Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjadi Guru di Era Kurikulum Merdeka, Seperti Apakah Tips dan Triknya?

15 Oktober 2024   08:00 Diperbarui: 15 Oktober 2024   08:05 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

5. Menekankan Keterampilan Sosial-Emosional
Di luar keterampilan akademik, Kurikulum Merdeka juga menekankan pentingnya pengembangan keterampilan sosial-emosional (social-emotional learning atau SEL). Daniel Goleman, ahli kecerdasan emosional, menyebutkan bahwa "Kecerdasan emosional sama pentingnya, jika tidak lebih penting, dari kecerdasan intelektual dalam menentukan kesuksesan hidup."

Guru harus membantu siswa mengembangkan empati, kemampuan berkomunikasi, dan pengelolaan emosi yang sehat. Dengan memberikan ruang bagi siswa untuk berefleksi dan berdiskusi tentang pengalaman emosional mereka, guru bisa membentuk karakter siswa yang lebih kuat dan siap menghadapi tantangan kehidupan.

6. Memberikan Umpan Balik yang Konstruktif dan Personal
Dalam Kurikulum Merdeka, penilaian tidak hanya berfokus pada hasil akhir, tetapi juga pada proses belajar siswa. Oleh karena itu, umpan balik yang konstruktif dan personal sangat penting. Prof. Robert Marzano, pakar penilaian dalam pendidikan, menyebutkan bahwa "Umpan balik yang baik harus spesifik, tepat waktu, dan mendorong siswa untuk terus berkembang."

Guru harus mampu memberikan umpan balik yang tidak hanya menunjukkan kelemahan siswa, tetapi juga memberikan solusi dan dorongan untuk perbaikan. Selain itu, umpan balik harus dilakukan secara individual agar setiap siswa merasa diperhatikan dan didukung.

7. Membangun Lingkungan Belajar yang Inklusif dan Kolaboratif
Kurikulum Merdeka mendorong terciptanya lingkungan belajar yang inklusif, di mana setiap siswa dihargai tanpa memandang latar belakang atau kemampuan mereka. Linda Darling-Hammond, seorang ahli pendidikan dari Stanford University, menyebutkan bahwa "Lingkungan belajar yang inklusif mendukung semua siswa untuk berkembang. Ini adalah tempat di mana perbedaan dianggap sebagai kekuatan, bukan hambatan."

Guru harus menciptakan suasana kelas yang terbuka, di mana setiap siswa merasa nyaman untuk berpartisipasi dan berkolaborasi. Hal ini juga mencakup pendekatan pembelajaran yang beragam, menyesuaikan dengan kebutuhan setiap individu, termasuk siswa dengan kebutuhan khusus.

8. Mengembangkan Diri Secara Profesional
Agar bisa mengikuti perkembangan dan perubahan dalam pendidikan, guru harus terus belajar dan mengembangkan diri. Dr. Agus Santoso, ahli pengembangan profesional guru, menyarankan agar "Guru mengikuti pelatihan, workshop, atau seminar yang relevan dengan Kurikulum Merdeka untuk memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka."

Keterbukaan terhadap ide-ide baru dan kemauan untuk belajar dari rekan sejawat atau pakar lain akan membuat guru tetap relevan dan mampu mengatasi tantangan yang muncul dalam penerapan Kurikulum Merdeka.

Menjadi guru di era Kurikulum Merdeka membutuhkan adaptasi, kreativitas, dan komitmen untuk terus berkembang. Dengan memahami filosofi dasar kurikulum, mengadopsi teknologi, dan memberikan pembelajaran berbasis proyek, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih dinamis dan relevan. 

Selain itu, mengembangkan keterampilan sosial-emosional siswa serta memberikan umpan balik yang konstruktif akan membantu mereka menjadi individu yang lebih baik, baik di ranah akademik maupun kehidupan sehari-hari. Dukungan dari ahli pendidikan menunjukkan bahwa perubahan ini adalah langkah positif menuju masa depan pendidikan yang lebih inklusif, fleksibel, dan bermakna.

#SalamLiterasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun