Wujud peran guru sebagai teman bagi peserta didik dapat terlihat melalui berbagai tindakan dan pendekatan yang mendukung hubungan yang positif dan inklusif. Beberapa di antaranya adalah:
1) Pendekatan yang Personal: Guru mengenal siswa secara individu, memahami minat, kekuatan, serta tantangan yang mereka hadapi. Guru mengambil waktu untuk berbicara dengan siswa secara personal, baik tentang pelajaran maupun hal-hal di luar akademik.
2) Komunikasi Terbuka: Guru menciptakan lingkungan di mana siswa merasa aman untuk menyampaikan pendapat, bertanya, dan berbagi masalah tanpa takut dihakimi. Komunikasi dua arah yang efektif ini membantu membangun kepercayaan.
3) Empati dan Dukungan Emosional:Â Guru menunjukkan kepedulian terhadap kesejahteraan emosional siswa. Mereka peka terhadap perasaan siswa dan siap memberikan dukungan serta bimbingan saat dibutuhkan, baik dalam konteks akademik maupun kehidupan pribadi.
4) Pendampingan dalam Kegiatan Non-Akademik:Â Guru ikut terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler dan acara sekolah, sehingga dapat berinteraksi dengan siswa dalam situasi yang lebih santai dan informal. Ini membantu memperkuat ikatan antara guru dan siswa.
5) Pembelajaran yang Menyenangkan: Guru menggunakan metode pengajaran yang menarik dan menyenangkan, serta menciptakan suasana kelas yang inklusif dan menyenangkan, di mana siswa merasa nyaman dan termotivasi untuk belajar.
6) Teladan yang Positif:Â Guru menjadi teladan yang baik dengan menunjukkan sikap dan perilaku positif. Mereka menginspirasi siswa melalui tindakan nyata, baik dalam hal etika kerja, kejujuran, maupun kepedulian terhadap orang lain.
Dengan mewujudkan peran sebagai teman ini, guru tidak hanya mendukung perkembangan akademik siswa tetapi juga membantu mereka berkembang secara sosial dan emosional, menciptakan pengalaman belajar yang holistik dan bermakna.
#SalamLiterasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H