Immanuel Levinas lahir pada tahun 1906 di Kaunas, Lithuania, dan tumbuh di sebuah keluarga Yahudi yang tradisional. Ia memulai pendidikannya di Universitas Strasbourg, Prancis, dan kemudian melanjutkan studinya di Universitas Freiburg, Jerman, di mana ia belajar filsafat dengan Martin Heidegger.
Setelah lulus, Levinas kembali ke Prancis dan menjadi tenaga pengajar di beberapa sekolah menengah dan universitas. Namun, pada tahun 1940, ia ditangkap oleh tentara Nazi dan dipenjara selama beberapa tahun sebagai tawanan perang. Pengalaman ini memiliki pengaruh besar pada filsafatnya dan memperkuat pandangan Levinas tentang pentingnya memahami hak asasi orang lain.
Pemikirannya sangat dipengaruhi oleh pengalaman perang dan persekusi terhadap orang Yahudi, sehingga ia memfokuskan studinya pada filsafat etika dan kemanusiaan.
Setelah perang, Levinas mulai menulis dan mempublikasikan filsafatnya, memperkenalkan konsep "alteritas" dan "encounter" dan menekankan pentingnya dialog interpersoneal dalam memahami kemanusiaan. Pentingnya dialog interpersoneal dan relasi pribadi adalah salah satu konsep kunci dalam filsafat Immanuel Levinas. Menurut Levinas, individu didefinisikan oleh hubungan mereka dengan orang lain, dan hanya melalui interaksi dengan orang lain kita dapat memahami diri kita sendiri dan dunia kita.
Levinas menekankan pentingnya "encounter" (pertemuan) dengan orang lain, yang memberikan kita dengan pengalaman yang tidak dapat dicapai melalui pemikiran intelektual atau studi filosofis saja. Dialog interpersoneal memberikan kita dengan kesempatan untuk mengakui dan menghormati hak asasi orang lain, yang menjadi fondasi dari etika dan moralitas.
Levinas juga mengajukan bahwa hubungan pribadi yang mengakar adalah yang paling memiliki potensi untuk memberikan pengalaman yang mendalam dan memberikan kita dengan pemahaman yang lebih baik tentang diri kita sendiri dan dunia kita. Oleh karena itu, ia memperkenalkan konsep "Other" (orang lain), yaitu pengakuan akan keberadaan dan hak asasi unik dari individu lain.
Dengan demikian, Levinas memperluas pandangan tentang apa yang dapat dicapai melalui filsafat dan memperkenalkan ide bahwa interaksi pribadi dan dialog interpersoneal adalah kunci untuk memahami dan mempromosikan kemanusiaan.
Ia menjadi guru bagi banyak filsuf muda dan membantu memperluas pandangan tentang apa yang dapat dicapai melalui filsafat. Levinas meninggal pada tahun 1995, tetapi pemikirannya terus diakui dan diperdebatkan hingga hari ini. Ia dianggap sebagai salah satu filsuf Yahudi paling penting dan memiliki pengaruh besar pada filsafat etika dan kemanusiaan.
Immanuel Levinas memiliki pengaruh besar pada disiplin filsafat, khususnya dalam bidang filsafat etika dan filsafat antropologi. Berikut adalah beberapa pengaruhnya:
1. Konsep Alteritas: Levinas memperkenalkan konsep alteritas, yaitu pengakuan akan keberadaan dan hak asasi unik dari individu lain. Ini membantu memperluas pandangan tentang apa yang dapat dicapai melalui filsafat dan memberikan kontribusi penting pada pemahaman tentang kemanusiaan.
2. Fokus pada Dialog Interpersoneal: Levinas memperkenalkan pentingnya dialog interpersoneal dalam memahami diri kita sendiri dan dunia kita. Ia menekankan bahwa hanya melalui interaksi pribadi dengan orang lain kita dapat memahami hak asasi orang lain dan mempromosikan etika dan moralitas.
3. Kritik terhadap Filsafat Klasik: Levinas memberikan kritik terhadap filsafat klasik dan filsafat modern yang menekankan pada pemikiran intelektual dan abstrak, dan menyarankan bahwa filsafat harus lebih menekankan pada pengalaman pribadi dan interaksi dengan orang lain.
4. Kontribusi pada Filsafat Etika: Levinas memperkuat pemahaman tentang pentingnya hak asasi manusia dan membantu memperluas pandangan tentang etika dan moralitas dalam filsafat.
5. Pemikiran Antropologi: Levinas memperkenalkan pandangan baru tentang bagaimana individu memahami diri mereka sendiri dan dunia melalui interaksi dengan orang lain. Ini membantu memperkuat pemahaman tentang antropologi filosofis dan memberikan kontribusi penting pada pemahaman tentang kemanusiaan.
Immanuel Levinas memiliki beberapa karya filsafat yang sangat penting dan memiliki pengaruh besar pada disiplin filsafat. Berikut adalah beberapa karya penting Levinas:
1. "Totality and Infinity: An Essay on Exteriority" (1961) - buku ini memperkenalkan konsep alteritas dan menekankan pentingnya dialog interpersoneal dalam memahami kemanusiaan.
2. "Otherwise Than Being or Beyond Essence" (1974) - buku ini memperluas pandangan Levinas tentang hak asasi individu dan membantu memperkuat pemahaman tentang etika dan moralitas dalam filsafat.
3. "Basic Philosophical Writings" (1996) - buku ini merupakan kumpulan tulisan-tulisan Levinas yang penting dan membantu memperkenalkan pemikirannya kepada publik luas.
4. "Time and the Other" (1987) - buku ini memperkenalkan pandangan Levinas tentang bagaimana individu memahami diri mereka sendiri dan dunia melalui interaksi dengan orang lain.
5. "Existence and Existents" (1978) - buku ini memperkuat pandangan Levinas tentang pentingnya pengalaman pribadi dalam filsafat dan membantu memperluas pemahaman tentang filsafat antropologi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H