3. Terganggunya Regenerasi Politik
Salah satu dampak terbesar dari politik dinasti adalah terhambatnya regenerasi politik. Ketika posisi kekuasaan didominasi oleh keluarga tertentu, akses bagi individu-individu baru yang ingin terlibat dalam politik menjadi sangat terbatas. Hal ini mengakibatkan siklus politik yang stagnan, di mana gagasan dan perspektif baru sulit masuk ke arena politik.
Regenerasi politik yang sehat sangat penting untuk memastikan bahwa ide-ide baru, inovasi kebijakan, dan representasi berbagai kelompok masyarakat dapat diwujudkan.Â
Dengan politik dinasti, regenerasi ini sering kali terhenti karena kesempatan untuk memegang kekuasaan dikuasai oleh kelompok kecil yang berulang-ulang. Akibatnya, kebijakan publik cenderung tidak berubah secara signifikan dan sering kali tidak sejalan dengan kebutuhan masyarakat yang dinamis.
4. Erosi Kepercayaan Publik Terhadap Pemerintahan
Sistem politik dinasti dapat menurunkan kepercayaan publik terhadap pemerintahan. Masyarakat sering kali merasa bahwa mereka tidak memiliki pilihan dalam menentukan pemimpin mereka, dan kekuasaan tetap berputar di antara keluarga yang sama. Hal ini dapat menimbulkan apatisme politik, di mana masyarakat merasa suara mereka tidak lagi penting karena hasil pemilu sudah dapat diprediksi.
Teori politik tentang "trust and accountability" menekankan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah adalah kunci bagi stabilitas politik dan kemajuan sosial. Namun, dalam pemerintahan dinasti, akuntabilitas sering kali terabaikan.Â
Karena para pemimpin tahu bahwa mereka memiliki kekuasaan yang kuat dan sistem yang mendukung mereka, mereka cenderung tidak merasa terikat untuk bertanggung jawab kepada rakyat. Akibatnya, keputusan-keputusan politik lebih banyak didasarkan pada kepentingan pribadi atau kelompok daripada kepentingan publik.
5. Dampak pada Perekonomian
Politik dinasti juga dapat mempengaruhi perekonomian suatu negara. Dalam sistem yang dikendalikan oleh keluarga politik, alokasi sumber daya negara sering kali diarahkan untuk mendukung kepentingan keluarga atau kroni mereka.
 Ini dapat menimbulkan ketidakadilan ekonomi, di mana segelintir orang menikmati kekayaan yang besar, sementara sebagian besar masyarakat hidup dalam kemiskinan.