Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menunggu Waktu Kemunduran Timnas Brazil di Era Sepak Bola Modern

16 Juli 2024   14:00 Diperbarui: 16 Juli 2024   17:11 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://www.dw.com/id/timnas-brasil-berakhirnya-era-jogo-bonito/a-68662600)

Tim nasional sepak bola Brasil dikenal dengan era keemasan mereka yang berlangsung beberapa dekade sebelum tahun 2002, terutama dari tahun 1958 hingga 1970. Pada periode ini, Brasil memenangkan tiga Piala Dunia FIFA (1958, 1962, dan 1970) dan menetapkan diri sebagai kekuatan dominan dalam sepak bola dunia. Dipimpin oleh pemain legendaris seperti Pelé, Garrincha, dan Zico, Brasil memamerkan gaya bermain yang indah dan kreatif yang dikenal sebagai "Joga Bonito" atau "permainan indah." 

Mereka juga mengembangkan taktik inovatif dan memperkenalkan formasi 4-2-4 yang kemudian mempengaruhi banyak tim nasional lainnya. Prestasi ini tidak hanya membawa kejayaan bagi Brasil tetapi juga mengukuhkan posisi mereka dalam sejarah sepak bola sebagai salah satu tim paling ikonik dan dihormati di dunia.

Kisah Kejayaan Sepakbola Brazil Era Pele dan Awal Mula Munculnya Istilah "Jogo Bonito"

Era keemasan sepak bola Brasil di bawah kepemimpinan Pelé dimulai pada akhir 1950-an dan berlangsung hingga awal 1970-an. Kisah kejayaan ini dimulai pada Piala Dunia 1958 di Swedia. Brasil memenangkan gelar juara dunia untuk pertama kalinya dengan mengalahkan tuan rumah Swedia 5-2 di final. Pelé, yang saat itu baru berusia 17 tahun, mencetak dua gol dalam pertandingan final dan enam gol secara keseluruhan dalam turnamen tersebut, menandai dirinya sebagai salah satu pemain terbesar sepanjang masa.

Keberhasilan Brasil di Piala Dunia 1958 didasarkan pada gaya bermain yang menyerang dan menghibur, yang dikenal dengan istilah "Jogo Bonito" atau "permainan indah." Gaya ini menekankan kreativitas, keterampilan individu, dan permainan yang mengalir bebas. Selain Pelé, tim ini juga diperkuat oleh pemain-pemain legendaris seperti Garrincha, Didi, dan Vavá, yang semuanya berkontribusi dalam menciptakan permainan yang spektakuler dan efektif.

Pada Piala Dunia 1962 di Chili, Brasil kembali menjadi juara meskipun Pelé mengalami cedera di awal turnamen. Garrincha mengambil alih peran sebagai bintang utama dan memimpin tim menuju gelar juara dunia kedua mereka. Keberhasilan ini memperkokoh reputasi Brasil sebagai kekuatan dominan dalam sepak bola dunia.

Puncak dari era ini datang pada Piala Dunia 1970 di Meksiko. Tim Brasil 1970 sering disebut sebagai salah satu tim terbaik dalam sejarah sepak bola. Dipimpin oleh Pelé dan didukung oleh pemain-pemain hebat seperti Tostão, Rivelino, Jairzinho, dan Carlos Alberto, Brasil memenangkan turnamen dengan cara yang meyakinkan, termasuk kemenangan 4-1 atas Italia di final. Pelé mencetak empat gol dalam turnamen ini dan menjadi pemain pertama yang memenangkan tiga Piala Dunia.

Istilah "Jogo Bonito" semakin populer di era ini, terutama karena gaya bermain Brasil yang memukau penonton di seluruh dunia. Konsep ini mencerminkan filosofi sepak bola Brasil yang mengedepankan keindahan permainan, kreativitas, dan kebebasan berekspresi di lapangan. Filosofi ini tidak hanya membuat Brasil sukses secara kompetitif tetapi juga menjadikan mereka favorit penonton di mana pun mereka bermain.

Awal mula kemajuan sepak bola Brasil juga didukung oleh sistem pengembangan pemain yang kuat dan liga domestik yang kompetitif. Klub-klub seperti Santos (di mana Pelé bermain), Botafogo, dan Flamengo memainkan peran penting dalam melahirkan talenta-talenta muda berbakat. Investasi dalam pelatihan dan pengembangan pemain muda, serta budaya sepak bola yang meresap dalam masyarakat Brasil, membantu menciptakan generasi pemain yang luar biasa.

Era keemasan sepak bola Brasil dan kemunculan istilah "Jogo Bonito" meninggalkan warisan yang mendalam dalam dunia sepak bola. Gaya bermain yang indah dan sukses yang dicapai oleh tim Brasil ini menginspirasi generasi pemain dan pelatih di seluruh dunia, menjadikan Brasil sebagai salah satu negara paling berpengaruh dalam sejarah sepak bola.

Era Kemunduran Sepakbola Brazil Pasca Kegagalan Di Piala Dunia 2018

(https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20221216174326-142-888430/gelar-pesta-usai-brasil-hancur-lebur-neymar-dihujat)
(https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20221216174326-142-888430/gelar-pesta-usai-brasil-hancur-lebur-neymar-dihujat)

Era kemunduran timnas sepakbola Brazil setelah kegagalan di Piala Dunia 2018 ditandai oleh beberapa faktor yang mempengaruhi performa mereka di kancah internasional. Berikut adalah beberapa poin utama yang mencerminkan periode tersebut:

  1. Kekalahan di Piala Dunia 2018:

    • Timnas Brazil tersingkir di perempat final oleh Belgia dengan skor 2-1. Kekalahan ini mengecewakan banyak penggemar dan analis, mengingat Brazil dianggap sebagai salah satu favorit untuk memenangkan turnamen.
  2. Perubahan Pelatih:

    • Setelah kegagalan di Piala Dunia, pelatih Tite tetap dipertahankan. Namun, ada banyak tekanan untuk memperbaiki strategi dan taktik tim.
  3. Masalah Cedera:

    • Cedera pemain kunci seperti Neymar mempengaruhi performa tim secara keseluruhan. Neymar, sebagai salah satu pemain paling berpengaruh, sering mengalami cedera yang membuatnya absen dalam pertandingan-pertandingan penting.
  4. Performa di Turnamen Lain:

    • Di Copa America 2019, Brazil berhasil meraih gelar juara. Namun, meskipun ini adalah pencapaian positif, performa tim di turnamen lain dan pertandingan persahabatan menunjukkan inkonsistensi.
  5. Regenerasi Pemain:

    • Brazil mengalami masa transisi dengan pemain-pemain muda masuk menggantikan veteran. Meskipun ada talenta besar seperti Vinicius Junior, Rodrygo, dan Gabriel Jesus, adaptasi mereka di tingkat internasional membutuhkan waktu.
  6. Tekanan Media dan Fans:

    • Ekspektasi yang tinggi dari media dan penggemar Brazil selalu menjadi tekanan besar bagi timnas. Kegagalan di turnamen besar seperti Piala Dunia membawa kritik tajam dan ekspektasi untuk segera bangkit.
  7. Kompetisi Internasional yang Ketat:

    • Kompetisi di kancah internasional semakin ketat dengan banyak tim lain yang juga menunjukkan perkembangan signifikan. Negara-negara seperti Prancis, Belgia, dan Inggris menjadi pesaing kuat.

Meskipun ada beberapa tanda kemunduran, timnas Brazil tetap menjadi salah satu kekuatan utama dalam sepak bola dunia. Perbaikan strategi, pengembangan pemain muda, dan pemulihan dari cedera akan menjadi kunci bagi Brazil untuk kembali ke puncak performa mereka di turnamen mendatang.

#SalamLiterasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun