Di persimpangan jalan, rakyat berdiri
Menatap kotak suara, diliputi keraguan
Dua pilihan terbentang di depan mata
Membawa harapan, diiringi kecemasan
Jalan Pertama: Memilih Langsung
Suara rakyat, penentu arah bangsa
Mencoblos pemimpin, membawa cita-cita
Namun, luka masa lalu masih membekas
Janji palsu dan politik kotor menyapa
Jalan Kedua: Memilih Golput
Sikap protes, bentuk kekecewaan
Memutus rantai, menolak kepalsuan
Menuntut perubahan, sistem yang transparan
Namun, bisikan keraguan menggerogoti
Apakah golput solusi yang tepat?
Di antara dua jalan, rakyat terperangkap
Dilema melanda, kebingungan menyelimuti
Memilih pemimpin, berisiko tertipu
Golput, suara hilang, masa depan tergadaikan
Di kejauhan, suara jernih terdengar
Suara akal sehat, mengajak untuk berpikir
Memilih pemimpin, bukan sekadar mencoblos
Golput, bukan solusi, hanya bentuk penolakan
Masyarakat terbelah, dua kubu terbentuk
Pendukung memilih, golput bersikukuh
Debat sengit mewarnai ruang publik
Mencari solusi terbaik, demi masa depan bangsa
Di tengah perdebatan, muncul secercah cahaya
Gerakan baru, menawarkan jalan tengah
Pendidikan politik, meningkatkan kesadaran
Memilih pemimpin dengan cerdas dan kritis
Masyarakat mulai tergerak, membuka mata
Memahami konsekuensi dari setiap pilihan
Memilih langsung, tanggung jawab bersama
Golput, suara hilang, tak terhitung nilainya
Pentingnya edukasi dan partisipasi rakyat
Membangun demokrasi yang sehat dan adil
Melawan politik uang dan manipulasi
Memilih pemimpin berintegritas dan amanah
Di persimpangan jalan, rakyat bersiap melangkah
Memilih jalan terbaik, demi negeri
Hak pilih di tangan, digunakan dengan bijak
Masa depan bangsa, di tangan rakyat terpatri
Dua jalan, dua pilihan, bukan akhir cerita
Masih ada harapan, masih ada kesempatan
Membangun bangsa yang adil dan sejahtera
Bersama rakyat, demi Indonesia yang lebih baik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H