Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ngebet Administrasi, Benarkah Beberapa Oknum Guru Sering Mengeluhkan Rumitnya Menggunakan Aplikasi PMM?

6 Juni 2024   14:11 Diperbarui: 7 Juni 2024   03:06 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI | KOMPAS/PRIYOMBODO (PRI)

Ketidakmampuan untuk dengan cepat menguasai penggunaan aplikasi ini dapat menambah beban kerja guru, yang sudah merasa terbebani oleh tugas administratif tradisional. Kesulitan ini bisa diperparah oleh kekhawatiran bahwa kesalahan dalam penggunaan aplikasi dapat mempengaruhi kinerja mereka atau mengakibatkan data yang tidak akurat.

Jika ketidakmampuan penguasaan teknologi hanya salah satu dari hambatan yang dialami guru dalam menggunakan PMM, lantas apakah masih ada hambatan lain?

Penggunaan aplikasi Platform Merdeka Mengajar (PMM) oleh guru di Indonesia telah menghadapi berbagai masalah yang menghambat efektivitas dan efisiensi. Berikut adalah beberapa ragam masalah yang sering dialami guru saat menggunakan aplikasi PMM:

1) Keterbatasan Teknologi:
Banyak guru, terutama di daerah terpencil, menghadapi keterbatasan akses terhadap perangkat teknologi yang memadai seperti komputer atau smartphone yang kompatibel dengan aplikasi PMM. Selain itu, konektivitas internet yang buruk atau tidak stabil juga menjadi kendala besar.

2) Kurangnya Pelatihan dan Sosialisasi:
Beberapa guru merasa kurang mendapat pelatihan yang memadai tentang cara menggunakan aplikasi PMM. Tanpa bimbingan yang tepat, guru kesulitan memahami fitur-fitur aplikasi dan cara memanfaatkannya secara optimal.

3) Antarmuka yang Kurang Ramah Pengguna:
Guru sering mengeluhkan bahwa antarmuka aplikasi PMM kurang intuitif dan sulit digunakan, terutama bagi mereka yang tidak terbiasa dengan teknologi. Hal ini membuat proses input data dan navigasi aplikasi menjadi rumit.

4) Waktu yang Terbatas:
Guru sering kali memiliki jadwal yang padat dengan tugas mengajar dan tanggung jawab administratif lainnya. Menggunakan aplikasi baru yang memerlukan waktu untuk dipelajari dan dioperasikan bisa menambah beban kerja mereka.

5) Masalah Teknis dan Bug:
Seperti aplikasi lainnya, PMM juga mungkin menghadapi masalah teknis seperti bug, error, atau gangguan server yang dapat menghambat kinerja aplikasi. Hal ini bisa menyebabkan frustrasi dan menghambat proses administrasi.

6) Integrasi dengan Sistem Lain:
Kesulitan dalam mengintegrasikan aplikasi PMM dengan sistem administrasi sekolah lainnya juga menjadi masalah. Guru harus menginput data yang sama ke beberapa platform yang berbeda, yang menambah beban kerja.

7) Dukungan Teknis yang Terbatas:
Kurangnya dukungan teknis yang cepat dan efektif dari pihak pengelola aplikasi bisa membuat guru kesulitan mengatasi masalah teknis yang mereka hadapi saat menggunakan PMM.

Untuk mengatasi masalah-masalah ini, langkah-langkah seperti peningkatan pelatihan dan sosialisasi, perbaikan antarmuka pengguna, peningkatan infrastruktur teknologi, dan penyediaan dukungan teknis yang lebih baik perlu diambil. Dengan demikian, aplikasi PMM dapat digunakan secara lebih efektif dan efisien oleh guru di seluruh Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun