Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jatuh Bangun Berdirinya Gerakan Perempuan di Indonesia

29 Maret 2024   18:15 Diperbarui: 29 Maret 2024   18:16 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Kemunculan Gerakan Perempuan dan Misi Memperjuangkan Hak-Hak Hidup Perempuan

Gerakan perempuan di Indonesia telah mengalami evolusi yang panjang dan beragam sepanjang sejarah. Pada awalnya, gerakan perempuan di Indonesia dimulai sebagai bagian dari gerakan nasionalis yang berjuang untuk kemerdekaan dari penjajahan kolonial Belanda. Perempuan seperti Kartini menjadi tokoh sentral dalam perjuangan ini, memperjuangkan hak-hak pendidikan dan kebebasan bagi perempuan.

Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, gerakan perempuan mengalami perkembangan lebih lanjut, dengan organisasi-organisasi seperti Gerakan Wanita Indonesia (GERWANI) yang didirikan pada tahun 1950-an. Meskipun GERWANI secara aktif terlibat dalam perjuangan kemerdekaan, tetapi kemudian dianggap sebagai ancaman oleh pemerintahan Orde Baru dan dilarang pada tahun 1965.

Selama periode Orde Baru, gerakan perempuan mengalami tantangan besar karena pembatasan otoritarian terhadap kebebasan bersuara dan berkumpul. Namun, gerakan ini tetap hidup melalui organisasi non-pemerintah dan aktivis perempuan yang memperjuangkan hak-hak perempuan, termasuk hak kesehatan reproduksi, pendidikan, dan kesetaraan gender.

Setelah jatuhnya rezim Orde Baru pada tahun 1998, gerakan perempuan kembali mengalami kemajuan yang signifikan dengan semakin aktifnya partisipasi perempuan dalam politik dan munculnya organisasi-organisasi baru yang fokus pada isu-isu perempuan. Misalnya, Undang-Undang Kesetaraan Gender yang disahkan pada tahun 2004 merupakan salah satu tonggak penting dalam perjuangan kesetaraan gender di Indonesia.

Meskipun demikian, tantangan masih ada, terutama dalam hal diskriminasi gender, kekerasan terhadap perempuan, dan ketimpangan akses terhadap sumber daya. Gerakan perempuan terus berjuang untuk mencapai kesetaraan gender yang sejati dan memastikan bahwa suara dan kepentingan perempuan diakui dan dihormati dalam semua aspek kehidupan di Indonesia.

2. Latar Belakang Munculnya Gerakan Perempuan Di Indonesia

(https://premium.historia.id/article-premium/perempuan-di-masa-orde-baru)
(https://premium.historia.id/article-premium/perempuan-di-masa-orde-baru)

Gerakan perempuan di Indonesia memiliki latar belakang sejarah yang kaya dan kompleks, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor politik, sosial, dan budaya. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi munculnya gerakan perempuan adalah kondisi kolonialisme Belanda yang membatasi hak-hak perempuan dan memperlakukan mereka secara tidak adil. Pada masa kolonial, terutama pada abad ke-19, akses perempuan terhadap pendidikan terbatas dan mereka sering kali hanya dianggap sebagai penopang rumah tangga.

Pada awal abad ke-20, munculah tokoh-tokoh seperti Raden Ajeng Kartini yang memperjuangkan hak-hak perempuan, terutama hak untuk mendapatkan pendidikan yang setara dengan laki-laki. Kartini dan gerakan perempuan awal lainnya membuka jalan bagi kesadaran akan pentingnya pendidikan dan kesetaraan gender di kalangan perempuan Indonesia.

Perkembangan politik di Indonesia juga memainkan peran penting dalam mendorong gerakan perempuan. Selama perjuangan kemerdekaan, perempuan berperan aktif dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan kolonial Belanda. Setelah kemerdekaan pada tahun 1945, perempuan diharapkan untuk berperan dalam membangun negara baru, meskipun mereka masih menghadapi berbagai tantangan dalam mendapatkan kesetaraan dan pengakuan dalam masyarakat yang masih sangat patriarkal.

Selama periode Orde Baru di bawah pemerintahan Soeharto, gerakan perempuan mengalami tantangan besar karena adanya pembatasan terhadap kebebasan bersuara dan berkumpul. Namun, pada saat yang sama, periode ini juga menyaksikan pertumbuhan organisasi non-pemerintah dan kelompok aktivis perempuan yang berjuang untuk hak-hak perempuan.

Munculnya gerakan perempuan modern di Indonesia lebih terfokus pada isu-isu seperti kesetaraan gender, kekerasan terhadap perempuan, hak reproduksi, dan partisipasi politik perempuan. Organisasi-organisasi perempuan, LSM, dan individu-individu terus berjuang untuk mencapai kesetaraan gender yang lebih besar dan mengakhiri segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan di Indonesia.

3. Rekam Jejak Munculnya Beberapa Gerakan Perempuan di Indonesia Sejak Era Orde Lama hingga Reformasi

(https://historia.id/historiografis/articles/organisasi-perempuan-dalam-sejarah-indonesia-Dwr8x)
(https://historia.id/historiografis/articles/organisasi-perempuan-dalam-sejarah-indonesia-Dwr8x)


Gerakan perempuan di Indonesia telah mengalami evolusi yang signifikan sepanjang sejarah, dari masa Orde Lama hingga masa Orde Reformasi. Berikut adalah beberapa gerakan perempuan yang signifikan selama periode tersebut:

1) Gerakan Kartini: Gerakan Kartini pada awal abad ke-20 merupakan gerakan awal perempuan di Indonesia yang memperjuangkan hak-hak pendidikan dan emansipasi perempuan. Raden Ajeng Kartini, tokoh sentral gerakan ini, memperjuangkan hak-hak perempuan untuk mendapatkan pendidikan yang setara dengan laki-laki dan kebebasan untuk mengembangkan potensi mereka.

2) Partai Wanita Indonesia (PWI): PWI didirikan pada tahun 1928 sebagai organisasi politik yang memperjuangkan hak-hak perempuan, termasuk hak pilih perempuan. Organisasi ini memainkan peran penting dalam memperjuangkan hak-hak perempuan di tingkat politik.

3) Gerakan Wanita Indonesia (GERWANI): GERWANI didirikan pada tahun 1950-an sebagai organisasi yang terlibat dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda. GERWANI berkomitmen untuk memperjuangkan hak-hak perempuan dan memainkan peran penting dalam pembangunan nasional.

4) Pergerakan Mahasiswa Indonesia (PMI): PMI adalah gerakan mahasiswa yang aktif selama masa Orde Lama dan Orde Baru. Meskipun tidak secara khusus berfokus pada isu-isu perempuan, banyak anggota PMI yang terlibat dalam perjuangan untuk kesetaraan gender dan hak-hak perempuan.

5) Kelompok Aktivis Perempuan: Selama masa Orde Baru, kelompok aktivis perempuan semakin berkembang, memperjuangkan isu-isu seperti kesetaraan gender, hak reproduksi, dan penanggulangan kekerasan terhadap perempuan. Organisasi-organisasi seperti Kalyanamitra dan Solidaritas Perempuan menjadi terkenal karena peran mereka dalam memperjuangkan hak-hak perempuan.

6) Peran Perempuan dalam Reformasi: Selama masa Reformasi pada akhir tahun 1990-an, perempuan berperan penting dalam perjuangan untuk demokrasi dan hak asasi manusia. Perempuan aktif terlibat dalam demonstrasi dan gerakan sosial yang memperjuangkan reformasi politik dan sosial di Indonesia.

Gerakan-gerakan tersebut mencerminkan keragaman upaya perempuan Indonesia dalam memperjuangkan hak-hak mereka sepanjang sejarah, dari masa kolonial hingga zaman modern. Meskipun dihadapkan pada tantangan dan hambatan, gerakan perempuan terus bertahan dan berperan penting dalam memajukan hak-hak perempuan dan kesetaraan gender di Indonesia.

#SalamLiterasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun