Mohon tunggu...
Ardiansyah
Ardiansyah Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pendidik

Belajar-Lakukan-Evaluasi-Belajar Lagi-Lakukan Lagi-Evaluasi Kembali, Ulangi Terus sampai tak terasa itu menjadi suatu kewajaran. Mengapa? Karena Berfikir adalah pekerjaan terberat manusia, apakah anda mau mencoba nya? Silahkan mampir ke : lupa-jajan.id

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mengapa Aku Hidup?

14 Februari 2024   21:48 Diperbarui: 14 Februari 2024   21:50 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku hidup, untuk menari di bawah derasnya hujan,

Menikmati kesegaran, diiringi tawa yang riang bagai gemericik air di taman sari.

Aku hidup, untuk memeluk erat orang tua yang tercinta,

Merasakan kasih sayang, yang tak terhingga nilainya bagai mutiara di lautan.

Aku hidup, untuk menggapai mimpi dan cita-cita yang bagai bintang di angkasa,

Meninggalkan jejak, di kanvas kehidupan yang fana bagai lukisan di atas kain sutra.

Mungkin aku takkan pernah tahu, jawaban pasti bagai teka-teki yang tak terpecahkan,

Mengapa aku hidup, di dunia yang penuh misteri bagai hutan belantara yang tak terjamah.

Namun aku yakin, setiap detik berharga bagai emas yang berkilauan,

Untuk dijalani dengan penuh cinta dan makna bagai tarian indah kehidupan yang tak terlupakan.

Februari, 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun