Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Fenomena yang Kerap Terjadi antara Guru dan Peserta Didik, serta Mudahnya Jeruji Besi Menjadi Tujuan Akhir dalam Misi Guru Mendidik Karakter

14 November 2024   08:21 Diperbarui: 14 November 2024   08:25 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://halaman7.com/)

Beberapa kasus nyata mengilustrasikan bagaimana tindakan guru berujung pada konsekuensi hukum dan dampak emosional yang besar, baik bagi guru maupun siswa. Sebuah contoh yang menonjol terjadi di kota besar Indonesia, di mana seorang guru dipenjara setelah memberikan hukuman fisik yang diartikan sebagai kekerasan oleh orang tua siswa. Sementara itu, di sisi lain, siswa juga dapat mengalami trauma jika penanganan disiplin yang diterima tidak proporsional dan melanggar batas kewajaran.

Dampak pada guru: Guru yang menghadapi tuntutan hukum sering kali mengalami stres yang mendalam, rasa ketidakadilan, dan hilangnya rasa percaya diri dalam mengajar. Hal ini bisa menyebabkan guru menjadi lebih berhati-hati, bahkan enggan untuk mendisiplinkan siswa, yang kemudian berimplikasi pada penurunan efektivitas pengajaran karakter.

Dampak pada siswa: Sebaliknya, kurangnya tindakan disiplin yang efektif dapat menyebabkan lingkungan belajar yang permisif. Ini mengarah pada lemahnya pembangunan karakter siswa, di mana norma sosial dan perilaku positif tidak ditanamkan dengan tegas.

4. Tantangan Kultural dan Harapan Masyarakat

Dalam budaya tertentu, pendekatan disipliner yang tegas masih dianggap sebagai metode yang efektif untuk mendidik karakter. Namun, dengan perubahan perspektif global tentang perlindungan anak, metode ini menjadi semakin diperdebatkan. Beberapa masyarakat menilai bahwa penurunan disiplin disebabkan oleh ketakutan guru menghadapi risiko hukum, yang pada akhirnya memengaruhi kualitas pendidikan dan pembentukan karakter.

Menurut riset Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), guru yang merasa didukung dalam aspek penegakan disiplin yang seimbang lebih mampu menciptakan lingkungan pendidikan yang produktif dan aman. Namun, peraturan yang ambigu dan berpotensi menjerat hukum sering kali menimbulkan dilema profesional.

5. Solusi dan Rekomendasi Kebijakan

Untuk mengatasi permasalahan ini, ada beberapa pendekatan yang dapat diambil:

  • Pelatihan Guru: Memastikan guru memiliki pelatihan yang memadai tentang cara mendisiplinkan siswa dengan pendekatan positif yang tidak melanggar hukum.
  • Revisi Kebijakan: Meninjau ulang peraturan agar ada batasan yang jelas tentang tindakan disiplin yang diperbolehkan tanpa mengorbankan hak siswa atau guru.
  • Kolaborasi dengan Orang Tua: Meningkatkan komunikasi antara guru dan orang tua untuk menciptakan pemahaman bersama tentang pendekatan mendidik yang sejalan dengan nilai-nilai yang dipegang oleh sekolah dan keluarga.
  • Pendampingan Psikologis: Memberikan pendampingan bagi guru dan siswa untuk meminimalkan dampak psikologis dalam proses pendidikan karakter.

Kesimpulan

Fenomena ini menekankan pentingnya keseimbangan antara penegakan disiplin dan perlindungan hak siswa. Diperlukan upaya kolaboratif antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat untuk memastikan guru dapat menjalankan peran mendidik karakter dengan aman dan efektif, tanpa harus menghadapi risiko jeratan hukum yang tidak proporsional.

#SalamLiterasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun