Menciptakan Lingkungan yang Tenang
Menurut pakar pengasuhan, Catherine Fischer, suasana rumah yang tenang dan harmonis sangat membantu dalam mengurangi potensi konflik dan amarah. "Rumah yang dipenuhi tekanan dan ketegangan membuat orang tua lebih mudah marah, dan anak-anak lebih rentan terpengaruh emosi negatif," kata Fischer.
Untuk menciptakan lingkungan yang tenang, penting untuk menerapkan rutinitas yang stabil dan menyenangkan di rumah. Aktivitas seperti membaca bersama, mendengarkan musik, atau bahkan bermain di luar ruangan dapat membantu mengurangi stres baik bagi orang tua maupun anak. Dengan menciptakan suasana yang positif, potensi munculnya amarah juga akan berkurang.
Mengajarkan Anak Tentang Emosi
Dr. Adele Faber, penulis buku terkenal "How to Talk So Kids Will Listen & Listen So Kids Will Talk," mengatakan bahwa mengajarkan anak tentang emosi dapat membantu mereka memahami bagaimana cara mengelola perasaan mereka sendiri, serta bagaimana merespons emosi orang lain. "Ketika anak memahami bahwa amarah adalah emosi normal yang perlu dikelola, mereka juga akan lebih paham mengapa kita, sebagai orang tua, kadang merasa marah," ujar Faber.
Untuk itu, ajarkan anak cara mengenali dan mengekspresikan emosi mereka dengan kata-kata. Misalnya, ketika mereka merasa marah, ajari mereka untuk mengatakan, "Aku marah karena mainanku rusak," alih-alih langsung melempar mainan atau menangis. Dengan mencontohkan cara yang sehat dalam mengekspresikan emosi, kita juga memberi teladan yang baik bagi anak.
Pentingnya Refleksi Diri
Sebagai orang tua, refleksi diri adalah kunci untuk terus berkembang dan menjadi lebih baik. Menurut Dr. Shefali Tsabary, penulis buku "The Conscious Parent," orang tua harus belajar mengenali pola emosi dan perilaku mereka sendiri. "Ketika kita marah, sering kali itu mencerminkan sesuatu yang belum terselesaikan dalam diri kita, bukan hanya tentang anak," ungkap Tsabary.
Oleh karena itu, merenung dan bertanya pada diri sendiri mengapa kita merasa marah adalah langkah penting dalam proses pengasuhan yang lebih baik. Dengan refleksi ini, kita dapat mengidentifikasi hal-hal yang memicu amarah dan mencari cara untuk mengatasinya.
Menumbuhkan Sikap Sabar dan Pengertian
Pada akhirnya, kesabaran adalah kunci dalam menghadapi anak-anak. Seperti yang dikatakan oleh Dr. Ross Greene, ahli psikologi klinis, "Ketika kita mampu melihat perilaku anak sebagai sinyal dari kebutuhan yang belum terpenuhi, kita akan lebih mudah merespons dengan pengertian daripada kemarahan."