Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Nestapa di Balik Istilah "Gold Generation" Timnas Inggris dan Kegagalan Meraih Trofi Sejak 1966

2 Agustus 2024   08:00 Diperbarui: 2 Agustus 2024   11:28 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Generasi emas dalam olahraga sepakbola mengacu pada suatu periode ketika suatu tim nasional atau klub memiliki sekumpulan pemain yang luar biasa berbakat dan berprestasi tinggi. Generasi ini biasanya ditandai oleh kehadiran banyak pemain berkualitas dalam satu era, yang membawa tim tersebut mencapai puncak kejayaan, baik melalui kemenangan di turnamen besar maupun prestasi konsisten dalam berbagai kompetisi. 

Contoh terkenal dari generasi emas adalah tim nasional Spanyol yang memenangkan Euro 2008, Piala Dunia 2010, dan Euro 2012, serta tim nasional Brasil dengan dominasi mereka di Piala Dunia tahun 1958, 1962, dan 1970. Generasi emas ini sering dikenang sebagai periode keemasan dalam sejarah sepakbola sebuah negara atau klub, membawa kebanggaan dan pengaruh besar terhadap perkembangan sepakbola di masa mendatang.

Salah satu kisah dari munculnya generasi emas timnas sepakbola adalah timnas Inggris. Generasi emas timnas Inggris merujuk pada periode ketika tim nasional Inggris dipenuhi dengan pemain-pemain berkualitas tinggi yang diharapkan bisa mencapai kesuksesan besar di turnamen internasional. 

Periode ini paling sering dikaitkan dengan era 2000-an, di mana Inggris memiliki pemain-pemain bintang seperti David Beckham, Steven Gerrard, Frank Lampard, Wayne Rooney, Michael Owen, Rio Ferdinand, dan John Terry. Para pemain ini bermain untuk klub-klub top di Premier League dan Eropa, dan diharapkan bisa membawa Inggris meraih trofi internasional besar seperti Piala Dunia atau Euro.

Awal terbentuknya generasi emas ini bisa ditelusuri kembali ke awal 2000-an, ketika banyak pemain muda Inggris mulai menunjukkan potensi besar mereka di level klub. David Beckham, misalnya, sudah menjadi bintang di Manchester United dan terkenal secara global berkat keahlian tendangan bebasnya dan peran kunci dalam treble Manchester United pada tahun 1999. 

Sementara itu, Steven Gerrard dan Frank Lampard muncul sebagai gelandang serang yang berpengaruh di Liverpool dan Chelsea, masing-masing. Wayne Rooney, yang memulai debutnya sebagai remaja dengan Everton, segera menjadi sensasi dan pindah ke Manchester United, di mana ia terus menunjukkan kehebatannya.

Meskipun memiliki potensi besar, generasi emas ini mengalami kesulitan memenuhi ekspektasi tinggi. Inggris gagal melampaui perempat final di beberapa turnamen besar, termasuk Piala Dunia 2002, Euro 2004, dan Piala Dunia 2006. Kendala seperti cedera pemain kunci, ketidakmampuan untuk menyatukan berbagai bakat dalam satu sistem permainan yang efektif, dan keputusan taktis yang dipertanyakan sering kali dikutip sebagai alasan kegagalan mereka.

Meskipun demikian, pengaruh generasi emas ini tetap besar dalam sejarah sepakbola Inggris. Mereka membawa banyak perhatian dan harapan kepada tim nasional dan menginspirasi generasi pemain muda berikutnya. Para pemain dari generasi emas ini tetap dihormati dan dikenang sebagai beberapa pemain terbaik yang pernah dimiliki Inggris, meskipun mereka tidak mencapai kesuksesan yang diharapkan di panggung internasional.

Kisah menyedihkan generasi emas timnas Inggris sering kali dikaitkan dengan kegagalan mereka untuk meraih trofi besar sejak kemenangan terakhir mereka di Piala Dunia 1966. Meskipun memiliki sekumpulan pemain berbakat yang diharapkan bisa mengulang kejayaan masa lalu, berbagai faktor menyebabkan tim ini gagal mencapai puncak prestasi yang diharapkan. Berikut adalah beberapa momen paling menyedihkan dalam sejarah generasi emas timnas Inggris:

1. Piala Dunia 2002:

Inggris memasuki turnamen dengan harapan tinggi dan skuad yang kuat. Namun, mereka tersingkir di perempat final oleh Brasil, yang akhirnya menjadi juara. Gol spektakuler Ronaldinho yang menaklukkan kiper David Seaman menjadi momen krusial dalam pertandingan tersebut.

2. Euro 2004:

Timnas Inggris memiliki salah satu skuad terbaik mereka dengan Wayne Rooney muda yang sedang dalam performa luar biasa. Sayangnya, Rooney mengalami cedera di perempat final melawan Portugal, dan Inggris kalah melalui adu penalti setelah bermain imbang 2-2 di waktu normal dan perpanjangan waktu. Kekalahan ini sangat menyakitkan karena Inggris menunjukkan potensi besar selama turnamen.

3. Piala Dunia 2006:

Inggris kembali mencapai perempat final, kali ini menghadapi Portugal. Pertandingan ini juga berakhir dengan adu penalti setelah bermain imbang 0-0. Kekalahan ini semakin menyakitkan karena Wayne Rooney mendapatkan kartu merah dan dikeluarkan dari lapangan, meninggalkan Inggris dengan sepuluh pemain di sebagian besar pertandingan.

4. Kualifikasi Euro 2008:

Salah satu titik terendah bagi generasi emas Inggris adalah kegagalan mereka untuk lolos ke Euro 2008. Inggris mengalami kekalahan memalukan dari Kroasia di pertandingan kualifikasi terakhir di Wembley, yang mengakibatkan mereka gagal mencapai turnamen tersebut. Ini menjadi kegagalan besar mengingat kualitas pemain yang mereka miliki saat itu.

5. Piala Dunia 2010:

Inggris memasuki turnamen dengan manajer Fabio Capello dan harapan tinggi. Namun, performa mereka jauh di bawah ekspektasi. Setelah bermain imbang di fase grup, mereka bertemu Jerman di babak 16 besar dan kalah telak 4-1. Salah satu momen kontroversial dalam pertandingan ini adalah gol Frank Lampard yang tidak diakui meskipun bola jelas melewati garis gawang, menambah kesedihan pendukung Inggris.

Generasi emas timnas Inggris penuh dengan pemain berkualitas yang bermain di klub-klub top dunia, tetapi mereka tidak pernah berhasil menyatukan bakat-bakat ini untuk meraih trofi besar. Bahkan, kegagalan tersebut masih berlanjut sejak euro 2012, piala dunia 2014, euro 2016, Piala Dunia 2018, Euro 2020, Piala Dunia 2022, hingga yang terbaru yakni euro 2024 saat mereka harus tumbang atas Spanyol di laga final beberapa waktu lalu. 

Faktor-faktor seperti cedera, keputusan taktis yang salah, dan keberuntungan yang tidak berpihak sering kali menjadi alasan kegagalan mereka. Meskipun demikian, pemain-pemain dari generasi emas ini tetap dihormati sebagai beberapa pemain terbaik yang pernah dimiliki Inggris, dan kisah mereka menjadi pelajaran penting tentang ekspektasi dan realitas dalam dunia sepakbola.

#SalamLiterasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun