Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

5 Hal yang Kerap Menyebabkan Peserta Didik sering Tak Respek Kepada Guru Saat Mengajar di Kelas

19 Desember 2024   08:00 Diperbarui: 12 Desember 2024   10:52 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dokpri- Ardi Bagus Prasetyo)

Respek atau rasa hormat dari peserta didik kepada guru adalah fondasi penting dalam proses belajar mengajar yang efektif. Ketika hubungan antara guru dan siswa didasarkan pada saling menghormati, maka komunikasi di kelas akan lebih kondusif, pemahaman materi akan lebih baik, dan suasana belajar akan lebih positif. Namun, tidak jarang guru dihadapkan pada situasi di mana peserta didik menunjukkan sikap yang kurang respek. Hal ini bukan hanya menciptakan suasana kelas yang tidak nyaman, tetapi juga mempengaruhi efektivitas pembelajaran.

Berdasarkan sejumlah penelitian dan pengamatan di lapangan, ada beberapa penyebab umum yang membuat peserta didik kehilangan respek terhadap gurunya. Berikut adalah lima faktor utama yang sering memicu perilaku tersebut:

1. Ketidakkonsistenan dalam Disiplin dan Peraturan

Salah satu penyebab utama siswa tidak menghormati guru adalah penerapan disiplin yang tidak konsisten. Misalnya, seorang guru yang memaksa siswanya untuk tepat waktu tetapi dirinya sendiri sering terlambat akan kehilangan kredibilitas di mata peserta didik. Konsistensi dalam penerapan aturan membantu membangun kepercayaan, sedangkan ketidakkonsistenan menumbuhkan keraguan.

Menurut penelitian dari American Psychological Association (APA), konsistensi adalah kunci dalam membangun otoritas yang positif di kelas. Ketika siswa melihat bahwa aturan hanya berlaku untuk mereka, bukan untuk guru, mereka cenderung merespons dengan sikap yang apatis atau bahkan memberontak.

2. Metode Mengajar yang Tidak Menarik dan Monoton

Peserta didik saat ini hidup di era digital di mana informasi mudah diakses dan hiburan berlimpah. Ketika metode pengajaran masih bersifat kaku, konvensional, dan tidak interaktif, siswa cenderung kehilangan minat dan respek kepada guru. Mereka merasa bahwa proses belajar tidak relevan dengan kehidupan mereka sehari-hari.

Menurut survei oleh Education Week, 76% siswa merasa lebih terlibat dalam pembelajaran ketika metode pengajaran melibatkan aktivitas yang interaktif, kolaboratif, dan sesuai dengan konteks digital mereka. Sebaliknya, 54% siswa melaporkan kurang respek terhadap guru yang hanya memberikan ceramah tanpa variasi metode.

3. Kurangnya Empati dan Pemahaman terhadap Siswa

Guru yang kurang memahami perasaan dan kebutuhan siswa sering kali dianggap tidak peduli. Sikap yang kurang empatik dapat membuat peserta didik merasa diabaikan, tidak dihargai, atau bahkan diperlakukan tidak adil. Akibatnya, mereka merespons dengan menunjukkan perilaku tidak respek.

Sebuah studi oleh Harvard Graduate School of Education menunjukkan bahwa ketika guru menunjukkan empati dan perhatian terhadap masalah siswa, 89% siswa cenderung lebih patuh dan menghormati otoritas guru. Sebaliknya, jika guru bersikap acuh atau meremehkan masalah siswa, respek akan hilang.

4. Tidak Memberikan Contoh yang Baik (Role Model)

Guru adalah figur yang seharusnya memberikan teladan baik di dalam maupun di luar kelas. Jika seorang guru sering melanggar aturan atau tidak menunjukkan etika yang baik, maka siswa akan meniru perilaku tersebut atau bahkan meremehkan guru tersebut.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Center for Teaching Quality, 68% siswa menyatakan bahwa mereka lebih menghormati guru yang menunjukkan integritas, tanggung jawab, dan etika kerja yang baik. Sebaliknya, guru yang suka memarahi siswa tanpa alasan jelas atau mempermalukan siswa di depan umum sering kehilangan respek.

Solusi: Jadilah contoh positif dalam segala aspek, baik dalam berbicara, bersikap, maupun menyelesaikan konflik. Berikan teladan tentang bagaimana menghormati orang lain.

5. Komunikasi yang Tidak Efektif dan Kurang Asertif

Komunikasi yang buruk antara guru dan siswa juga sering menjadi pemicu hilangnya respek. Ketika guru terlalu otoriter, tidak mendengarkan masukan siswa, atau menggunakan bahasa yang merendahkan, siswa akan merasa frustrasi dan kehilangan motivasi untuk belajar.

Penelitian dari National Communication Association menunjukkan bahwa komunikasi yang efektif antara guru dan siswa dapat meningkatkan rasa hormat hingga 70%. Sebaliknya, komunikasi yang tidak efektif menimbulkan kebingungan dan ketidakpercayaan.

Kesimpulan

Membangun respek antara guru dan siswa memerlukan usaha sadar dari kedua belah pihak, tetapi tanggung jawab utama tetap berada pada guru sebagai pemimpin di kelas. Dengan konsistensi dalam disiplin, metode pengajaran yang menarik, empati, keteladanan, dan komunikasi yang efektif, guru dapat menciptakan suasana kelas yang penuh respek dan kolaboratif.

Memahami penyebab hilangnya respek adalah langkah pertama untuk memperbaiki hubungan guru dan siswa. Dengan komitmen untuk terus berkembang, guru tidak hanya akan mendapatkan respek dari siswa, tetapi juga membantu membentuk generasi yang lebih baik.

#SalamLiterasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun