Mohon tunggu...
Ardi Winata Tobing
Ardi Winata Tobing Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk mengingat.

Prokopton.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menjangkau Pelamar via WhatsApp: Solusi Instan hingga Dituduh Penipu

11 Maret 2018   13:13 Diperbarui: 11 Maret 2018   15:29 8804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah menyelaraskan daftar kontak dengan aplikasi Whatsapp, lalu bermunculanlah daftar nomor kandidat yang memiliki akun di aplikasi yang sudah diakuisisi Facebook, Inc itu.

Sesuai dugaan, hampir 90% kandidat mencantumkan nomor pribadinya ke akun WA.

Untuk memudahkan akses dan pengelolaan, saya lalu menggunakan WhatsApp Web dan memilih fitur "Group" untuk menghimpun para kandidat dalam satu wadah. Karena fasilitas grup di WA membatasi jumlah anggota, saya memecah para kandidat ke dalam beberapa grup. Saya hanya perlu menduplikasi pesan undangan dari e-mail ke dalam group WA dan dalam waktu singkat, saya memperoleh banjir konfirmasi yang nantinya akan memudahkan dalam melakukan estimasi ruang dan waktu berjalannya proses seleksi.

Cara ini jauh lebih efektif dibandingkan e-mail dikarenakan kebanyakan pengguna ponsel lebih memilih mengaktifkan notifikasi WA, sehingga pesan kemungkinan segera diterima oleh sasaran beberapa saat setelah terkirim. Selain itu, grup di WA dapat memiliki fungsi sebagai ruang bertukar pesan antara pihak perusahaan dengan calon pekerja dan antara sesama calon pekerja, apalagi jika proses seleksi dilakukan dalam rentang waktu yang cukup panjang dan terbagi dalam tahapan-tahapan di hari berlainan. Pihak rekrutmen tidak perlu lagi membalas satu per satu pertanyaan yang isinya sama.

Lewat grup, satu jawaban akan terpublikasi ke seluruh kandidat tanpa harus repot-repot mengulang jawaban.

Tetapi pasti ada satu dua kelemahan. Misalnya, pembuat grup tidak perlu meminta izin untuk menambahkan kontak sebagai anggota. "Pemaksaan" ini terkadang berdampak pada ketidakpercayaan kandidat terhadap isi pesan, bahkan ada yang langsung angkat jari dari grup tanpa terlebih dahulu membaca pesan undangan seleksi. Saya bahkan pernah beberapa kali dituduh sebagai penipu karena panggilan kerja via WA tampaknya hal baru dan jarang (atau belum pernah?) dipakai dalam publikasi seleksi.

Tak jarang ada juga suara sumbang yang muncul dari kandidat mengenai penggunaan kontak WA sebagai saluran informasi seleksi perusahaan, terutama soal urusan privasi. Berbeda dengan e-mail yang memiliki fitur "BCC" untuk menyembunyikan alamat e-mail penerima, WhatsApp Group memungkinkan setiap anggota mengetahui seluruh member yang tergabung dan hal ini dianggap menyalahi privasi bagi orang-orang tertentu.

Pada akhirnya, cara tersebut adalah variasi atau hanya media pelengkap jika pihak rekrutmen ingin menjangkau dan mengetahui respons sasaran dalam jumlah banyak dalam waktu singkat. Namun bagaimana pun sifat "resmi" pesan perusahaan yang diasosiasikan pada e-mail dan panggilan suara  masih belum bisa tergantikan.

Namun jelas tidak ada salahnya jika aplikasi media sosial menambah satu lagi fungsinya dalam dunia kerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun