Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Haruskah Seorang Guru Melarang Penggunaan Gawai di Kelas?

22 Agustus 2024   13:10 Diperbarui: 22 Agustus 2024   20:27 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(florestimurkab.go.id)

Di zaman yang serba modern dan didukung dengan teknologi serba canggih seperti sekarang ini, penggunaan gawai (handphone) seakan sudah menjadi hal wajar yang selalu dimaklumi khususnya dalam penggunaan pada saat belajar mengajar di kelas. 

Tak peduli siswa atau gurunya sekali pun, handphone seakan telah menjadi instrument wajib yang harus ada di saku kantong demi mendukung pekerjaan seorang guru maupun siswa pada saat terlibat proses belajar di kelas.

Jika kita melihat dari segi kebermanfaatannya, gawai telah menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi guru dan siswa dalam proses belajar mengajar di kelas. Bagi guru, gawai memudahkan akses ke berbagai sumber belajar dan alat bantu pengajaran digital, seperti presentasi interaktif, video edukatif, dan aplikasi penilaian yang dapat meningkatkan efektivitas pengajaran. 

Tak cukup sampai di situ, gawai juga memungkinkan guru untuk mengelola kelas secara lebih efisien, misalnya dengan menggunakan platform pembelajaran daring untuk mendistribusikan materi, memberikan tugas, dan memantau perkembangan siswa. 

Bagi siswa, gawai membuka akses ke dunia informasi yang luas, membantu mereka mencari referensi tambahan, berkolaborasi dengan teman secara virtual, dan memahami materi melalui berbagai media yang interaktif dan menarik. 

Selain itu, penggunaan gawai dalam kelas dapat mendorong keterampilan literasi digital, yang menjadi semakin penting dalam era teknologi ini. Dengan penggunaan yang tepat, gawai dapat memperkaya pengalaman belajar, meningkatkan keterlibatan siswa, dan membantu mencapai hasil belajar yang lebih baik. 

Apakah Tidak Ada Dampak Negatifnya?

Meskipun gawai memiliki banyak manfaat dalam proses belajar mengajar, penggunaannya di kelas juga dapat membawa dampak negatif yang sering kali tidak disadari oleh guru. 

Salah satu dampak tersebut adalah distraction atau gangguan konsentrasi. Siswa bisa tergoda untuk menggunakan gawai mereka untuk keperluan non-pembelajaran, seperti bermain game, mengakses media sosial, atau menonton video, yang dapat mengalihkan perhatian mereka dari materi yang sedang diajarkan.

Selain itu, penggunaan gawai secara berlebihan dapat mengurangi interaksi sosial langsung antara siswa, mengurangi kesempatan mereka untuk berkomunikasi dan berkolaborasi secara tatap muka. Hal ini bisa berdampak pada perkembangan keterampilan sosial dan empati siswa. Penurunan kualitas tidur juga bisa terjadi jika siswa terlalu sering menggunakan gawai, terutama jika mereka menjadi tergantung pada perangkat tersebut dan menggunakannya hingga larut malam.

Penggunaan gawai juga bisa memperburuk kesenjangan digital di dalam kelas, di mana siswa yang tidak memiliki akses ke gawai yang memadai mungkin merasa tertinggal dibandingkan dengan teman-teman mereka. Selain itu, paparan konten yang tidak pantas atau tidak sesuai usia juga bisa terjadi jika siswa tidak diawasi dengan baik saat menggunakan internet di kelas.

Terakhir, ketergantungan pada teknologi dapat membuat siswa kurang mengembangkan keterampilan dasar seperti menulis tangan, membaca buku fisik, atau melakukan perhitungan manual, yang semuanya tetap penting dalam keseimbangan proses belajar. 

Guru perlu menyadari dampak-dampak ini dan mengambil langkah-langkah untuk mengatasi atau meminimalkannya, seperti menetapkan aturan penggunaan gawai yang jelas dan memonitor aktivitas siswa selama proses belajar mengajar.

(florestimurkab.go.id)
(florestimurkab.go.id)

Ragam Cara yang Bisa Dilakukan Guru agar Dapat Mengoptimalkan Penggunaan HP di Kelas

Mengoptimalkan penggunaan HP di kelas dapat membantu menciptakan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan efektif. Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan oleh guru:

1. Mengintegrasikan Aplikasi Pembelajaran Interaktif

Penggunaan Aplikasi Edukasi: Guru dapat memanfaatkan aplikasi pembelajaran interaktif seperti Kahoot!, Quizlet, atau Google Classroom untuk membuat kuis, tugas, dan diskusi yang melibatkan siswa secara langsung melalui HP mereka. Aplikasi ini dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan memotivasi siswa untuk terlibat aktif.

2. Memberikan Arahan dan Aturan Penggunaan yang Jelas

Buat Kebijakan Penggunaan HP: Guru perlu menetapkan aturan yang jelas mengenai kapan dan bagaimana HP boleh digunakan di kelas. Misalnya, HP hanya boleh digunakan saat tugas atau kegiatan tertentu dan harus disimpan saat tidak diperlukan.

Kontrol Waktu Penggunaan: Guru bisa mengatur waktu khusus di mana siswa diperbolehkan menggunakan HP, sehingga fokus tetap terjaga selama pembelajaran inti berlangsung. 

3. Memanfaatkan HP sebagai Alat Penelitian dan Referensi

Akses Materi Online: Dorong siswa untuk menggunakan HP mereka untuk mencari referensi tambahan atau menjawab pertanyaan tertentu selama pelajaran. Ini membantu mereka mengembangkan keterampilan literasi digital dan kemampuan untuk menemukan informasi yang relevan.

Proyek Berbasis Penelitian: Guru dapat merancang proyek atau tugas yang mengharuskan siswa melakukan riset online menggunakan HP mereka, baik untuk mencari informasi, mengakses jurnal, atau menonton video edukatif. 

4. Menggunakan HP untuk Kolaborasi dan Diskusi Kelompok

Aplikasi Kolaborasi: Gunakan aplikasi seperti Google Docs atau Microsoft Teams yang memungkinkan siswa bekerja sama dalam proyek atau tugas secara real-time. Ini mempromosikan kerja tim dan mempermudah guru dalam memantau kontribusi setiap siswa.

Forum Diskusi Online: HP bisa digunakan untuk mengakses forum diskusi atau platform media sosial yang dibuat khusus untuk kelas, di mana siswa dapat berbagi ide dan berdiskusi di luar jam pelajaran.

5. Mengoptimalkan Pembelajaran dengan Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR)

Pengalaman Interaktif: Beberapa aplikasi AR dan VR dapat diakses melalui HP, memungkinkan siswa untuk menjelajahi konsep-konsep yang kompleks dengan cara yang lebih visual dan interaktif, seperti melihat model 3D, melakukan simulasi, atau tur virtual.

6. Penggunaan HP untuk Penilaian Formatif

Kuis dan Survei Online: Guru bisa menggunakan HP untuk menjalankan kuis atau survei cepat di tengah atau akhir pelajaran, memberikan umpan balik instan dan membantu menilai pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.

Penilaian Otomatis: Dengan aplikasi tertentu, guru bisa memberikan penilaian otomatis pada tugas-tugas tertentu, yang menghemat waktu dan memberikan hasil yang cepat kepada siswa.

7. Mengawasi dan Membimbing Penggunaan HP secara Aktif

Monitoring Aktivitas Siswa: Guru bisa menggunakan perangkat lunak atau aplikasi monitoring untuk memastikan siswa tetap fokus pada aktivitas yang diinstruksikan dan tidak menggunakan HP untuk keperluan di luar pembelajaran.

Memberikan Bimbingan Digital Literacy: Bimbing siswa mengenai etika dan keamanan dalam menggunakan internet, termasuk cara mencari sumber yang kredibel dan menghindari konten yang tidak pantas.

8. Memberdayakan Siswa sebagai Pengajar Sesama (Peer Teaching)

Siswa sebagai Pemandu Teknis: Beberapa siswa yang lebih mahir dalam teknologi dapat membantu teman-teman mereka dalam menggunakan aplikasi atau menyelesaikan tugas yang berhubungan dengan teknologi, yang juga mengembangkan keterampilan mereka dalam mengajar dan bekerja sama.

 

Dengan pendekatan yang tepat, HP dapat menjadi alat yang sangat efektif dalam mendukung proses belajar mengajar, meningkatkan keterlibatan siswa, dan memperkaya pengalaman pembelajaran di kelas.

#SalamLiterasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun