Di taman hati yang rimbun, cinta mekar bersemi,
Menebar harum pesona, bagai melati di pagi hari.
Namun, awan mendung datang, Mengguncang singgasana nyaman tempatnya berada,Â
Seketika cinta terdiam, lumpuh tak berdaya di dalam kelam.
Otak yang logis berkata, "Cinta hanyalah ilusi semata,"
Hanya reaksi kimia, impuls saraf yang tak terduga.
Hati yang terluka menjerit, "Bagaimana mungkin kau berkata begitu?"
Cinta adalah rasa, anugerah terindah yang tak ternilai harganya.
Bagai dua kutub yang berlawanan, Memilih untuk memihak fakta atau emosi belaka
Membuat jiwa terombang-ambing, di lautan keraguan.
Mungkinkah cinta dan sains bersatu, dalam harmoni yang abadi?