Reformasi Pajak dan Anggaran Negara
Salah satu pencapaian paling signifikan dari Sri Mulyani selama menjadi Menteri Keuangan adalah reformasi pajak. Pemerintah Indonesia telah lama berjuang dengan masalah rendahnya penerimaan pajak dibandingkan dengan PDB (Produk Domestik Bruto).Â
Dalam laporan International Monetary Fund (IMF) tahun 2022, Indonesia hanya mampu mengumpulkan pajak sekitar 10-12% dari PDB, angka ini jauh di bawah rata-rata negara berkembang lainnya.Â
Untuk mengatasi hal ini, Sri Mulyani melakukan berbagai reformasi kebijakan pajak, mulai dari meningkatkan efisiensi pengumpulan pajak hingga memperkenalkan program pengampunan pajak (tax amnesty) pada tahun 2016, yang berhasil mengumpulkan ratusan triliun rupiah dari aset yang sebelumnya tidak terlaporkan.
Selain itu, Sri Mulyani juga berhasil mengoptimalkan pengelolaan anggaran negara. Di tengah berbagai tekanan, seperti harga komoditas yang fluktuatif, kenaikan harga energi, dan tantangan global lainnya, Sri Mulyani mampu menjaga defisit anggaran negara tetap terkendali.Â
Ia juga memperkenalkan kebijakan-kebijakan penghematan anggaran yang efektif tanpa mengorbankan kualitas pelayanan publik. Dalam berbagai kesempatan, ia menekankan pentingnya pengelolaan anggaran yang berkelanjutan dan berorientasi pada hasil jangka panjang.
Stabilitas di Tengah Krisis Pandemi
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Sri Mulyani dalam periode keduanya sebagai Menteri Keuangan adalah pandemi COVID-19. Krisis kesehatan global ini memicu tantangan ekonomi yang luar biasa bagi banyak negara, termasuk Indonesia.Â
Sri Mulyani memimpin upaya untuk menyalurkan stimulus ekonomi besar-besaran melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), yang mencakup subsidi bagi masyarakat terdampak, dukungan bagi UMKM, dan berbagai program jaring pengaman sosial.
Menurut laporan World Bank Indonesia Economic Prospects edisi 2023, kebijakan-kebijakan fiskal yang diambil selama pandemi membantu Indonesia menghindari resesi yang lebih dalam.
Meskipun perekonomian sempat mengalami kontraksi, kebijakan tersebut berhasil memulihkan kembali pertumbuhan ekonomi lebih cepat daripada banyak negara berkembang lainnya. Langkah-langkah seperti subsidi upah, bantuan sosial, dan dukungan kepada sektor kesehatan membuktikan bahwa pendekatan terukur Sri Mulyani efektif dalam menjaga stabilitas ekonomi selama krisis.