Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bukti Jika Netizen Kita Kurang Literasi, Ada Sedikit Sensasi Langsung Gas Open Donasi!

5 Desember 2024   08:28 Diperbarui: 5 Desember 2024   09:16 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://langit7.id)

Rendahnya literasi digital di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh minimnya edukasi tentang penggunaan teknologi informasi yang bijak. Literasi digital belum menjadi bagian penting dalam kurikulum pendidikan nasional. Padahal, dengan pesatnya perkembangan teknologi, kemampuan ini seharusnya diajarkan sejak dini.

Menurut data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2022, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 210 juta orang. Sayangnya, belum semua pengguna memahami cara menggunakan internet secara bertanggung jawab. Mereka lebih fokus pada kemudahan akses informasi daripada memastikan validitasnya.

Dr. Novi Kurnia, peneliti media dan komunikasi dari Universitas Gadjah Mada, menyebut bahwa kurangnya literasi digital masyarakat berkaitan erat dengan budaya pendidikan yang belum mendorong kemampuan berpikir kritis. “Kita lebih sering diajarkan untuk menerima informasi begitu saja, bukan mempertanyakan atau memvalidasinya,” ungkapnya.

Dampak Negatif Fenomena Donasi Tak Terkontrol
Fenomena penggalangan dana yang tidak terkontrol tidak hanya merugikan donatur, tetapi juga pihak yang benar-benar membutuhkan. Setiap kali kasus penipuan donasi terungkap, kepercayaan publik terhadap aksi sosial serupa cenderung menurun.

Lebih parah lagi, situasi ini menciptakan celah bagi individu atau kelompok yang tidak bertanggung jawab untuk memanipulasi empati publik demi keuntungan pribadi. Misalnya, menggunakan foto atau cerita palsu untuk menarik perhatian. Hal ini tentu merusak semangat gotong royong yang menjadi salah satu ciri khas masyarakat Indonesia.

Solusi untuk Menangani Masalah Literasi dan Donasi Online

Ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengatasi rendahnya literasi digital di kalangan netizen Indonesia:

1) Pendidikan Literasi Digital di Sekolah
Pemerintah perlu memasukkan literasi digital sebagai bagian dari kurikulum sekolah. Anak-anak perlu diajarkan cara mengevaluasi informasi, mengenali berita palsu, dan memahami etika berinternet sejak dini.

2) Kampanye Publik Tentang Verifikasi Informasi
Pemerintah, media, dan platform digital perlu bersinergi untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memverifikasi informasi sebelum bertindak, termasuk dalam hal donasi.

3) Regulasi Ketat untuk Penggalangan Dana Online
Platform penggalangan dana online harus memiliki sistem yang lebih transparan dan akuntabel. Selain itu, pemerintah perlu memperketat pengawasan terhadap aktivitas ini agar tidak disalahgunakan.

4) Peningkatan Kesadaran Individu
Sebagai pengguna internet, kita harus lebih bijak dan kritis. Jangan mudah percaya pada cerita viral tanpa memeriksa kebenarannya dari sumber tepercaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun