Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memahami Esensi Pendidikan Ki Hajar Dewantara

6 Oktober 2024   21:39 Diperbarui: 6 Oktober 2024   22:08 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gagasan Ki Hajar Dewantara yang paling terkenal adalah konsep Tri Sentra Pendidikan, yang mencakup tiga pusat pendidikan: keluarga, sekolah, dan masyarakat. Menurutnya, pendidikan tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga di dalam keluarga dan masyarakat. Ketiga lingkungan ini harus saling bekerja sama dan mendukung agar proses pendidikan berjalan optimal.
Keluarga: Ki Hajar Dewantara melihat keluarga sebagai lingkungan pendidikan pertama dan utama. Nilai-nilai dasar seperti moralitas, etika, dan tanggung jawab sosial pertama kali diajarkan di rumah. Orang tua memiliki peran penting sebagai pendidik awal bagi anak-anak mereka.


Sekolah: Sekolah adalah tempat di mana pendidikan formal terjadi. Di sini, siswa belajar tidak hanya tentang ilmu pengetahuan, tetapi juga tentang cara berinteraksi dengan orang lain, menghargai perbedaan, dan mengembangkan potensi mereka. Guru harus memainkan peran penting dalam membimbing siswa, bukan hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter mereka.


Masyarakat: Masyarakat adalah pusat pendidikan ketiga, di mana anak-anak belajar melalui pengalaman hidup di tengah-tengah komunitas mereka. Di sini, nilai-nilai seperti gotong royong, toleransi, dan solidaritas sosial dipraktikkan secara nyata. Pendidikan dalam masyarakat melengkapi pendidikan di rumah dan sekolah, membantu anak memahami peran mereka sebagai bagian dari masyarakat yang lebih luas.


Dengan konsep Tri Sentra Pendidikan, Ki Hajar Dewantara menekankan bahwa pendidikan harus dilakukan secara holistik, melibatkan seluruh aspek kehidupan anak. Ketiganya harus berjalan seimbang agar pendidikan dapat membentuk individu yang utuh.

4. Pendidikan yang Merdeka

Salah satu ide sentral dalam pemikiran Ki Hajar Dewantara adalah konsep Pendidikan yang Merdeka, yang berarti pendidikan harus memungkinkan anak untuk berpikir secara mandiri dan kritis. Ki Hajar Dewantara menolak sistem pendidikan yang bersifat otoriter dan dogmatis, di mana siswa hanya diarahkan untuk menghafal tanpa memahami makna dari apa yang mereka pelajari.


Menurutnya, pendidikan yang merdeka adalah pendidikan yang memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengekspresikan diri dan menemukan jalan mereka sendiri. Dalam sistem ini, guru berperan sebagai pendamping yang mendorong siswa untuk berpikir secara kritis dan mandiri, bukan sebagai otoritas yang memaksakan pandangan mereka.


Pendidikan yang merdeka juga berarti bahwa pendidikan harus sesuai dengan konteks budaya dan sosial masyarakat di mana siswa berada. Ki Hajar Dewantara percaya bahwa pendidikan harus berakar pada kebudayaan nasional dan nilai-nilai lokal, sehingga siswa tidak kehilangan identitas mereka sebagai bagian dari bangsa.

5. Relevansi Pemikiran Ki Hajar Dewantara di Masa Kini

Meskipun gagasan-gagasan Ki Hajar Dewantara lahir lebih dari seabad yang lalu, banyak di antaranya masih sangat relevan dalam konteks pendidikan modern. Di era globalisasi dan teknologi saat ini, di mana pendidikan cenderung menjadi instrumen untuk menciptakan tenaga kerja yang produktif, pemikiran Ki Hajar Dewantara mengingatkan kita bahwa esensi pendidikan sejatinya adalah untuk memanusiakan manusia.

Pendidikan yang berpusat pada siswa, yang mendorong kemandirian berpikir, kreativitas, dan pengembangan karakter, tetap menjadi isu yang penting. Di tengah perubahan cepat dalam dunia pendidikan dan perkembangan teknologi, konsep pendidikan holistik yang berakar pada nilai-nilai kemanusiaan dan budaya lokal tetap relevan dan perlu dipraktikkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun