4) Kualitas dan Kuantitas Pelatihan Profesional: Banyak guru merasa bahwa pelatihan yang mereka terima tidak cukup memadai untuk menghadapi tantangan pengajaran di era modern. Pelatihan yang tersedia sering kali tidak relevan atau tidak cukup mendalam untuk membantu guru mengembangkan keterampilan baru yang diperlukan, terutama dalam teknologi pendidikan.
5) Rendahnya Gaji dan Kesejahteraan Guru:Â Gaji guru yang rendah dan kesejahteraan yang kurang memadai menjadi masalah serius. Kondisi ini mempengaruhi motivasi dan kinerja guru, serta menarik lebih sedikit orang berbakat untuk memilih profesi guru.
6) Kurikulum yang Tidak Fleksibel: Kurikulum yang kaku dan terlalu padat sering kali tidak memberikan ruang bagi guru untuk berinovasi dan menyesuaikan metode pengajaran dengan kebutuhan dan minat siswa. Hal ini juga menyulitkan guru dalam mengintegrasikan teknologi dan metode pembelajaran modern.
7) Jumlah Siswa yang Terlalu Banyak dalam Satu Kelas: Kelas dengan jumlah siswa yang terlalu banyak membuat guru kesulitan memberikan perhatian individual kepada setiap siswa. Hal ini mengurangi efektivitas pembelajaran dan membuat manajemen kelas menjadi lebih kompleks.
8) Tekanan untuk Mengejar Nilai Ujian: Fokus yang berlebihan pada nilai ujian dan pencapaian akademik dapat mengabaikan aspek penting lain dari pendidikan, seperti pengembangan karakter, keterampilan sosial, dan kreativitas. Guru sering kali merasa tertekan untuk mengejar target nilai daripada memastikan pembelajaran yang holistik dan bermakna.
Mengatasi berbagai masalah ini memerlukan komitmen dari pemerintah, masyarakat, dan pihak-pihak terkait untuk melakukan reformasi pendidikan yang komprehensif, termasuk peningkatan anggaran pendidikan, penyediaan pelatihan yang relevan, perbaikan infrastruktur, dan peningkatan kesejahteraan guru.
#SalamLiterasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H