Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Persoalan Pendidikan di Sekolah Perkotaan: Antara Kualitas, Tekanan Akademik, dan Tekanan Sosial

26 September 2024   18:02 Diperbarui: 26 September 2024   18:03 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, terutama di kota-kota besar. Sekolah-sekolah perkotaan memiliki akses yang lebih baik terhadap teknologi digital seperti komputer, tablet, dan internet, yang dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran. Namun, penggunaan teknologi dalam pendidikan juga menghadirkan tantangan tersendiri.

Salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana memastikan bahwa teknologi tidak hanya menjadi alat tambahan, tetapi benar-benar dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Banyak sekolah yang memiliki fasilitas teknologi yang canggih, namun para guru belum siap atau tidak terlatih dengan baik untuk mengintegrasikan teknologi tersebut ke dalam proses belajar mengajar. Akibatnya, teknologi hanya digunakan secara terbatas, misalnya hanya sebagai alat presentasi, tanpa melibatkan interaksi yang mendalam antara siswa dan materi pembelajaran.

Selain itu, ketergantungan pada teknologi juga membawa tantangan baru, seperti masalah keamanan digital dan potensi gangguan dalam proses pembelajaran. Penggunaan internet di kelas dapat membuka peluang bagi siswa untuk mengakses informasi yang tidak relevan atau bahkan tidak pantas, sehingga memerlukan pengawasan yang lebih ketat dari guru dan sekolah.

4. Masalah Kepadatan Kelas dan Kurangnya Interaksi Personal

Di kota-kota besar, jumlah populasi yang tinggi sering kali menyebabkan kepadatan siswa di kelas. Hal ini menjadi masalah terutama di sekolah-sekolah negeri yang tidak memiliki cukup ruang kelas atau guru untuk mengakomodasi jumlah siswa yang terus meningkat. Kelas yang terlalu padat dapat mengurangi kualitas interaksi antara guru dan siswa. Guru tidak memiliki cukup waktu untuk memberikan perhatian individual kepada setiap siswa, yang berakibat pada kurangnya pemahaman dan dukungan yang mereka terima.

Kepadatan kelas juga menyebabkan keterbatasan dalam penerapan metode pembelajaran yang interaktif. Di kelas yang penuh sesak, guru cenderung menggunakan metode ceramah tradisional karena lebih mudah dikelola, namun hal ini mengurangi kesempatan bagi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses belajar. Pembelajaran yang berpusat pada siswa, yang seharusnya menjadi fokus dalam pendidikan modern, sering kali tidak dapat diterapkan secara optimal.

5. Kurikulum yang Belum Sepenuhnya Relevan

Kurikulum yang diterapkan di sekolah perkotaan sering kali masih belum sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dan tuntutan zaman yang terus berubah. Meski sudah ada upaya dari pemerintah untuk merombak kurikulum melalui Kurikulum Merdeka yang memberi lebih banyak fleksibilitas bagi guru dan siswa, implementasinya masih belum merata. Banyak sekolah yang masih fokus pada pengajaran berbasis hafalan dan ujian, alih-alih memberikan ruang bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan abad ke-21 seperti berpikir kritis, kreativitas, dan keterampilan kolaborasi.

Selain itu, kurikulum yang kaku sering kali tidak memberikan ruang bagi pengembangan pendidikan karakter, keterampilan sosial-emosional, serta pendidikan kewarganegaraan yang sangat dibutuhkan di lingkungan perkotaan yang penuh dengan keragaman budaya dan tantangan sosial. Pendidikan di perkotaan harus mampu menjawab kebutuhan ini dengan kurikulum yang lebih dinamis dan berorientasi pada pengembangan siswa secara holistik.

Sekolah-sekolah di perkotaan menghadapi berbagai persoalan yang unik, dari tekanan akademik yang tinggi, ketimpangan sosial, hingga tantangan dalam mengintegrasikan teknologi dan kurikulum yang belum sepenuhnya relevan. Meskipun sekolah di kota-kota besar sering kali memiliki akses yang lebih baik terhadap fasilitas dan teknologi, tantangan-tantangan tersebut membutuhkan solusi yang komprehensif. Perlu adanya kebijakan yang lebih tepat sasaran, peningkatan pelatihan bagi guru, serta pendekatan yang lebih inklusif dalam pendidikan di perkotaan agar setiap siswa, tanpa memandang latar belakang sosial dan ekonomi, dapat memperoleh pendidikan berkualitas yang mempersiapkan mereka untuk masa depan yang lebih baik.

#SalamLiterasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun