Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Benarkah Mempelajari Filsafat dapat Menyesatkan?

26 Agustus 2024   09:42 Diperbarui: 26 Agustus 2024   09:43 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

   - Rasionalisme: Tokoh-tokoh seperti René Descartes, Baruch Spinoza, dan Gottfried Wilhelm Leibniz menekankan penggunaan rasio dan logika sebagai sumber utama pengetahuan. Descartes terkenal dengan ungkapan "Cogito, ergo sum" (Saya berpikir, maka saya ada) yang menjadi dasar bagi filsafat modern.

   - Empirisme: John Locke, George Berkeley, dan David Hume menekankan bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman indrawi. Locke mengembangkan teori tabula rasa, yang menyatakan bahwa pikiran manusia pada awalnya kosong dan kemudian diisi oleh pengalaman.

   - Pencerahan: Periode ini ditandai oleh kepercayaan pada kekuatan rasio dan sains untuk memajukan kemanusiaan. Filsuf seperti Immanuel Kant mengembangkan teori kritis yang menggabungkan rasionalisme dan empirisme, sementara Voltaire dan Rousseau menekankan pentingnya kebebasan individu dan kemajuan sosial.

   - Idealime Jerman: G.W.F. Hegel memperkenalkan dialektika, suatu proses perkembangan sejarah dan ide melalui kontradiksi dan sintesis. Arthur Schopenhauer dan Friedrich Nietzsche kemudian menolak idealisme Hegel dan menekankan aspek-aspek pesimisme dan kekuasaan dalam filsafat.

 5. Filsafat Kontemporer (abad ke-19 - sekarang)

   - Eksistensialisme: Søren Kierkegaard dan Friedrich Nietzsche menekankan individualitas, kebebasan, dan makna hidup dalam menghadapi absurditas eksistensi. Jean-Paul Sartre dan Albert Camus kemudian mengembangkan eksistensialisme sebagai filsafat yang menekankan tanggung jawab individu dalam menciptakan makna hidup.

   - Pragmatisme: Filsafat ini berkembang di Amerika Serikat dengan tokoh-tokoh seperti Charles Sanders Peirce, William James, dan John Dewey. Pragmatisme menekankan bahwa kebenaran ditentukan oleh manfaat praktisnya dan bahwa ide-ide harus diuji melalui pengalaman dan eksperimen.

   - Fenomenologi: Diperkenalkan oleh Edmund Husserl, fenomenologi berfokus pada studi pengalaman langsung dan kesadaran. Martin Heidegger dan Maurice Merleau-Ponty kemudian mengembangkan fenomenologi untuk menjelajahi eksistensi manusia dan hubungan dengan dunia.

   - Analitik vs. Kontinental: Filsafat abad ke-20 melihat perkembangan dua tradisi utama: filsafat analitik yang berfokus pada logika, bahasa, dan analisis konseptual (dengan tokoh seperti Bertrand Russell dan Ludwig Wittgenstein), serta filsafat kontinental yang mencakup eksistensialisme, fenomenologi, strukturalisme, dan post-strukturalisme (dengan tokoh seperti Michel Foucault dan Jacques Derrida).

 6. Filsafat Postmodern dan Kontemporer

   - Postmodernisme: Filsuf postmodern seperti Jean-François Lyotard, Jacques Derrida, dan Michel Foucault menantang konsep-konsep besar seperti objektivitas, narasi besar, dan stabilitas makna. Mereka menekankan pluralitas, dekonstruksi, dan relativisme dalam memahami pengetahuan dan budaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun