudah saya peroleh di sesi apresiasi. Jika di sesi apresiasi saya bisa mengukur sejauh mana saya dan rekan tim saya telah berproses, maka di sesi ini saya bisa mengetahui lebih spesifik apa yang perlu saya lakukan agar bisa bekerja lebih baik. Aktivitas ini sungguh menyibak kabut keraguan saya tentang apa saja yang perlu saya lakukan agar bisa berkontribusi lebih baik dalam tim. Tanpa sesi ini, saya harus coba-coba, apakah yang saya lakukan ini benar, apakah sesuai dengan yang diinginkan tim. Sekarang saya bisa langsung berfokus pada hal-hal baik apa saja yang diinginkan oleh rekan kerja saya.

Aktivitas terakhir, yang menurut saya menjadi pamungkas adalah percakapan personal dengan direktur. Hal utama yang dibahas dalam percakapan ini adalah bagaimana proyeksi kerja saya setahun ke depan. Dari topik ini, akan berkembang topik-topik lain yang relevan, mulai dari yang yang teknis seperti bagaimana prosedur pengadaan sebuah program, sampai yang personal seperti rencana pengembangan diri atau rencana hidup setahun ke depan.

Saya sangat terkesan dengan sesi ini. Dari sesi ini, saya jadi bisa melihat dengan gambaran lebih besar dan fundamental. Apakah saya masih cocok berada di perusahaan ini? Apa saja yang perlu  saya lakukan agar bisa berkontribusi lebih baik? Apa yang perlu dilakukan dari sisi perusahaan? Dan banyak hal lainnya.

Dari tiga aktivitas ini, sesi apresiasi, peer feedback, dan percakapan personal dengan direktur, saya menjadi semakin yakin, setidaknya untuk satu tahun ke depan saya sudah berada di tempat yang tepat. Saya siap bekerja kembali bersama tim dan mewujudkan visi kami bersama.

Saya berharap kultur transformatif ini bisa terus bertahan. Dengan lingkup kerja yang membutuhkan langkah-langkah strategis, saya merasa kultur ini sangat membantu kinerja. Saya sadar bahwa kultur ini adalah kultur yang mahal. Tidak semua perusahaan perlu membangun kultur ini dan tidak semua orang layak untuk memilikinya. Oleh karena itu, saya sangat bersyukur bisa berada di dalam salah satunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun