Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Keterkaitan antara Coping Stress dan Dukungan Sosial terhadap Motivasi Belajar Remaja yang "Broken Home"

18 Mei 2024   14:00 Diperbarui: 18 Mei 2024   14:02 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://www.idntimes.com/life/inspiration/asri-muspita-sari-2/coping-mechanism-saat-stres-csc)

Coping stress adalah serangkaian proses dan strategi yang digunakan individu untuk mengelola dan mengatasi tekanan atau stres dalam hidup mereka. Ini mencakup metode yang berfokus pada mengurangi atau mengendalikan dampak negatif dari stres pada kesehatan fisik dan mental. Ada dua jenis utama strategi coping: yang berfokus pada masalah (problem-focused coping) dan yang berfokus pada emosi (emotion-focused coping). 

Coping yang berfokus pada masalah melibatkan tindakan langsung untuk menyelesaikan atau mengurangi sumber stres, seperti merencanakan atau mencari solusi. Sementara itu, coping yang berfokus pada emosi bertujuan untuk mengelola respon emosional terhadap stres, melalui cara seperti mencari dukungan sosial, meditasi, atau aktivitas relaksasi. Efektivitas strategi coping dapat sangat bergantung pada situasi dan preferensi individu, namun penggunaan strategi yang adaptif dan fleksibel umumnya membantu mengurangi dampak negatif stres dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.

Berikut ini merupakan penjabaran lebih lanjut tentang apa yang dimaksud dengan coping stress.

1) Coping yang Berfokus pada Masalah: Ini melibatkan tindakan langsung untuk mengatasi penyebab stres dengan mencari solusi, membuat rencana, dan mengambil langkah-langkah konkret untuk menyelesaikan masalah yang menimbulkan stres. Misalnya, jika seseorang merasa stres karena beban kerja yang berat, mereka mungkin mencoba untuk mengatur waktu dengan lebih baik atau meminta bantuan.

2) Coping yang Berfokus pada Emosi: Ini melibatkan usaha untuk mengelola respon emosional terhadap stres daripada mencoba mengubah situasi stres itu sendiri. Teknik-tekniknya termasuk mencari dukungan sosial, melakukan aktivitas relaksasi seperti meditasi atau olahraga, dan menggunakan teknik kognitif untuk mengubah cara pandang terhadap situasi stres.

Efektivitas strategi coping tergantung pada situasi dan individu yang mengalaminya. Penggunaan strategi coping yang adaptif dan fleksibel dapat membantu seseorang mengurangi dampak negatif stres, meningkatkan kesejahteraan emosional, dan memperbaiki kemampuan mereka dalam menghadapi tantangan hidup

Selain peran dari pengelolaan stres yang perlu diterapkan, ada pula peran penting dukungan sosial terhadap motivasi belajar seseorang. Dukungan sosial sendiri merupakan bantuan dan dorongan yang diterima individu dari lingkungan sosial mereka, seperti keluarga, teman, guru, dan rekan sejawat, yang berperan penting dalam meningkatkan semangat dan keinginan untuk belajar. Dukungan ini dapat berupa dorongan emosional, seperti memberikan pujian dan motivasi, bantuan instrumental, seperti menyediakan sumber daya belajar atau bantuan praktis dalam menyelesaikan tugas, serta dukungan informasi, seperti memberikan saran atau bimbingan akademis. 

Dukungan sosial yang kuat dapat membantu individu merasa lebih percaya diri, termotivasi, dan mampu mengatasi tantangan akademis. Dengan demikian, lingkungan sosial yang positif dan suportif dapat menciptakan kondisi yang kondusif bagi perkembangan dan keberhasilan belajar seseorang.

Motivasi belajar secara umum adalah dorongan internal dan eksternal yang mendorong seseorang untuk terlibat dalam proses belajar dan mencapai tujuan akademis. Motivasi ini dapat berasal dari keinginan pribadi untuk memahami suatu materi, mendapatkan prestasi, atau mencapai cita-cita tertentu. Selain itu, faktor eksternal seperti dukungan dari keluarga, pengaruh teman sebaya, dan lingkungan belajar yang kondusif juga berperan penting dalam membangkitkan semangat belajar. 

Motivasi belajar berfungsi sebagai pendorong yang meningkatkan fokus, usaha, dan ketekunan dalam menghadapi tantangan belajar, sehingga individu dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk berkembang secara akademis dan pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun