Sejak datang ke Indonesia pada akhir 2019, Shin Tae Yong (STY) telah menjadi salah satu figur paling diperbincangkan dalam sepak bola nasional. Pelatih asal Korea Selatan ini bukan hanya membawa perubahan pada gaya permainan Tim Nasional (Timnas), tetapi juga memantik harapan baru bagi sepak bola Indonesia. Namun, dengan berbagai pencapaian dan kontroversi yang mengiringinya, muncul pertanyaan: layakkah Shin Tae Yong disebut sebagai "Bapak Pengubah Sejarah Sepakbola Indonesia?"
Awal Perjalanan STY di Indonesia
Shin Tae Yong didatangkan oleh PSSI dengan ambisi besar. Sebagai pelatih yang pernah membawa Korea Selatan ke Piala Dunia 2018, STY memiliki rekam jejak yang mengesankan. Namun, tantangan yang dihadapinya di Indonesia jauh lebih kompleks. Ia tiba di tengah stagnasi prestasi Timnas dan sistem pengembangan pemain yang belum optimal.
Langkah awalnya adalah merombak total pendekatan latihan dan filosofi permainan Timnas. STY dikenal dengan disiplin tinggi, gaya kerja keras, dan pendekatan taktis modern. Ini menjadi angin segar bagi sepak bola Indonesia, yang selama ini lebih mengandalkan kekuatan fisik tanpa pola permainan yang terstruktur.
Transformasi di Timnas
Di bawah asuhannya, Timnas Indonesia, baik senior maupun kelompok umur, menunjukkan perubahan signifikan. Beberapa capaian penting Shin Tae Yong antara lain:
Final Piala AFF 2020
Meski hanya menjadi runner-up setelah kalah dari Thailand, performa Timnas di Piala AFF 2020 memperlihatkan harapan besar. Timnas yang diperkuat mayoritas pemain muda menunjukkan permainan yang lebih rapi, agresif, dan disiplin. Banyak pengamat menyebut ini sebagai titik balik bagi sepak bola Indonesia.
Lolos ke Piala Asia 2023
Setelah penantian 16 tahun, Indonesia akhirnya lolos ke Piala Asia. Pencapaian ini tidak lepas dari strategi dan keberanian STY dalam merotasi pemain muda berbakat, seperti Pratama Arhan, Marselino Ferdinan, dan Witan Sulaeman.
Pembinaan Pemain Muda
Salah satu warisan terbesar STY adalah pembinaan pemain muda. Ia konsisten memberikan kesempatan kepada pemain berusia di bawah 23 tahun untuk tampil di tim utama. Ini sejalan dengan visinya untuk membangun fondasi sepak bola Indonesia jangka panjang.
Mental Juara
STY tidak hanya membangun fisik dan taktik, tetapi juga mental pemain. Ia sering menekankan pentingnya mentalitas kompetitif di level internasional. Hasilnya, Timnas kini bermain tanpa rasa inferior meski menghadapi lawan yang lebih tangguh.
Kritik dan Tantangan
Meski banyak mendapat pujian, perjalanan STY di Indonesia tidak sepenuhnya mulus. Ia kerap bersitegang dengan PSSI terkait fasilitas latihan, manajemen kompetisi, hingga agenda uji coba. Salah satu kritik terbesar adalah hasil akhir yang belum memenuhi ekspektasi, seperti kegagalan Timnas U-20 tampil di Piala Dunia U-20 akibat keputusan FIFA membatalkan status tuan rumah Indonesia.
Selain itu, gaya melatihnya yang keras kadang dianggap terlalu menekan pemain muda. Ada pula kekhawatiran bahwa ketergantungan pada STY bisa menjadi bumerang jika PSSI gagal melanjutkan program yang telah ia rintis.
Dampak di Luar Lapangan
Pengaruh STY tidak hanya terasa di lapangan, tetapi juga dalam aspek lain sepak bola Indonesia. Popularitasnya membawa perhatian lebih besar terhadap Timnas. Media sosial ramai membahas setiap langkahnya, dan ini berkontribusi pada meningkatnya minat generasi muda terhadap sepak bola. Selain itu, STY menjadi salah satu inspirasi bagi pelatih lokal untuk belajar filosofi sepak bola modern.
Layakkah Disebut "Bapak Pengubah Sejarah?"
Julukan "Bapak Pengubah Sejarah" tentu tidak bisa diberikan sembarangan. Sejarah mencatat, beberapa pelatih sebelumnya juga membawa prestasi bagi Timnas, seperti Alfred Riedl dan Luis Milla. Namun, kontribusi STY terletak pada upayanya mengubah sistem, bukan hanya mencari kemenangan instan.
Visi jangka panjang yang ia bawa, fokus pada pembinaan pemain muda, dan pendekatan profesional adalah warisan yang dapat membawa perubahan besar, asalkan didukung oleh keberlanjutan program oleh PSSI. Jika dibandingkan dengan masa lalu, STY telah membangun landasan yang lebih kokoh untuk sepak bola Indonesia.
Harapan Masa Depan
Kunci keberhasilan transformasi sepak bola Indonesia ada pada kontinuitas. Tanpa dukungan infrastruktur, kompetisi yang sehat, dan komitmen federasi, apa yang telah dirintis STY bisa hilang begitu saja. Dalam beberapa tahun ke depan, akan terlihat apakah perubahan yang ia bawa mampu menghasilkan dampak jangka panjang atau hanya sekadar tren sesaat.
Kesimpulan
Shin Tae Yong telah memberikan kontribusi luar biasa bagi sepak bola Indonesia. Ia membawa perubahan signifikan dalam gaya bermain, mentalitas, dan sistem pembinaan pemain. Namun, untuk menyebutnya sebagai "Bapak Pengubah Sejarah," masih diperlukan bukti lebih lanjut bahwa transformasi yang ia bawa dapat bertahan lama.
Jika PSSI mampu menjaga momentum ini, bukan tidak mungkin Shin Tae Yong akan dikenang sebagai figur yang membuka era baru bagi sepak bola Indonesia. Hingga saat itu tiba, perjalanan ini adalah peluang emas bagi semua pihak untuk belajar, berbenah, dan bermimpi lebih besar. Bagaimanapun, sejarah tidak hanya ditentukan oleh satu orang, tetapi oleh kerja keras bersama.
#SalamLiterasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H