Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Sulitnya Gen Z Mendapatkan Pekerjaan di Era Modern Saat Ini, Apa Penyebabnya?

29 Juli 2024   22:00 Diperbarui: 29 Juli 2024   22:15 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Generasi Z, yang mencakup individu yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, menghadapi berbagai problematika unik dalam mencari kerja di era sekarang. Salah satu tantangan utama adalah ketidakpastian ekonomi global yang diperparah oleh pandemi COVID-19, yang telah mengakibatkan berkurangnya peluang kerja dan peningkatan persaingan. Selain itu, Gen Z juga dihadapkan pada perubahan drastis dalam lanskap kerja, di mana digitalisasi dan otomatisasi terus berkembang pesat. Meskipun mereka dikenal sebagai generasi yang melek teknologi, kebutuhan akan keterampilan khusus dalam bidang teknologi dan digital sering kali menambah tekanan bagi mereka untuk terus belajar dan beradaptasi.

Selanjutnya, ada pergeseran nilai dan harapan dalam dunia kerja. Gen Z cenderung mencari pekerjaan yang tidak hanya menawarkan stabilitas finansial, tetapi juga memiliki makna dan tujuan yang selaras dengan nilai-nilai pribadi mereka, seperti keberlanjutan, inklusi, dan kesejahteraan mental. Hal ini bisa menjadi tantangan karena tidak semua perusahaan siap atau mampu memenuhi harapan tersebut. Selain itu, mereka juga harus menghadapi stigma dan stereotip yang sering kali menganggap mereka kurang berpengalaman atau tidak cukup berdedikasi dibandingkan dengan generasi sebelumnya.

Kompetisi yang ketat di pasar kerja, ditambah dengan ekspektasi yang tinggi dari diri mereka sendiri dan lingkungan, membuat proses pencarian kerja menjadi penuh tekanan dan menantang bagi Gen Z. Meskipun begitu, mereka juga memiliki keunggulan berupa fleksibilitas, kreativitas, dan kemampuan adaptasi yang tinggi, yang dapat menjadi aset berharga dalam mengatasi problematika ini.

Untuk lebih detailnya, ada standar yang diinginkan Gen Z jika menyoal tentang pekerjaan. Mereka memiliki harapan dan preferensi yang berbeda dalam hal pekerjaan dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Beberapa hal yang diinginkan Gen Z dalam pekerjaan mereka meliputi:

  1. Fleksibilitas Kerja: Gen Z sangat menghargai fleksibilitas dalam pekerjaan, baik dalam hal jam kerja maupun lokasi kerja. Mereka cenderung menyukai opsi bekerja dari jarak jauh atau hybrid, yang memungkinkan mereka untuk menyeimbangkan antara kehidupan profesional dan pribadi.

  2. Makna dan Tujuan: Mereka mencari pekerjaan yang memberikan makna dan tujuan, bukan sekadar gaji. Gen Z ingin bekerja di perusahaan yang memiliki nilai-nilai yang selaras dengan mereka, seperti keberlanjutan, tanggung jawab sosial, dan dampak positif terhadap masyarakat.

  3. Pengembangan Karir dan Pembelajaran: Kesempatan untuk belajar dan berkembang sangat penting bagi Gen Z. Mereka mencari perusahaan yang menawarkan program pelatihan, mentoring, dan jalur karir yang jelas untuk membantu mereka berkembang secara profesional.

  4. Budaya Kerja yang Positif: Gen Z menghargai lingkungan kerja yang inklusif, kolaboratif, dan mendukung kesejahteraan mental. Mereka lebih memilih tempat kerja yang mendorong kerjasama tim, menghargai keragaman, dan menyediakan dukungan kesehatan mental.

  5. Inovasi dan Teknologi: Sebagai generasi yang tumbuh dengan teknologi, Gen Z ingin bekerja di lingkungan yang mengadopsi teknologi canggih dan inovatif. Mereka tertarik pada perusahaan yang selalu mencari cara baru untuk meningkatkan proses dan produk melalui teknologi.

  6. Keseimbangan Kehidupan dan Kerja: Selain fleksibilitas, keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi sangat penting bagi Gen Z. Mereka menghargai kebijakan perusahaan yang memungkinkan mereka untuk menjaga kesehatan fisik dan mental, serta memiliki waktu untuk kegiatan di luar pekerjaan.

  7. Feedback dan Pengakuan: Gen Z menginginkan feedback yang konstruktif dan pengakuan atas kerja keras mereka. Mereka menghargai transparansi dalam komunikasi dan ingin merasa dihargai serta diakui atas kontribusi mereka.

  8. Kesempatan untuk Berkontribusi: Mereka ingin memiliki suara dalam perusahaan dan berkontribusi pada pengambilan keputusan. Gen Z menghargai peran yang memungkinkan mereka untuk memberikan ide dan inovasi, serta merasa bahwa kontribusi mereka memiliki dampak nyata.

Lantas, apa yang menyebabkan Gen Z di Indonesia masih kesulitan dalam hal mendapatkan pekerjaan yang proporsional dan sesuai dengan keinginan mereka?

Gen Z di Indonesia menghadapi berbagai tantangan dalam mendapatkan pekerjaan yang proporsional dan sesuai dengan keinginan mereka. Beberapa penyebab utama meliputi:

  1. Persaingan Ketat di Pasar Kerja: Jumlah lulusan baru yang terus meningkat setiap tahun membuat persaingan di pasar kerja semakin ketat. Hal ini menyebabkan kesulitan bagi Gen Z untuk menemukan pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi dan harapan mereka.
  2. Mismatch antara Keterampilan dan Kebutuhan Industri: Sering kali ada kesenjangan antara keterampilan yang dimiliki oleh lulusan Gen Z dengan kebutuhan industri. Pendidikan formal mungkin tidak selalu sejalan dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan pasar kerja yang terus berubah, sehingga mereka perlu terus mengembangkan keterampilan mereka secara mandiri.
  3. Kurangnya Pengalaman Kerja: Banyak perusahaan mencari kandidat dengan pengalaman kerja yang cukup. Namun, sebagai lulusan baru, Gen Z sering kali tidak memiliki pengalaman yang memadai, membuat mereka kesulitan bersaing dengan kandidat yang lebih berpengalaman.
  4. Ekspektasi yang Tinggi: Gen Z memiliki ekspektasi tinggi terhadap pekerjaan mereka, seperti fleksibilitas, makna, dan budaya kerja yang positif. Namun, tidak semua perusahaan dapat memenuhi ekspektasi tersebut, terutama di industri atau perusahaan yang masih menerapkan praktik kerja konvensional.
  5. Perubahan Ekonomi dan Dampak Pandemi: Kondisi ekonomi yang tidak stabil dan dampak pandemi COVID-19 telah mengakibatkan berkurangnya peluang kerja di berbagai sektor. Banyak perusahaan yang melakukan pengurangan karyawan atau pembatasan perekrutan, membuat peluang kerja semakin terbatas.
  6. Kurangnya Akses ke Informasi dan Jaringan: Akses ke informasi mengenai peluang kerja dan jaringan profesional yang luas sangat penting dalam pencarian kerja. Namun, tidak semua Gen Z memiliki akses yang memadai, terutama mereka yang berasal dari daerah dengan keterbatasan infrastruktur dan teknologi.
  7. Stigma terhadap Generasi Muda: Ada persepsi bahwa generasi muda kurang berdedikasi atau tidak siap bekerja dengan serius. Stereotip ini bisa menjadi hambatan bagi Gen Z dalam mendapatkan kesempatan kerja yang mereka inginkan.
  8. Keterbatasan Soft Skills: Selain keterampilan teknis, soft skills seperti komunikasi, kerja sama tim, dan kemampuan memecahkan masalah sangat penting dalam dunia kerja. Namun, banyak lulusan baru yang masih perlu meningkatkan soft skills mereka untuk memenuhi ekspektasi perusahaan.
  9. Kurangnya Bimbingan Karir: Tidak semua institusi pendidikan menyediakan bimbingan karir yang memadai untuk membantu mahasiswa mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja. Hal ini membuat banyak Gen Z merasa bingung atau tidak siap saat mencari pekerjaan.

Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, penting bagi Gen Z di Indonesia untuk terus mengembangkan keterampilan mereka, baik teknis maupun soft skills, memanfaatkan jaringan dan sumber daya yang tersedia, serta tetap fleksibel dan adaptif terhadap perubahan di pasar kerja.

#SalamLiterasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun