Ganas! Mungkin itu adalah kata yang cocok menggambarkan performa Barcelona musim ini di Laliga. Pasalnya, sejak ditinggal Xavi Hernandez yang memilih untuk mundur dari manajemen kepelatihan blaugrana, Barca kini resmi menunjuk mantan pelatih Timnas Jerman yakni Hansi Flick untuk melatih tim yang pernah juara 3 kali Liga Champions tersebut musim ini.Â
Mengawali kompetisi Laliga musim ini di bawah komando Flick, Barca berhasil menyapu bersih 4 laga awal dengan kemenangan serta mampu meraup poin sempurna yakni 12 poin. Banyak yang berasumsi, bahwa ini adalah era kebangkitan Barca setelah kurang lebih 9 tahun selalu redup di bawah bayang-bayang Real Madrid sebagai pesaing terberatnya di Laliga, Barca nyatanya mampu tampil terengginas di awal musim ini.Â
Lebih lanjut, jika kita melansir data yang direkap oleh Footystats, raihan tim catalan tersebut mencapai rasio sempurna dengan 100% kemenangan. Tak hanya itu, Secara rata-rata, Barcelona juga berhasil mencatatkan poin gol sebanyak 3,25 gol perlaga dan hanya mendapatkan poin rata-rata kebobolan yakni 0,75 per laga. Yang lebih istimewa lagi, Barca di bawah Flick musim ini setidaknya hingga 4 laga awal sudah berhasil menyarangkan total 13 gol dan hanya kebobolan sebanyak 3 gol. Itu menjadi hasil raihan gol terbaik dari total 4 liga teratas di dunia yakni Liga Inggris yakni Man City yang baru mengemas 9 gol, Liga Italia yakni Inter yang baru mengemas 8 gol, dan Liga Jerman dengan Heidenheim yang baru mengemas 6 gol.Â
Sementara dari statistik lainnya, Footystats juga mencatat bahwa Barca menjadi yang produktif musim ini untuk urusan tembakan per laga dengan 13.75 tembakan perlaga. Ditambah ketepatan sasarannya mampu menyentuh angka 7.75 menjadikan tim ini memak layak memimpin tabel klasemen sementara Laliga musim ini.
Lalu, apa yang membuat Barcelona era Flick mampu tampil lebih menggigit musim ini?
1. Tangan Dingin Khas Jerman
Suka atau tidak, Jerman menjadi salah satu negara terbaik dalam urusan mengorbitkan pelatih-pelatih hebat di dunia. Salah satunya Hansi Flick. Gaya kepemimpinan khas Jermannya di musim ini mampu membuat pola permainan Barca tak lagi mengandalkan penguasaan bola. Kita yang menonton permainan Barca musim ini tentu akan melihat permainan Barca yang tak lagi hanya mengandalkan penguasaan bola saja. Melainkan lebih ke agresif, presing ketat, dan sesekali melakukan serangan balik efektif, dan tak segan juga Barca melakukan beberapa pelanggaran demi bisa merebut bola kembali. Itu bisa dibuktikan dari data Footystats yang mencatat bahwa rasio poin pelanggaran Barca mencapao 10.25 musim ini.
2. Kembalinya Performa pemain yang Melempem di musim lalu
Kembalinya tahta juara Piala Eropa ke tangan Timnas Spanyol pada 2024 lalu, ternyata membawa angin segar bagi Barcelona yang pemainnya berada di skuad Spanyol pada ajang Euro beberapa waktu lalu. Pedri, Yamal, Ferran, hingga Dani Olmo yang baru didatangkan pun juga langsung nyetel dengan permainan Barca di bawah asuhan Flick musim ini.
Jangan lupa juga, datangnya Hansi Flick juga berpengaruh besar terhadap kembalinya performa apik Lewandowski musim ini yang mampu mencetak 4 gol dan Raphinha yang total telah mencetak 3 gol di Laliga musim ini.
3. Transfer Efektif dan Mengoptimalkan Peran Pemain Akademi
Satu hal yang tak boleh dilupakan dari performa apik Barca di awal musim ini adalah peran pemain-pemain akademi yang berhasil tampil moncer sejak musim lalu. Seperti kita ketahui, Barca yang sedang dilanda krisis beberapa tahun terakhir, mau tidak mau harus mengurangi anggaran belanja pemain di bursa transfer. Hasilnya, manajemen Barca harus memutar otak untuk setidaknya tetap membuat Barca menjadi tim raksasa yang tak kehabisan pemain hebat.Â
Maka dari itu, mendatangkan pemain akademi lamasia menjadi alternatif yang tepat dari manajemen Barca beberapa musim belakangan. Nama-nama seperti Lamine Yamal, Pau Cubarsi, Fermin Lopes, dan Pedri telah  berhasil mengantarkan Barca ke setelah tim penantang gelar di musim ini.
Itulah beberapa ulasan singkat tentang menanjaknya performa Barca musim ini, semoga saja Barca tetap bisa konsisten hingga akhir musim dan tak kehabisan bensin seperti yang ditunjukkan Arsenal di Liga Inggris musim lalu.
#SalamLiterasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H