e) Upaya Mempertahankan Hak-hak Asasi Manusia: Oposisi sering kali muncul sebagai bentuk perlawanan terhadap pelanggaran hak asasi manusia oleh pemerintah. Kekhawatiran terhadap penindasan politik, kemerdekaan berpendapat yang terbatas, atau penggunaan kekuasaan secara sewenang-wenang dapat mendorong individu atau kelompok untuk menjadi oposisi.
f) Ambisi Politik dan Pemilihan Umum: Terkadang, kelompok atau individu menjadi oposisi sebagai bagian dari strategi politik untuk mencapai kekuasaan melalui proses pemilihan umum. Mereka menggunakan perbedaan pendapat sebagai platform untuk mendapatkan dukungan publik dan meraih kemenangan dalam pemilihan.
Penting untuk dicatat bahwa oposisi dapat berkembang dan berubah seiring waktu, dan beberapa faktor di atas dapat saling terkait dalam mendorong seseorang atau kelompok untuk mengambil peran sebagai oposisi politik.
Lantas, haruskah ada pihak atau kelompok oposisi dalam suatu negara?
Oposisi berperan sebagai wakil bagi kelompok atau individu yang mungkin tidak sepenuhnya terwakili oleh pemerintahan yang berkuasa. Dengan memberikan suara kepada kelompok minoritas atau pandangan yang mungkin berseberangan dengan mayoritas, oposisi memberikan perlindungan terhadap hak-hak dasar dan kepentingan semua warga negara.
Selain itu, oposisi menjadi katalisator perubahan positif dengan menyediakan alternatif kebijakan dan solusi terhadap isu-isu yang dihadapi oleh negara. Persaingan ide antara pemerintah dan oposisi menciptakan lingkungan politik yang dinamis dan inovatif, mendorong terciptanya kebijakan yang lebih baik dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Dalam sistem politik yang demokratis, keberadaan oposisi dianggap sebagai elemen penting. Ada beberapa alasan mengapa suatu negara sebaiknya memiliki oposisi:
Checks and Balances: Oposisi berfungsi sebagai penyeimbang terhadap kekuasaan pemerintah yang berkuasa. Dengan memiliki kekuatan oposisi, sistem politik dapat menciptakan mekanisme checks and balances yang dapat mencegah penyalahgunaan kekuasaan dan memastikan bahwa keputusan pemerintah dipertimbangkan secara matang.
Pluralisme dan Representasi: Keberadaan oposisi mencerminkan keragaman pandangan dalam masyarakat. Dengan adanya oposisi, sistem politik dapat lebih mewakili berbagai kelompok dan lapisan masyarakat, sehingga keputusan yang diambil mencerminkan spektrum luas nilai, kebutuhan, dan keinginan.
Kontrol dan Akuntabilitas: Oposisi memainkan peran kunci dalam memantau kinerja pemerintah. Kritik dan pengawasan oposisi membantu mengidentifikasi ketidakberesan, kebijakan yang tidak efektif, atau perilaku korup. Hal ini dapat meningkatkan tingkat akuntabilitas pemerintah terhadap publik.