Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

5 Hal yang Membuktikan Bahwa SDM Negara Kita Masih Rendah!

5 Agustus 2024   08:00 Diperbarui: 5 Agustus 2024   08:09 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber Daya Manusia (SDM) suatu negara merujuk pada seluruh individu yang berkontribusi terhadap berbagai sektor kehidupan, baik dalam kapasitas pribadi maupun profesional. SDM mencakup semua orang yang memiliki kemampuan, pengetahuan, keterampilan, dan bakat yang dapat digunakan untuk memajukan ekonomi, sosial, dan budaya suatu negara. 

SDM merupakan aset penting karena mereka memainkan peran kunci dalam pembangunan dan perkembangan negara, baik melalui partisipasi dalam pasar tenaga kerja, inovasi, atau kegiatan-kegiatan lain yang mendorong kemajuan. Oleh karena itu, pengelolaan dan pengembangan SDM, seperti melalui pendidikan dan pelatihan, menjadi aspek vital dalam strategi pembangunan nasional. 

Lebih lanjut, Sumber Daya Manusia (SDM) memiliki peran krusial dalam memajukan suatu negara. SDM merupakan penggerak utama dalam berbagai sektor, mulai dari ekonomi, pendidikan, hingga teknologi. Dengan pengetahuan, keterampilan, dan kreativitas, SDM mampu menciptakan inovasi dan solusi yang mendorong pertumbuhan ekonomi.

 Mereka juga memainkan peran penting dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi, baik di sektor publik maupun swasta. Selain itu, kualitas SDM yang tinggi dapat meningkatkan daya saing negara di kancah internasional, menarik investasi, dan menciptakan peluang kerja. Dengan demikian, investasi dalam pendidikan, pelatihan, dan pengembangan SDM adalah kunci untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan yang berkelanjutan bagi suatu negara. 

Sebagai gambaran, coba perhatikan sajian berikut yang menerangkan daftar negara-negara dengan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) terbaik di dunia berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index/HDI) terbaru:

  1. Swiss - HDI: 0.962
  2. Norwegia - HDI: 0.961
  3. Islandia - HDI: 0.959
  4. Hong Kong - HDI: 0.952
  5. Australia - HDI: 0.951
  6. Denmark - HDI: 0.948
  7. Swedia - HDI: 0.947
  8. Irlandia - HDI: 0.945
  9. Jerman - HDI: 0.942
  10. Belanda - HDI: 0.941

Negara-negara ini menempati peringkat tertinggi dalam HDI karena menunjukkan kombinasi yang kuat dari kesejahteraan ekonomi, pendidikan yang tinggi, dan harapan hidup yang panjang. HDI mencerminkan kualitas SDM melalui indikator-indikator seperti pendidikan, kesehatan, dan pendapatan per kapita (World Population Review).

Memang benar jika ingin memastikan suatu negara dapat dikatakan maju, maka kita perlu melihat secara rinci tentang kualitas SDM yang ada di sana. Melihat kesejahteraan manusianya, kualitas dan kinerja manusianya, karakter manusianya, cara hidup manusianya, dan aspek lain yang mendukung tingkat kualitas SDM itu sendiri. 

Lantas, bagaimana dengan kualitas SDM Indonesia?

Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia, berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia (HDI) terbaru, berada pada tingkat yang masih tergolong sedang. Pada tahun 2022, Indonesia memiliki nilai HDI sebesar 0.718, yang menempatkannya pada peringkat 116 dari 191 negara. Meskipun angka ini menunjukkan peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya, Indonesia masih berada di bawah beberapa negara tetangganya di Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand (Wikipedia).

Alasan Kualitas SDM Indonesia Masih Rendah:

  1. Pendidikan: Meskipun akses pendidikan sudah meningkat, kualitas pendidikan di Indonesia masih perlu diperbaiki. Tingkat melek huruf dan rata-rata tahun sekolah masih lebih rendah dibandingkan negara-negara maju. Selain itu, masih terdapat kesenjangan dalam akses pendidikan, terutama di daerah terpencil (Wikipedia).

  2. Kesehatan: Tingkat harapan hidup dan akses terhadap layanan kesehatan masih menjadi tantangan. Meskipun program kesehatan nasional seperti BPJS Kesehatan telah diperkenalkan, masalah dalam implementasi dan aksesibilitas masih menjadi hambatan, terutama di wilayah pedesaan (Global Data and Statistics | Data Pandas).

  3. Ketimpangan Sosial dan Ekonomi: Ketimpangan dalam distribusi pendapatan dan kesempatan kerja juga mempengaruhi kualitas SDM. Banyak masyarakat yang masih hidup di bawah garis kemiskinan, yang membatasi akses mereka terhadap pendidikan dan layanan kesehatan yang memadai (IndexMundi - Country Facts).

  4. Infrastruktur dan Teknologi: Infrastruktur yang kurang memadai, terutama di bidang teknologi dan komunikasi, menghambat pengembangan kemampuan dan keterampilan SDM. Akses yang terbatas ke teknologi digital dan internet mengurangi peluang bagi masyarakat untuk meningkatkan keterampilan mereka (Global Data and Statistics | Data Pandas).

Upaya peningkatan kualitas SDM di Indonesia harus mencakup peningkatan dalam sektor pendidikan, kesehatan, dan pengurangan ketimpangan sosial untuk mencapai pembangunan yang lebih merata dan berkelanjutan.

5 Hal yang Membuktikan Bahwa SDM Indonesia masih rendah

(id.quora.com/Apa-saja-contoh-kelakuan-SDM-rendah-warga-Indonesia)
(id.quora.com/Apa-saja-contoh-kelakuan-SDM-rendah-warga-Indonesia)

Berikut adalah lima hal yang membuktikan bahwa kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia masih rendah:

  1. Tingkat Pendidikan yang Relatif Rendah:Meskipun ada peningkatan dalam akses pendidikan, kualitas pendidikan di Indonesia masih tertinggal. Hal ini terlihat dari skor PISA (Programme for International Student Assessment) yang rendah, yang menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam membaca, matematika, dan sains masih di bawah rata-rata global. Selain itu, rata-rata lama sekolah di Indonesia masih rendah, sekitar 8,5 tahun, yang menunjukkan banyak orang tidak menyelesaikan pendidikan menengah.

  2. Kesehatan dan Harapan Hidup:Indeks Kesehatan di Indonesia masih perlu banyak perbaikan. Harapan hidup di Indonesia lebih rendah dibandingkan negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas juga masih terbatas, terutama di daerah-daerah terpencil. Faktor-faktor ini berkontribusi pada tingginya angka kematian ibu dan bayi serta rendahnya angka harapan hidup.

  3. Produktivitas Tenaga Kerja yang Rendah:Produktivitas tenaga kerja di Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Rendahnya tingkat keterampilan dan pendidikan, serta teknologi yang kurang maju, membatasi kontribusi tenaga kerja terhadap ekonomi. Sektor informal yang besar juga menunjukkan bahwa banyak pekerja tidak memiliki keterampilan khusus atau pelatihan formal.

  4. Ketimpangan Sosial dan Ekonomi:Tingginya tingkat ketimpangan pendapatan menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan. Ketimpangan ini menghambat akses terhadap pendidikan dan kesehatan, sehingga memperburuk kondisi SDM. Selain itu, kesenjangan dalam akses terhadap kesempatan kerja yang baik juga mempengaruhi kualitas hidup banyak orang.

  5. Infrastruktur yang Tidak Memadai:Kurangnya infrastruktur yang mendukung, seperti akses internet dan teknologi informasi, membatasi pengembangan keterampilan dan inovasi di berbagai sektor. Infrastruktur yang buruk juga menghambat pertumbuhan ekonomi dan membuat akses terhadap layanan publik menjadi lebih sulit, terutama di daerah-daerah terpencil.

Faktor-faktor ini menunjukkan tantangan yang dihadapi Indonesia dalam meningkatkan kualitas SDM. Perbaikan di bidang pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur sangat penting untuk mengatasi masalah ini dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

#SalamLiterasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun