Mohon tunggu...
Ardiansyah
Ardiansyah Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pendidik

Belajar-Lakukan-Evaluasi-Belajar Lagi-Lakukan Lagi-Evaluasi Kembali, Ulangi Terus sampai tak terasa itu menjadi suatu kewajaran. Mengapa? Karena Berfikir adalah pekerjaan terberat manusia, apakah anda mau mencoba nya? Silahkan mampir ke : lupa-jajan.id

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Sastra di Era Kecerdasan Buatan

15 September 2024   14:00 Diperbarui: 15 September 2024   14:01 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Masa depan karya sastra di era kecerdasan buatan membawa tantangan sekaligus peluang. AI telah mengubah cara kita memproduksi, mendistribusikan, dan mengonsumsi sastra. Meskipun ada kekhawatiran tentang peran manusia dalam penciptaan karya dan masalah etika, teknologi ini juga menawarkan potensi tak terbatas untuk memperluas batasan kreativitas dan inovasi dalam dunia sastra.

Penulis masa depan akan dihadapkan pada pilihan: apakah mereka akan memanfaatkan AI sebagai alat bantu kreatif atau justru mempertahankan pendekatan tradisional? Terlepas dari jawabannya, satu hal yang pasti: era kecerdasan buatan telah membuka bab baru dalam sejarah karya sastra yang patut untuk dijelajahi lebih jauh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun