Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tenang dalam Mengambil Keputusan, Bagaimana Caranya?

27 Juli 2024   10:04 Diperbarui: 27 Juli 2024   10:10 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketenangan dalam diri seseorang adalah keadaan di mana seseorang merasa damai, bebas dari kegelisahan, stres, atau ketidakpastian. Ketenangan ini bisa dicapai melalui berbagai cara, seperti meditasi, refleksi diri, atau kegiatan yang menenangkan seperti membaca atau berjalan di alam. Ketenangan batin memungkinkan seseorang untuk berpikir jernih, mengambil keputusan dengan bijaksana, dan menghadapi tantangan hidup dengan sikap yang positif. Dalam keadaan tenang, seseorang lebih mampu mengendalikan emosinya, menjaga keseimbangan mental, dan menikmati kebahagiaan serta ketentraman dalam hidup sehari-hari. 

Dalam ilmu filsafat, ketenangan sering kali dipahami sebagai keadaan jiwa yang stabil, seimbang, dan bebas dari gangguan emosional. Filsuf-filsuf dari berbagai aliran dan tradisi memiliki pandangan yang berbeda tentang ketenangan, tetapi secara umum, ketenangan dianggap sebagai kondisi ideal yang memungkinkan individu untuk mencapai kebijaksanaan dan kebahagiaan sejati.

1. Stoa (Stoicisme): Bagi para filsuf Stoa seperti Epiktetos dan Marcus Aurelius, ketenangan (atau "ataraxia" dalam bahasa Yunani) adalah kebebasan dari gangguan emosional dan keselarasan dengan alam semesta. Mereka mengajarkan bahwa ketenangan dapat dicapai dengan mengendalikan reaksi emosional kita terhadap peristiwa eksternal dan memusatkan perhatian pada apa yang berada dalam kendali kita.

2. Epikurianisme: Filsuf Epikurian, seperti Epikuros, memandang ketenangan sebagai salah satu komponen utama dari kebahagiaan. Mereka mengajarkan bahwa untuk mencapai ketenangan, seseorang harus menghindari keinginan yang berlebihan dan rasa takut yang tidak beralasan, serta mencari kesenangan sederhana dan hidup dalam harmoni dengan orang lain.

3. Taoisme: Dalam tradisi filsafat Cina seperti Taoisme, ketenangan adalah keadaan alami yang dicapai melalui keselarasan dengan Tao (Jalan). Laozi dan Zhuangzi menekankan pentingnya wu wei, atau tindakan tanpa paksaan, di mana individu berperilaku secara alami dan spontan sesuai dengan ritme alam, sehingga mencapai kedamaian batin.

4. Buddhisme: Meskipun bukan filsafat dalam arti Barat, ajaran Buddha juga menekankan pentingnya ketenangan pikiran. Melalui meditasi dan praktik-praktik lainnya, individu diajarkan untuk melepaskan keinginan dan keterikatan, yang merupakan sumber penderitaan, untuk mencapai nirwana, atau pembebasan dari siklus kelahiran kembali dan penderitaan.

Secara keseluruhan, dalam berbagai tradisi filsafat, ketenangan dipandang sebagai kondisi ideal yang memungkinkan seseorang untuk hidup dengan bijaksana, beretika, dan bahagia.

Tak hanya sekadar pengertian, ketenangan juga memiliki peran penting dalam kehidupan seseorang, terutama dalam pengambilan keputusan. Dalam keadaan tenang, seseorang dapat berpikir lebih jernih dan rasional, sehingga mampu mengevaluasi berbagai pilihan dengan lebih objektif. Ketenangan membantu mengurangi pengaruh emosi negatif seperti kecemasan atau kemarahan yang bisa mengaburkan penilaian. 

Dengan demikian, keputusan yang diambil cenderung lebih bijaksana dan tepat. Selain itu, ketenangan juga memungkinkan seseorang untuk mendengarkan intuisi dan nalurinya, yang sering kali memberikan wawasan berharga. Dalam jangka panjang, ketenangan membantu menjaga keseimbangan mental dan emosional, sehingga seseorang lebih mampu menghadapi stres dan tekanan hidup dengan lebih baik, serta membangun hubungan yang harmonis dengan orang lain.

Contoh Ilustrasi Sederhana Tentang Peran Ketenangan dalam Pengambilan Keputusan

Suatu hari, Andi dihadapkan pada dilema besar dalam pekerjaannya. Perusahaan tempat ia bekerja menawarkan posisi baru dengan tanggung jawab yang lebih besar dan gaji yang lebih tinggi, namun posisinya akan mengharuskan Andi pindah ke kota lain yang jauh dari keluarganya. Alih-alih terburu-buru membuat keputusan, Andi memilih untuk mengambil waktu sejenak. Ia pergi ke taman favoritnya, duduk di bawah pohon rindang, dan mulai bermeditasi. 

Dengan napas yang teratur dan pikiran yang tenang, Andi merenungkan semua aspek dari keputusan tersebut: peluang karier, dampak pada kehidupan pribadinya, serta kebahagiaan dan kesejahteraan jangka panjangnya. Ketenangan batinnya membantunya melihat situasi dengan lebih jernih dan mengurangi kekhawatiran berlebihan.

 Setelah mempertimbangkan segala sesuatu dengan hati-hati, Andi memutuskan untuk menerima tawaran tersebut, yakin bahwa ia dapat menemukan cara untuk tetap dekat dengan keluarganya meskipun harus pindah. Keputusan ini diambil dengan kepala dingin dan hati yang tenang, memberikan Andi keyakinan bahwa ia telah membuat pilihan terbaik untuk masa depannya.

Bagaimana menjadi pribadi yang tenang dalam mengambil keputusan? 

Menjadi pribadi yang tenang dalam mengambil keputusan melibatkan beberapa langkah dan praktik yang dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kejernihan pikiran. Berikut beberapa strategi yang bisa Anda terapkan:

  1. Latihan Pernafasan dan Meditasi:

    • Pernafasan dalam: Tarik napas dalam-dalam dan hembuskan perlahan. Fokus pada napas dapat menenangkan sistem saraf dan mengurangi kecemasan.
    • Meditasi: Meluangkan waktu beberapa menit setiap hari untuk meditasi dapat membantu melatih pikiran agar lebih tenang dan fokus.
  2. Pahami dan Kendalikan Emosi:

    • Identifikasi emosi: Sadari apa yang Anda rasakan saat menghadapi keputusan sulit. Memahami emosi Anda membantu menghindari keputusan yang impulsif.
    • Regulasi emosi: Latih diri Anda untuk menenangkan emosi sebelum mengambil keputusan. Ini bisa melalui pernapasan, meditasi, atau aktivitas lain yang menenangkan.
  3. Mengambil Waktu untuk Refleksi:

    • Jangan terburu-buru: Beri diri Anda waktu untuk merenungkan keputusan yang akan diambil. Dengan memberi waktu, Anda bisa mempertimbangkan berbagai aspek secara lebih mendalam.
    • Buat daftar pro dan kontra: Tulis keuntungan dan kerugian dari setiap pilihan. Ini membantu Anda melihat situasi dengan lebih objektif.
  4. Konsultasi dengan Orang Lain:

    • Cari perspektif lain: Diskusikan keputusan Anda dengan orang yang Anda percayai. Perspektif baru bisa memberikan wawasan yang mungkin belum Anda pertimbangkan.
    • Dengar tanpa terbawa emosi: Dengarkan saran orang lain dengan hati yang terbuka, tanpa membiarkan emosi negatif mempengaruhi penilaian Anda.
  5. Latihan Fisik:

    • Olahraga: Aktivitas fisik seperti berjalan, berlari, atau yoga dapat membantu meredakan stres dan meningkatkan kesejahteraan mental.
    • Relaksasi otot: Praktikkan teknik relaksasi otot progresif untuk membantu tubuh dan pikiran rileks.
  6. Fokus pada Solusi, Bukan Masalah:

    • Visualisasi hasil positif: Bayangkan hasil yang diinginkan dan bagaimana Anda bisa mencapainya. Ini membantu mengarahkan pikiran pada solusi daripada masalah.
    • Tetapkan langkah-langkah kecil: Pecah keputusan besar menjadi langkah-langkah kecil yang dapat diambil satu per satu. Ini membuat proses pengambilan keputusan lebih mudah diatur.
  7. Belajar dari Pengalaman:

    • Refleksi diri: Setelah membuat keputusan, luangkan waktu untuk mengevaluasi proses pengambilan keputusan Anda. Apa yang berhasil dan apa yang tidak?
    • Terus belajar: Gunakan pengalaman masa lalu sebagai pelajaran untuk membuat keputusan yang lebih baik di masa depan.

Dengan menerapkan strategi-strategi ini, Anda bisa menjadi pribadi yang lebih tenang dan bijaksana dalam menghadapi berbagai situasi kehidupan.

#SalamLiterasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun