Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Benarkah Kurikulum Yang Sekarang Secara Tak Langsung Menjadi Penyebab Utama Sebagian Guru Sering Meninggalkan Kelas pada Saat Jam Mengajar?

8 November 2024   11:04 Diperbarui: 8 November 2024   11:26 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://sahabatguru.com/apakah-guru-sudah-merdeka-dengan-kurikulum-merdeka)

Membahas topik apakah kurikulum menjadi penyebab guru sering meninggalkan kelas saat jam mengajar memerlukan telaah dari beberapa perspektif, mulai dari teori manajemen kelas hingga tantangan praktis dalam implementasi kurikulum.

1. Kurikulum dan Beban Administratif Guru

Salah satu faktor utama yang dianggap berdampak signifikan adalah beban administratif yang bertambah seiring pembaruan kurikulum. Kurikulum Merdeka yang diterapkan di Indonesia mengedepankan pendekatan berbasis proyek dan pembelajaran berdiferensiasi, yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan belajar yang berbeda pada setiap siswa. Meskipun memiliki nilai positif dalam konsepnya, pendekatan ini juga menambah beban administratif pada guru, seperti kebutuhan untuk menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), alat evaluasi, dan laporan perkembangan siswa yang lebih terperinci.

Menurut teori manajemen beban kerja, ketika beban administratif dan perencanaan meningkat tanpa dukungan sumber daya yang memadai, produktivitas guru dapat menurun. Alhasil, banyak guru merasa perlu untuk menyelesaikan administrasi di luar kelas atau bahkan meninggalkan kelas untuk mengerjakan tugas-tugas tersebut, sehingga waktu tatap muka dengan siswa terganggu.

2. Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Peran Ganda Guru

Kurikulum Merdeka menuntut guru untuk menjalankan peran lebih dari sekadar pengajar. Guru juga diharapkan mampu mengidentifikasi kebutuhan belajar setiap siswa, yang artinya harus lebih peka terhadap dinamika dan kemajuan individu dalam kelas. Teori peran ganda (role strain theory) menjelaskan bahwa peran tambahan ini bisa membebani guru yang mungkin tidak memiliki sumber daya atau waktu yang cukup untuk mengelola semua peran dengan seimbang.

Guru yang meninggalkan kelas untuk alasan administratif seringkali merasa tertekan oleh peran ganda ini. Mereka tidak hanya bertanggung jawab atas pengajaran, tetapi juga atas pencatatan, penilaian, serta penyesuaian kurikulum bagi setiap siswa yang memerlukan perhatian khusus.

3. Evaluasi Berbasis Proyek: Tantangan Waktu dan Implementasi

Pendekatan kurikulum baru juga mengedepankan pembelajaran berbasis proyek (project-based learning). Di satu sisi, metode ini bermanfaat karena membuat siswa lebih aktif, tetapi di sisi lain, evaluasi proyek membutuhkan waktu yang panjang dan instrumen penilaian yang beragam. Jika tidak diimbangi dengan waktu khusus atau kebijakan pengurangan jam administratif, guru mungkin terpaksa meninggalkan kelas untuk fokus pada evaluasi proyek.

Teori manajemen waktu, seperti yang dikemukakan oleh Covey dalam "7 Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif", menyatakan bahwa pekerjaan yang terlalu banyak tanpa prioritas yang jelas dapat mengurangi produktivitas. Tanpa alokasi waktu khusus, guru berpotensi merasa kewalahan, yang mendorong mereka untuk menyelesaikan tugas di luar kelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun