Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengubah Kebiasaan Diri agar Tak Selalu Menjadi Pribadi Introvert?

17 Juli 2024   19:00 Diperbarui: 17 Juli 2024   19:01 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sikap introvert adalah kecenderungan seseorang untuk lebih menikmati waktu sendirian dan merasa lebih energik serta nyaman dalam situasi yang tenang dan minim interaksi sosial. Menurut Carl Jung, seorang psikolog terkenal, introversi adalah orientasi energi psikologis yang lebih difokuskan pada dunia internal seseorang, termasuk pikiran, perasaan, dan pengalaman pribadi. 

Sementara itu, ahli psikologi lainnya, seperti Susan Cain, penulis buku "Quiet: The Power of Introverts in a World That Can't Stop Talking," menjelaskan bahwa introvert cenderung lebih peka terhadap rangsangan eksternal dan memerlukan lebih banyak waktu untuk memulihkan energi setelah berinteraksi sosial. 

Cain juga menekankan bahwa introversi bukanlah suatu kekurangan, melainkan cara berbeda dalam memproses informasi dan pengalaman. Dalam konteks ini, introvert lebih memilih interaksi yang mendalam dan bermakna daripada pertemuan sosial yang dangkal dan ramai. 

Secara khusus, sikap introvert dalam diri seseorang mengacu pada preferensi individu untuk mengarahkan energi mereka ke dalam diri, menikmati refleksi diri, dan beraktivitas dalam lingkungan yang tenang dan terkendali. 

Orang dengan sikap introvert cenderung menikmati kesendirian atau interaksi dalam kelompok kecil di mana percakapan mendalam dapat terjadi, dibandingkan dengan situasi sosial yang ramai dan penuh stimulasi. Mereka lebih suka menghabiskan waktu untuk berpikir, membaca, atau menjalankan hobi yang tidak memerlukan banyak interaksi sosial. 

Sikap introvert seringkali diiringi dengan kemampuan mendengarkan yang baik, pemikiran yang matang sebelum berbicara, dan perhatian terhadap detail. Meskipun introvert mungkin tampak pendiam atau pemalu, mereka sebenarnya memiliki dunia batin yang kaya dan memerlukan waktu sendiri untuk mengisi ulang energi mereka setelah berinteraksi dengan orang lain.

Apa yang menyebabkan seseorang menjadi Introvert?

Beberapa faktor dapat menyebabkan seseorang menjadi introvert, termasuk aspek genetis, lingkungan, dan pengalaman pribadi. Berikut adalah beberapa faktor utama:

1. Genetis dan Biologis:

   - Genetika: Penelitian menunjukkan bahwa introversi dan ekstroversi memiliki komponen genetik. Orang dapat mewarisi kecenderungan untuk menjadi lebih introvert atau ekstrovert dari orang tua mereka.

   - Sistem Saraf: Introvert cenderung memiliki respons yang lebih kuat terhadap rangsangan eksternal. Mereka mungkin memiliki sensitivitas yang lebih tinggi terhadap rangsangan dan membutuhkan waktu untuk memproses informasi secara mendalam, yang membuat mereka cenderung menghindari situasi yang terlalu menstimulasi.

2. Lingkungan dan Pengasuhan:

   - Pengalaman Awal: Cara seseorang dibesarkan dapat mempengaruhi kepribadian mereka. Lingkungan yang mendukung eksplorasi diri dan introspeksi, serta memberi ruang untuk kesendirian, bisa mendorong sifat introvert.

   - Pengaruh Orang Tua: Anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua yang introvert mungkin mengamati dan meniru kecenderungan sosial orang tua mereka, yang dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian mereka sendiri.

3. Pengalaman Pribadi:

   - Interaksi Sosial: Pengalaman sosial yang tidak menyenangkan atau menegangkan, seperti bullying atau penolakan sosial, dapat membuat seseorang lebih tertarik pada kesendirian dan aktivitas yang tidak memerlukan interaksi sosial intens.

   - Preferensi Pribadi: Seiring waktu, seseorang mungkin menyadari bahwa mereka merasa lebih nyaman dan mendapatkan energi dari kegiatan soliter atau dari interaksi dalam kelompok kecil dan memilih untuk mengembangkan kecenderungan introvert.

4. Budaya dan Nilai Sosial:

   - Nilai Budaya: Beberapa budaya lebih menghargai sifat-sifat introvert, seperti refleksi diri, ketenangan, dan kerendahan hati. Dalam budaya seperti ini, individu mungkin lebih cenderung mengembangkan dan mengekspresikan sifat introvert mereka.

   - Norma Sosial: Norma dan ekspektasi sosial dapat mempengaruhi bagaimana seseorang menampilkan diri. Di lingkungan yang menghargai introspeksi dan pemikiran mendalam, seseorang mungkin merasa lebih nyaman mengekspresikan kecenderungan introvert mereka.

5. Faktor Psikologis:

   - Kebutuhan akan Pemulihan Energi: Introvert biasanya membutuhkan waktu sendirian untuk memulihkan energi setelah berinteraksi sosial. Ini adalah kebutuhan psikologis yang memengaruhi bagaimana mereka berperilaku dalam situasi sosial.

   - Cara Berpikir dan Memproses Informasi: Introvert sering kali memproses informasi secara mendalam dan lebih menyukai pemikiran reflektif. Mereka mungkin lebih suka merenung sebelum bertindak atau berbicara, yang dapat mempengaruhi cara mereka berinteraksi dengan dunia luar.

Kombinasi dari faktor-faktor ini berkontribusi pada perkembangan sifat introvert dalam diri seseorang. Setiap individu unik, sehingga proporsi dan pengaruh faktor-faktor ini dapat bervariasi dari satu orang ke orang lain.

Kalau sudah Introvert, apakah tidak bisa diubah?

Sifat introvert pada dasarnya merupakan bagian dari kepribadian seseorang yang berkembang dari berbagai faktor genetik, lingkungan, dan pengalaman hidup. Seperti halnya dengan banyak aspek kepribadian lainnya, sifat introvert dapat berubah seiring dengan waktu dan pengalaman. 

Meskipun begitu, perubahan ini biasanya lebih tentang bagaimana seseorang belajar untuk mengelola dan menyesuaikan diri dengan preferensi komunikasi dan interaksi sosial mereka, bukan mengubah introversi menjadi ekstroversi atau sebaliknya secara fundamental.

Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengelola atau menyesuaikan diri dengan sifat introvert:

1. Memahami dan Menerima Dirimu Sendiri:

   - Penting untuk menerima sifat introvert sebagai bagian dari diri sendiri tanpa merasa perlu untuk "mengubah" menjadi sesuatu yang berbeda. Ini termasuk mengenali kekuatan dan keunikan yang dimiliki sebagai seorang introvert.

2. Pengembangan Keterampilan Sosial:

   - Meskipun introvert cenderung memilih kesendirian atau interaksi dalam kelompok kecil, mengembangkan keterampilan sosial seperti mendengarkan aktif, berbicara di depan umum, dan membangun jaringan sosial dapat membantu seseorang menjadi lebih nyaman dalam situasi sosial.

3. Menemukan Keseimbangan:

   - Penting untuk menemukan keseimbangan antara waktu sendiri yang diperlukan untuk memulihkan energi dan interaksi sosial yang mendukung. Ini bisa dilakukan dengan merencanakan waktu untuk sendiri dan mengatur batas-batas yang sehat dalam interaksi sosial.

4. Eksplorasi dan Pertumbuhan Pribadi:

   - Melalui eksplorasi dan pengalaman baru, seseorang dapat mengembangkan kemampuan adaptasi dan fleksibilitas dalam berbagai situasi sosial. Ini dapat membantu memperluas zona nyaman dan merasa lebih percaya diri dalam berbagai setting.

5. Pengalaman Hidup dan Perubahan:

   - Sifat kepribadian seseorang dapat berkembang seiring dengan perubahan dalam kehidupan, seperti pergantian pekerjaan, perubahan lingkungan sosial, atau pengalaman hidup yang mendalam. Ini bisa mempengaruhi cara seseorang merespons dan berinteraksi dengan dunia di sekitarnya.

Penting untuk diingat bahwa tidak ada keharusan untuk mengubah diri menjadi ekstroversi atau menekan sifat introvert sepenuhnya. Yang terpenting adalah menemukan keseimbangan dan cara untuk merasa nyaman dengan diri sendiri serta cara berinteraksi dengan orang lain sesuai dengan kebutuhan dan preferensi pribadi.

#SalamLiterasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun