Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Benarkah Modul Ajar Itu Sifatnya Fleksibel?

4 September 2024   08:00 Diperbarui: 4 September 2024   08:44 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Ardi Bagus Prasetyo

  • Nana Sudjana: Menurut Nana Sudjana, modul ajar adalah suatu bentuk bahan ajar yang disusun secara sistematis, yang memuat tujuan pembelajaran, bahan ajar, metode atau strategi pembelajaran, dan evaluasi yang dirancang untuk membantu siswa dalam belajar secara mandiri sesuai dengan kecepatan dan kemampuannya masing-masing.

  • Riyanto: Menurut Riyanto, modul ajar adalah alat bantu pembelajaran yang dirancang dengan pendekatan sistematis dan terstruktur, yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri. Modul ini berisi materi pelajaran yang dipecah menjadi unit-unit kecil sehingga lebih mudah dipahami dan dipelajari.

  • Morrison, Ross, dan Kemp: Mereka mendefinisikan modul ajar sebagai bagian dari program pembelajaran yang dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu, di mana setiap modul memiliki komponen yang mencakup tujuan, materi, metode, dan evaluasi, sehingga memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri dan memperoleh pemahaman yang mendalam terhadap materi yang disajikan

Dari dua pendapat di atas dapat kita simpulkan bahwa pendapat tersebut menekankan bahwa modul ajar adalah instrumen penting dalam proses pembelajaran yang dirancang secara sistematis untuk mendukung pembelajaran mandiri dan efektif. 

Jika disimpulkan dalam bentuk paparan pengrtian, modul ajar sendiri dapat dikatakan sebagai perangkat pembelajaran yang disusun secara sistematis untuk memfasilitasi proses belajar mengajar, baik di dalam maupun di luar kelas. Modul ini berfungsi sebagai panduan bagi guru dan siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, mencakup materi, metode, dan evaluasi yang terintegrasi. 

Modul ajar biasanya dirancang untuk mendukung pencapaian kompetensi tertentu, dengan langkah-langkah yang jelas dan terstruktur, sehingga memudahkan siswa dalam memahami dan menguasai materi pelajaran secara mandiri atau dengan bimbingan guru. Dengan adanya modul ajar, proses belajar menjadi lebih terarah, efisien, dan efektif.

Pemahaman yang mendalam tentang fungsi modul ajar sangat penting bagi guru karena modul ini merupakan alat utama yang membantu dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran secara efektif. Dengan memahami fungsi modul ajar, guru dapat menyusun strategi pengajaran yang lebih terstruktur, memastikan setiap langkah pembelajaran mendukung pencapaian kompetensi yang diharapkan. 

Modul ajar juga membantu guru dalam mengukur kemajuan siswa secara lebih objektif, serta memberikan fleksibilitas dalam menyesuaikan materi dan metode pengajaran sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa. 

Dengan demikian, pemahaman yang baik tentang fungsi modul ajar memungkinkan guru untuk memaksimalkan proses belajar mengajar, sehingga hasil pembelajaran menjadi lebih optimal.  

Persepsi yang kerap Keliru tentang Pemahaman Modul Ajar

(https://naikpangkat.com/)
(https://naikpangkat.com/)

Beberapa persepsi yang sering keliru dari guru tentang modul ajar antara lain:

  1. Modul Ajar Hanya Sekadar Panduan Teks: Beberapa guru menganggap modul ajar hanya sebagai dokumen teks yang harus diikuti secara kaku. Padahal, modul ajar seharusnya bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan siswa serta situasi pembelajaran.

  2. Modul Ajar Menggantikan Kreativitas Guru: Ada persepsi bahwa penggunaan modul ajar membatasi kreativitas guru dalam mengajar. Sebaliknya, modul ajar dirancang untuk mendukung dan memfasilitasi kreativitas, memberi struktur, namun tetap membuka ruang bagi inovasi dalam pembelajaran.

  3. Modul Ajar Sebagai Beban Tambahan: Guru kadang merasa modul ajar sebagai tugas administratif tambahan yang membebani. Padahal, modul ajar justru mempermudah perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, serta membantu dalam mencapai tujuan pendidikan secara lebih sistematis.

  4. Modul Ajar Hanya Berlaku untuk Pembelajaran Mandiri: Beberapa guru mungkin mengira modul ajar hanya untuk digunakan dalam pembelajaran mandiri oleh siswa. Namun, modul ajar juga sangat efektif sebagai panduan dalam pembelajaran yang dipimpin oleh guru, baik dalam kelas maupun dalam kegiatan lain yang terstruktur.

Jadi apa benar Modul Ajar Itu Sifatnya Fleksibel?

Ya, modul ajar memang bersifat fleksibel. Fleksibilitas modul ajar memungkinkan guru untuk menyesuaikan materi, metode, dan strategi pembelajaran sesuai dengan kondisi dan kebutuhan siswa di kelas. Modul ajar tidak dimaksudkan untuk diikuti secara kaku, tetapi sebagai panduan yang bisa disesuaikan dengan konteks pembelajaran yang beragam.

Fleksibilitas ini juga mencakup adaptasi terhadap gaya belajar siswa, tingkat pemahaman, serta kondisi lingkungan belajar. Guru dapat mengubah urutan penyampaian materi, menambahkan aktivitas tambahan, atau memperdalam topik tertentu jika diperlukan. Dengan fleksibilitas tersebut, modul ajar menjadi alat yang dinamis, mendukung kreativitas guru dan memaksimalkan efektivitas proses belajar mengajar.


jika modul sudah fleksibel, lalu guru harus bagaimana?

Jika modul ajar sudah dirancang untuk fleksibel, guru memiliki peran penting dalam memanfaatkan fleksibilitas tersebut secara optimal. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil oleh guru:

1. Menyesuaikan dengan Kebutuhan Siswa: Guru harus memahami kebutuhan, kemampuan, dan gaya belajar siswa. Dengan demikian, guru bisa mengadaptasi isi modul agar lebih relevan dan mudah dipahami oleh siswa, misalnya dengan memberikan penjelasan tambahan atau menggunakan contoh yang lebih dekat dengan pengalaman siswa.

2. Mengintegrasikan Kreativitas: Fleksibilitas modul memberi ruang bagi guru untuk mengembangkan dan menerapkan ide-ide kreatif dalam pembelajaran. Guru bisa menambahkan berbagai aktivitas interaktif, seperti diskusi kelompok, permainan edukatif, atau proyek kolaboratif yang dapat meningkatkan keterlibatan siswa.

3. Mengelola Waktu dengan Efisien: Dengan fleksibilitas modul, guru bisa mengatur waktu dengan lebih baik. Guru dapat memfokuskan lebih banyak waktu pada topik-topik yang sulit dipahami oleh siswa, sementara topik yang lebih mudah bisa diselesaikan dengan lebih cepat.

4. Melakukan Evaluasi dan Refleksi: Guru sebaiknya terus mengevaluasi efektivitas penggunaan modul dan melakukan refleksi atas hasil pembelajaran. Jika ada bagian yang kurang efektif, guru dapat melakukan penyesuaian pada modul untuk pertemuan berikutnya.

5. Kolaborasi dengan Siswa: Guru bisa melibatkan siswa dalam proses pembelajaran dengan mengajak mereka memberikan masukan atau memilih metode yang paling efektif bagi mereka. Ini juga mendukung pembelajaran yang lebih partisipatif dan meningkatkan motivasi siswa.

Dengan memanfaatkan fleksibilitas modul ajar secara bijak, guru dapat menciptakan pembelajaran yang lebih dinamis, adaptif, dan sesuai dengan kebutuhan siswa, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan lebih baik.

#SalamLiterasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun