Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sebahagia Apa Sih Jadi Pribadi Random di Indonesia?

8 Juni 2024   13:29 Diperbarui: 8 Juni 2024   13:47 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://www.idntimes.com/hype/entertainment/danti/20-kelakuan-orang-indonesia-yang-pasti-bikin-dunia-geleng-geleng-1)

Dalam psikologi, sifat random merujuk pada perilaku atau kejadian yang terjadi tanpa pola atau prediksi yang jelas. Sifat ini sering dikaitkan dengan konsep ketidakpastian dan ketidakstabilan dalam perilaku manusia. Secara khusus, perilaku random dapat dilihat dalam konteks keputusan yang tampaknya tidak mengikuti logika atau aturan tertentu, melainkan terjadi secara acak dan tidak dapat diprediksi. 

Hal ini bisa terjadi karena berbagai faktor seperti ketidakpastian situasional, stres, atau keterbatasan informasi. Dalam studi tentang kognisi dan persepsi, psikolog juga meneliti bagaimana individu memproses dan merespons kejadian yang tampak acak, serta bagaimana mereka mencoba mencari pola atau makna dalam peristiwa yang sebenarnya tidak memiliki keteraturan. Sifat random dalam perilaku manusia menunjukkan kompleksitas pikiran manusia dan ketidakmampuan kita untuk selalu memprediksi atau mengendalikan semua aspek kehidupan.

Lebih lanjut, ada banyak teori yang menjelaskan tentang pengertian sifat random. Paparannya yakni sebagai berikut:

1) Daniel Kahneman dan Amos Tversky:
Dalam penelitian mereka tentang bias kognitif dan heuristik, Kahneman dan Tversky menekankan bahwa manusia cenderung mencari pola dan hubungan bahkan dalam data yang acak. Mereka menunjukkan bahwa banyak keputusan manusia tampaknya random karena dipengaruhi oleh heuristik yang menyebabkan bias sistematis dalam penilaian dan pengambilan keputusan.

2) B.F. Skinner:
Sebagai tokoh dalam behaviorisme, Skinner berpendapat bahwa perilaku yang tampaknya random sebenarnya dipengaruhi oleh penguatan dan hukuman sebelumnya. Menurutnya, meskipun perilaku terlihat acak, ada sejarah pengkondisian yang mendasari tindakan tersebut.

3) Albert Bandura:
Bandura, dengan teori pembelajaran sosialnya, mengakui bahwa perilaku manusia sering kali tampak tidak terduga atau random karena pengaruh berbagai faktor lingkungan, sosial, dan kognitif yang kompleks. Namun, dia juga menekankan bahwa individu memiliki kapasitas untuk mengatur diri dan membuat keputusan yang lebih terarah meskipun dalam kondisi yang tidak pasti.

4) George A. Miller:
Sebagai salah satu pelopor dalam psikologi kognitif, Miller berpendapat bahwa keterbatasan kapasitas pemrosesan informasi manusia menyebabkan perilaku yang tampaknya random. Ketika individu dihadapkan pada tugas yang melebihi kapasitas memori jangka pendek mereka, keputusan dan tindakan mereka dapat terlihat acak dan tidak konsisten.

5) Karl Friston:
Dalam teori free energy, Friston mengusulkan bahwa otak manusia berusaha meminimalkan ketidakpastian dan prediksi error. Meskipun perilaku dapat terlihat acak, sebenarnya ada proses kognitif yang kompleks yang bertujuan untuk memprediksi dan mengurangi kejadian yang tidak diharapkan.

Pandangan-pandangan ini menunjukkan bahwa meskipun perilaku random dalam psikologi sering kali tampak acak dan tidak dapat diprediksi, ada banyak faktor mendasar, baik internal maupun eksternal, yang mempengaruhi tindakan manusia. Para ahli ini memberikan kerangka kerja yang berbeda untuk memahami kompleksitas dan ketidakpastian dalam perilaku manusia.

Ragam Contoh Sifat Random Warga Indonesia

Sifat random pada seseorang sering kali bisa membuat situasi menjadi lucu dan tidak terduga. Berikut beberapa contoh sifat random yang lucu yang mungkin dimiliki oleh seseorang di Indonesia:

Ngomong Sendiri Saat Beli Makanan:
Seorang teman selalu berbicara sendiri dengan gaya berdebat saat memilih makanan di warung. Dia mungkin berkata, "Ayam atau ikan ya? Ayam lebih enak, tapi ikan sehat. Aduh, bingung deh!"

Mengoleksi Benda Tak Lazim:
Seseorang yang hobi mengoleksi sedotan plastik berwarna-warni dari berbagai tempat makan. Setiap kali makan di luar, dia selalu meminta sedotan ekstra untuk koleksinya, dan teman-temannya selalu tertawa melihat koleksi uniknya.

Kebiasaan Membawa Benda Aneh:
Ada teman yang selalu membawa garpu sendiri ke mana-mana, bahkan ke restoran yang jelas-jelas menyediakan peralatan makan. Dia bilang, "Garpu ini bawa hoki!"

Ngakak Sendiri Saat Menonton TV:
Seorang teman yang suka tertawa terbahak-bahak sendiri saat menonton sinetron, meskipun adegannya tidak lucu bagi orang lain. Tawa kerasnya sering kali membuat suasana rumah jadi heboh.

Spontan Menyanyi di Tempat Umum:
Seseorang yang tiba-tiba menyanyi lagu dangdut keras-keras saat sedang menunggu bus di halte. Aksi spontan ini sering membuat orang-orang di sekitarnya tersenyum atau tertawa.

Ngomong dengan Barang-Barang:
Teman yang suka berbicara dengan barang-barangnya, seperti berkata "Selamat pagi, sepatu! Yuk kita jalan-jalan!" atau "Ayo kerja, laptop, jangan ngambek ya!"

Buat Lelucon di Situasi Serius:
Seseorang yang selalu menemukan cara untuk membuat lelucon bahkan di situasi yang serius, seperti saat rapat kantor, dengan mengatakan hal random seperti, "Apa bedanya rapat ini dengan sinetron? Sama-sama penuh drama!"

Membawa Cemilan Aneh ke Kantor:
Ada orang yang selalu membawa cemilan aneh dan berbagi dengan rekan kerjanya, seperti keripik rasa jengkol atau permen rasa pete, yang sering menimbulkan reaksi kaget dan tawa dari teman-temannya.

Sifat-sifat random seperti ini, meskipun tampak aneh atau tidak terduga, sering kali menjadi sumber hiburan dan membuat suasana sehari-hari menjadi lebih ringan dan menyenangkan.

#SalamLiterasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun