- Epikureanisme: Didirikan oleh Epikuros, ajaran ini menekankan kebahagiaan sebagai tujuan utama, yang dicapai melalui kenikmatan sederhana dan penghindaran rasa sakit.
   - Skeptisisme: Didirikan oleh Pyrrho, skeptisisme menekankan keraguan terhadap pengetahuan yang pasti dan menganjurkan suspensi penilaian sebagai jalan menuju kedamaian pikiran.
 2. Filsafat Abad Pertengahan (abad ke-5 - abad ke-15)
  - Filsafat Kristen Awal dan Skolastik:
   - Filsafat abad pertengahan didominasi oleh upaya untuk menyelaraskan ajaran-ajaran Kristen dengan filsafat Yunani, terutama Plato dan Aristoteles. Agustinus dari Hippo menekankan peran iman dan rahmat ilahi dalam memahami kebenaran.
   - Thomas Aquinas, seorang filsuf skolastik, mengembangkan Thomisme, yang mengintegrasikan filsafat Aristotelian dengan teologi Kristen, terutama dalam karyanya *Summa Theologica*. Filsafat skolastik berfokus pada masalah-masalah seperti eksistensi Tuhan, hubungan antara iman dan rasio, serta sifat alam semesta.
  - Filsafat Islam: Filsafat Islam berkembang pesat selama abad pertengahan, dengan tokoh-tokoh seperti Al-Farabi, Avicenna (Ibnu Sina), dan Averroes (Ibnu Rusyd) yang berusaha menyelaraskan filsafat Yunani, khususnya Aristoteles, dengan ajaran-ajaran Islam. Mereka berkontribusi besar dalam bidang metafisika, etika, dan logika.
 3. Filsafat Renaisans (abad ke-14 - abad ke-17)
  - Humanisme: Pada periode ini, ada kebangkitan minat pada karya-karya klasik Yunani dan Romawi. Humanisme menekankan potensi dan nilai manusia, serta pentingnya pendidikan klasik untuk pengembangan individu. Tokoh-tokoh seperti Erasmus dan Pico della Mirandola menekankan kemampuan manusia untuk membentuk nasib mereka sendiri.
  - Reformasi: Pemikiran filsafat juga dipengaruhi oleh Reformasi Protestan, yang menantang otoritas Gereja Katolik dan menekankan individualisme serta hubungan pribadi dengan Tuhan.
 4. Filsafat Modern (abad ke-17 - abad ke-19)