Mohon tunggu...
Ardiansyah
Ardiansyah Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pendidik

Belajar-Lakukan-Evaluasi-Belajar Lagi-Lakukan Lagi-Evaluasi Kembali, Ulangi Terus sampai tak terasa itu menjadi suatu kewajaran. Mengapa? Karena Berfikir adalah pekerjaan terberat manusia, apakah anda mau mencoba nya? Silahkan mampir ke : lupa-jajan.id

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dua Jalan Menuju Masa Depan

14 Februari 2024   09:39 Diperbarui: 14 Februari 2024   15:56 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di persimpangan jalan, rakyat berdiri

Menatap kotak suara, diliputi keraguan

Dua pilihan terbentang di depan mata

Membawa harapan, diiringi kecemasan

Jalan Pertama: Memilih Langsung

Suara rakyat, penentu arah bangsa

Mencoblos pemimpin, membawa cita-cita

Namun, luka masa lalu masih membekas

Janji palsu dan politik kotor menyapa

Jalan Kedua: Memilih Golput

Sikap protes, bentuk kekecewaan

Memutus rantai, menolak kepalsuan

Menuntut perubahan, sistem yang transparan

Namun, bisikan keraguan menggerogoti

Apakah golput solusi yang tepat?

Di antara dua jalan, rakyat terperangkap

Dilema melanda, kebingungan menyelimuti

Memilih pemimpin, berisiko tertipu

Golput, suara hilang, masa depan tergadaikan


Di kejauhan, suara jernih terdengar

Suara akal sehat, mengajak untuk berpikir

Memilih pemimpin, bukan sekadar mencoblos

Golput, bukan solusi, hanya bentuk penolakan

Masyarakat terbelah, dua kubu terbentuk

Pendukung memilih, golput bersikukuh

Debat sengit mewarnai ruang publik

Mencari solusi terbaik, demi masa depan bangsa

Di tengah perdebatan, muncul secercah cahaya

Gerakan baru, menawarkan jalan tengah

Pendidikan politik, meningkatkan kesadaran

Memilih pemimpin dengan cerdas dan kritis

Masyarakat mulai tergerak, membuka mata

Memahami konsekuensi dari setiap pilihan

Memilih langsung, tanggung jawab bersama

Golput, suara hilang, tak terhitung nilainya

Pentingnya edukasi dan partisipasi rakyat

Membangun demokrasi yang sehat dan adil

Melawan politik uang dan manipulasi

Memilih pemimpin berintegritas dan amanah

Di persimpangan jalan, rakyat bersiap melangkah

Memilih jalan terbaik, demi negeri

Hak pilih di tangan, digunakan dengan bijak

Masa depan bangsa, di tangan rakyat terpatri

Dua jalan, dua pilihan, bukan akhir cerita

Masih ada harapan, masih ada kesempatan

Membangun bangsa yang adil dan sejahtera

Bersama rakyat, demi Indonesia yang lebih baik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun